Setelah Kami Kalah
Pidato Ketua Umum

Setelah Kami Kalah

Grace Natalie
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia

Hasil quick count lembaga kredibel memperlihatkan bahwa rakyat Indonesia telah mengambil keputusan. Sambil menunggu real count sebagai standard konstitusional — kita sudah bisa mengambil kesimpulan mengenai hasil pemilu kali ini.

Pertama, Calon Presiden PSI yakni Pak Jokowi dan Kyai Ma’ruf telah memenangkan pemilihan presiden dengan selisih sekitar sepuluh persen.

Kami sebagai partai pendukung Pak Jokowi merasa gembira atas hasil ini. Kami siap menjadi partner Pak Jokowi menjalankan program-program kerakyatan yang akan meningkatkan kesejahteraan rakyat.

Kedua, menurut quick count, PSI mendapat 2%. Dengan perolehan itu PSI tidak akan berada di Senayan lima tahun ke depan.

Kami telah berjuang dengan apa yang kami bisa. Tidak, kami tak akan menyalahkan siapa-siapa. Kader kami, pengurus PSI, Caleg kami, telah bekerja keras siang dan malam meyakinkan rakyat. Tapi inilah keputusan rakyat melalui mekanasime demokrasi yang harus kami terima dan hormati.

Tidak ada penyesalan. Sama sekali tidak ada penyesalan atas setiap tetes keringat dan air mata yang jatuh selama membangun partai ini. Kami, anak-anak muda PSI telah terlibat dalam sebuah perjuangan yang bagi kami sangat luar biasa.

Kami berterima kasih karena di tengah apatisme politik, kami berhasil membuktikan bahwa orang mau berkontribusi: menyumbang uang, membantu mencetak alat peraga kampanye, menyumbang tenaga, pikiran, bahkan meninggalkan pekerjaan mereka demi berjuang bersama PSI. Kepada mereka semua, kami mengucapkan terima kasih.

Saya meminta kawan-kawan pengurus dan caleg tidak putus asa — dan tetap menjaga suara kita. Meskipun kandas melewati  parliamentary threshold di level nasional, tapi saya yakin bahwa akan banyak kawan-kawan yang berpeluang mendapatkan kursi di DPRD provinsi dan kabupaten kota. Ini adalah modal politik yang harus kita rawat.

Perlu dicatat, perolehan PSI 2% atau sekitar 3 juta suara. Ini adalah suara rakyat yang harus diperhitungkan. Meskipun PSI tidak masuk parlemen suara kalian akan tetap kami perjuangkan. Kami akan bekerja sama dengan civil society dan teman-teman media — untuk memperjuangkan aspirasi kalian.

Tak ada suara terbuang, tak ada suara yang sia-sia. Setiap suara dukungan anda kepada PSI — akan dicatat dan diperhitungkan sebagai statement tentang keberanian: suara rakyat yang menginginkan perbaikan parlemen dan partai politik.

Saya ucapkan terima kasih kepada sekitar 3 juta rakyat Indonesia yang telah mempercayai PSI. Kita akan terus memperjuangkan nilai-nilai yang kita yakini. Terima kasih juga kepada puluhan ribu donatur yang telah menyisihkan dana untuk membantu partai ini bergerak.

Kepada teman-teman partai lain yang lolos ke DPR, kami mengucapkan selamat. Selamat bekerja, dan semoga amanah menjalankan tanggungjawab. Kami bersama masyarakat akan ikut mengawasi.

Kepada anda sekitar tiga juta pemilih PSI, saya mengajak agar segera mendaftarkan diri menjadi anggota melalui https://psi.id/menjadi-anggota/ atau datang ke kantor PSI terdekat. Kita segera mengkonsolidasikan diri.

Kepada seluruh kader, pengurus, dan simpatisan — setelah ini kita akan mengatur kembali rencana ke depan. Terima kasih atas perjuangan kalian yang sangat membanggakan. Kita akan terus bergerak. Saya yakin itu — karena saya tak pernah meragukan kecintaan kalian kepada negeri ini.

PSI akan kembali menyapa rakyat. Bukan lima tahun lagi, tapi besok!

We shall return, soon!

 

Sekarang atau Tidak Sama Sekali
Pidato Ketua Umum

Sekarang atau Tidak Sama Sekali

*Pidato Ketua Umum PSI Grace Natalie di Festival 11, JIExpo Kemayoran, 11 April 2019

Selamat malam Jakarta

Selamat malam Indonesia

Terima kasih. Selamat datang di puncak Festival 11 PSI, kepada seluruh pengurus, caleg, dan kader PSI yang hadir di sini, atau menyimak melalui siaran langsung di sosial media.

Malam ini, adalah malam penting yang akan menentukan agenda perbaikan politik kita masa depan.

Saya ingin mengucapkan terima kasih dan salut kepada kalian semua anak-anak muda yang berani berkorban terjun ke politik dan bergabung bersama PSI. Kalian adalah anak-anak muda yang keluar dari zona nyaman, memenuhi panggilan sejarah untuk menyelamatkan masa depan kita semua.

Kalianlah ujung tombak sebuah misi yang sejak awal selalu dipandang sebelah mata, dianggap “mission impossible”. Tapi kalian telah melewati ujian sulit: mendirikan dan meloloskan partai ini hingga bisa ikut pemilu — yang syaratnya paling sulit di dunia.

Partai ini berdiri pada saat orang mulai kehilangan harapan pada partai dan wakil mereka di parlemen. Tapi itulah alasan kita berdiri. Kita ingin mengembalikan kepercayaan, harapan, dan kesadaran bahwa politik terlalu penting untuk ditinggalkan, bahwa kekuasaan harus diperjuangkan untuk kepentingan bersama. Bahwa perbaikan politik itu bukan sesuatu yang mustahil.

Memulihkan kepercayaan kepada politik dan demokrasi adalah upaya kita menyelamatkan masa depan bangsa ini dari ancaman terbesar persatuan kita — dari ideologi ekstrim, ideologi intoleran, ideologi yang menawarkan ilusi tentang kemuliaan tapi sesungguhnya hanya akan membawa kehancuran sebagaimana kita lihat di Irak dan Suriah.

Saya ingin menegaskan sekali lagi bahwa PSI berdiri di atas asas Nasionalisme, dan akan memperjuangkan prinsip-prinsip kebangsaan. Partai ini adalah antitesis terhadap partai agama yang hanya memperjuangkan kepentingan kelompoknya sendiri.

Kami ingin membendung kekuatan yang ingin mengubah wajah Indonesia. Partai Solidaritas Indonesia akan berjuang untuk mempertahankan keragaman negeri ini!

Bro and sis yang saya cintai,

Saat ini, kita bangsa Indonesia sedang berdiri di persimpangan. Kita diberi pilihan berupa dua jalan — dua skenario — Indonesia masa depan.

JALAN NOMOR SATU adalah jalan yang akan membawa kita menuju Indonesia yang demokratis, stabil, dan sejahtera. Jalan yang fondasinya sedang dipersiapkan oleh Pak Jokowi lewat pembangunan infrastruktur,l besar-besaran, dengan skala yang belum pernah kita lihat sebelumnya sejak Republik berdiri.

Price Waterhouse Coopers (PWC) memprediksi pada 2050, Indonesia akan menjadi kekuatan ekonomi nomor empat dunia. Indonesia hanya ada di bawah RRT, India, US. Bayangkan, kemungkinan itu HANYA berjarak tigapuluh satu tahun dari sekarang.

Ini adalah skenario yang bisa terjadi dengan syarat: Indonesia tetap stabil dan demokratis.

Skenario ini bisa musnah kalau kita memilih JALAN NOMOR DUA.

Jalan nomor dua adalah jalan yang gelap — jalan penuh onak. Masa depan yang suram di mana negeri ini terperangkap oleh konflik SARA, di mana pertikaian antar kelompok tidak ada habisnya sebagaimana terjadi di Irak, Suriah, dan Afghanistan. Sebuah skenario yang sangat mungkin terjadi karena gejalanya sudah muncul di sekeliling kita.

Lembaga jajak pendapat telah memberi peringatan: masyarakat kita semakin tidak toleran. Dan situasi ini ditunggangi oleh kekuatan politik yang bersedia menggunakan berbagai cara untuk meraih kekuasaan. Kekuatan politik gelap yang dikelilingi kelompok ekstrim, kelompok intoleran.

Inilah “Unholy Alliance”, aliansi kotor antara politisi yang bersedia melakukan apa saja demi kekuasan — yang berselingkuh dengan kelompok fasis yang merasa paling suci dan benar. Kelompok yang ingin mengganti NKRI dengan ideologi lain. Inilah skenario, JALAN NOMOR DUA.

Saya ingin bertanya, di hadapan dua pilihan tadi, kita akan pilih jalan nomor berapa?

Kita pilih jalan nomor berapa?

Jalan nomor berapa?

Siapa yang akan bisa membawa kita di JALAN NOMOR SATU?

Kalau kita ingin JALAN NOMOR SATU, tak ada cara lain selain “GAS POLLL” Pak Jokowi!

Kita sudah punya Presiden yang jujur, pekerja keras, dan profesional. Negeri ini hanya perlu dorongan untuk berlari lebih cepat. Pak Jokowi perlu partner yang bersedia bekerja sama kerasnya dengan beliau, yang sama-sama masih bersih, yang sama-sama punya komitmen profesional sebagaimana beliau. PSI siap menjadi partner Presiden Jokowi 2019-2024!

Bro and Sis yang saya banggakan

Kehadiran pemain baru selalu akan membawa perubahan positif. Dalam dunia bisnis, sports, dan bidang kehidupan lain, kedatangan pemain baru akan memperbaiki mutu kompetisi. Memaksa pemain lama memperbaiki diri agar tidak kalah dalam persaingan.

Kehadiran PSI dalam perpolitikan Indonesia — harus dilihat dalam konteks itu. Dalam semangat untuk memperbaiki mutu persaingan politik.

Bro and Sis, dan semua yang menyaksikan siaran langsung pidato ini,

Usaha PSI memperbaiki mutu DPR dimulai dari proses seleksi Calon Anggota Legislatif. Kami mengundang panelis independen seperti Pak Mahfud MD, Pak Bibit Samad Riyanto, Ibu Mari Pengestu, Ibu Betty Alisjahbana, Mas Goenawan Mohamad, bang Ade Armando, Teh Neng Dara Affiah, Mbak Henny Supolo dan sejumlah tokoh nasional lainnya untuk menyeleksi caleg.

Proses seleksi itu kami siarkan LIVE di sosial media agar publik bisa ikut menilai kualitas — termasuk mengajukan keberatan jika caleg itu bermasalah.

Jika kelak terpilih, kami sudah menyiapkan sebuah mekanisme untuk mengontrol anggota dewan. Untuk memastikan mereka benar-benar bekerja bagi kepentingan publik.

Dalam kesempatan ini, izinkan saya mengajukan tawaran solusi PSI untuk mendorong transparansi DPR. APLIKASI SOLIDARITAS — inovasi PSI memanfaatkan kemajuan teknologi, memungkinkan publik ikut mengontrol kinerja angggota DPR

Lewat aplikasi ini, anggota legislatif melaporkan apa yang mereka kerjakan setiap hari. Memungkinkan konstituen memantau dan menilai kinerja para legislator. Bila tidak puas, rakyat berhak memecat mereka semudah memberi bintang satu kepada pengemudi transportasi online, yang buruk kinerja dan perilakunya.

Aplikasi ini obat agar anggota DPR tidak bolos.

Aplikasi ini booster agar anggota DPR kerja lebih keras.

Obat agar mereka tidak tidur di ruang sidang

(Simulasi Aplikasi Solidaritas di layar)

Semoga penggunaan inovasi teknologi untuk transparansi politik ini akan diikuti oleh teman-teman senior kami dari partai lain.

Bro and Sis yang sedang berjuang,

Perbaikan politik bukan sesuatu yang mustahil. Syaratnya adalah keberanian.

Ada ungkapan terkenal: kita tidak bisa melakukan hal yang sama berulang-ulang sambil mengharapkan hasil yang berbeda. Kalau ingin hasil yang berbeda, maka kita harus menempuh cara yang lain. Kalau anda ingin perbaikan DPR, maka anda harus memilih sesuatu yang baru. Partai Solidaritas Indonesia adalah satu-satunya jalan yang tersedia saat ini, bagi kita semua yang ingin melihat perubahan di parlemen.

Inilah satu-satunya kesempatan untuk melihat presiden terbaik Indonesia, bekerjasama dan ditemani anak-anak muda yang fresh, yang bersih, dan kreatif dalam memecahkan persoalan.

Bersama Pak Jokowi dan PSI, kita akan menuju Indonesia yang modern, kuat, dan maju. Bukan negara yang terbelakang karena konflik suku dan agama, yang membuat ekonomi hancur, dan anak-anak muda kehilangan harapan.

Bagi PSI — Pak Jokowi bukan petugas partai. Beliau adalah Presiden rakyat yang harus dibela serius secara politik, bukan malah dirongrong untuk meminta jabatan ini itu.

PSI tidak akan pernah menjadi PARTAI PENDUKUNG RASA OPOSISI. PSI akan menjadi partai utama pendukung Jokowi di Senayan yang terdepan menghadapi serangan, fitnah hoax, dan politisasi agama yang dibuat oposisi.

Saya ingin mempertegas pernyataan Sekjen PSI beberapa hari lalu, bahwa PSI tidak akan pernah berkoalisi dengan PKS di semua Pemilihan Umum Kepala Daerah!

Bro and Sis yang saya hormati,

Kami sudah mencoba menawarkan sebuah debat politik yang sehat, dengan menggugat posisi partai Nasionalis.

Tapi tak ada tanggapan atas pertanyaan kami:

Kenapa masih korupsi?

Kenapa mencalonkan koruptor?

Kenapa diam melihat intoleransi?

Sebaliknya pidato itu dibalas oleh berbagai hoax, yang intinya menyebut bahwa memilih PSI adalah buang-buang suara.

Saya ingin tegaskan, yang namanya buang-buang suara adalah memilih mereka yang selama ini sudah terbukti suka bolos di DPR, yang masih korupsi, yang bungkam melihat intoleransi dan diskriminasi di depan mata. Memilih mereka kembali, ITULAH SEBENARNYA YANG BUANG-BUANG SUARA.

Ada juga hoax bahwa sistem Sainte Lague akan membuat suara PSI hangus. Padahal kenyataannya, sistem ini justru menguntungkan partai baru seperti PSI karena efektif mengkonversi dukungan menjadi satu kursi parlemen.

Yang kita butuhkan pada 17 April adalah KEBERANIAN dari 194 juta rakyat Indonesia untuk mendukung sebuah ide baru bernama Partai Solidaritas Indonesia.

Kita butuh keberanian. Keberanian sebagaimana yang pernah ditunjukkan oleh masyarakat Solo pada Pilkada 2005, heroisme warga Jakarta di Pilkada 2012, dan keberanian rakyat Indonesia pada Pemilihan Presiden 2014.

Bayangkan, kalau dulu rakyat Solo, Jakarta, dan Indonesia tidak memberi kesempatan kepada Pak Jokowi, mungkin kita tidak akan pernah menyaksikan lahirnya presiden terbaik Indonesia sepanjang sejarah Republik!

Bro and Sis, serta seluruh rakyat Indonesia yang selama ini kecewa pada politik

PSI sadar Golput lahir karena kekecewaan terhadap politik. Terhadap partai yang selama ini abai. Bagi PSI suara Golput penting dan berharga karena itu adalah sebuah cermin. Cara kita berkaca untuk menilai kekurangan yang ada pada diri kita. Konon, lawan debat adalah teman terbaik dalam berpikir.

Kami tentu saja masih berharap kalian berubah pikiran. Tapi, seandainya pun tidak, kami akan tetap memperhitungkan dan mendengarkan suara kalian. Jika kelak lolos ke DPR, kami ingin bekerjasama dengan dengan kalian untuk menjawab keresahan bersama kita.

Bro and Sis yang berjuang memperbaiki keadaan,

Kita tidak boleh kehilangan harapan pada politik. Memang tidak semuanya bisa memenuhi ekspektasi, tapi bukankah Demokrasi menyediakan instrumen untuk menghukum atau memberi reward — lewat pemilihan umum. Jika kecewa pada pilihan anda yang lama, jangan pilih lagi! Beri kesempatan kepada yang baru, beri kesempatan kepada PSI!

Kita punya kesempatan merebut masa depan: sekarang atau tidak sama sekali!

Saat ini kita sedang bertarung melawan Goliath. Partai ini — PSI — BUKAN Daud. Kami hanyalah batu kecilnya. Rakyat Indonesia-lah Daud-nya. Apakah batu kecil ini akan mampu menumbangkan Goliath? Tergantung apakah rakyat Indonesia, mau melemparkan batu kecil ini untuk menumbangkan Goliath. Pakailah kami sebagai alat anda untuk menumbangkan praktik politik lama, yang selama ini menyandera kita semua.

Partai ini hanya butuh 7 juta dari total 194 juta pemilih — untuk lolos DPR. Saya percaya akal sehat itu masih ada.

Saya meminta dengan sangat, dukungan anda semua — rakyat Indonesia.

Pada tanggal 17 April nanti, kita akan bangun pagi. Pakai baju putih terbaik kalian, dandan yang kece, dan sambil bercermin bilang: kita akan merebut masa depan!

Mana Solidaritasmu? Aku PSI

PSI? Menang

PSI? Menang

PSI? Menang, Menang, Menang

Salam Solidaritas, selamat malam!

“Beda Kami — PSI — dengan Partai Lain”
Pidato Ketua Umum

“Beda Kami — PSI — dengan Partai Lain”

PIDATO  POLITIK KETUA UMUM

PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA GRACE NATALIE

Medan, 11 Maret 2019

Selamat malam Medan? Bagaimana kabar? Horas!

Selamat datang kepada Pengurus, Angggota, Caleg, dan Simpatisan Partai Solidaritas Indonesia, serta anda yang menyaksikan siaran ini melalui televisi nasional dan sosial media.

Selamat datang di Festival 11.

Pidato saya malam ini adalah tentang “Beda Kami — PSI — dengan Partai Lain”.

Saya akan cerita sedikit tentang alasan kenapa partai ini berdiri. Empat tahun, lalu saya bersama Ketua DPP lainnya mengambil sebuah keputusan besar dalam hidup kami. Anak-anak muda yang tak punya latar belakang politik — memutuskan mengambil pilihan yang tak  pernah kami bayangkan pernah ada dalam proyeksi karir kami.

Keputusan masuk ke dunia politik pada saat mayoritas orang Indonesia tidak suka — bahkan membenci partai politik dan parlemen — jelas bukan pilihan karir yang menarik.

Bertahun-tahun, kami dan jutaan orang Indonesia lain, berharap partai politik menjadi lebih baik. Penantian yang tidak pernah terjadi!

Negeri yang korup, dengan persoalan intoleransi yang akut, bukanlah sebuah tempat masa depan yang kami bayangan. Kami — dan generasi di bawah kami — tidak ingin hidup di negeri di mana uang pajak dicuri secara sistematis, di mana orang tak bisa menjalankan ibadah dengan tenang, negeri di mana orang bisa seenaknya menyebarkan kebencian SARA secara terbuka. Tidak, bukan seperti itu masa depan yang kami bayangkan!

Bro and Sis yang berani terjun ke politik untuk memperbaiki masa depan,

Kita adalah generasi politik baru yang segar — yang tidak ada kaitannya dengan Orde Lama maupun Orde Baru! Kami tidak ingin mengulangi kesalahan mereka!

Kami memasuki politik dengan kesadaran penuh. Kesadaran bahwa kita — Indonesia — punya peluang besar untuk jadi negara maju, dan satu-satunya cara memastikan itu terjadi adalah dengan menyelamatkan negeri ini dari para PENCOLENG uang rakyat, dari para FASIS yang merasa dirinya paling suci dan maha benar, sehingga merasa berhak mendiskriminasi orang lain yang berbeda keyakinan.Apakah kita akan biarkan politik dikuasai para pencoleng?

Apakah kita akan biarkan politik dikuasai para fasis?

Sejarah telah menuliskan takdir: PSI akan menjadi PENGGANGGU kenyamanan partai-partai lama. Kita akan MENGGANGGU tidur siang panjang para politisi yang hanya bekerja lima tahun sekali!

PSI BUKAN ANAK MANIS. Grace Natalie bukan cuma yang bilang: sudah, sudah?

“THE REAL GRACE NATALIE” adalah yang berdiri di sini — di podium ini — menggugat  Tuan dan Puan yang sudah terlalu nyaman duduk dan lupa tugas politik kalian. Kepada mereka — politisi zaman old — pesan saya: SUDAH, SUDAH CUKUP!

Bro and Sis di Medan, dan menyaksikan ini melalui siaran TV Nasional dan Sosial Media,

PSI sebetulnya tidak perlu berdiri jika Partai Nasionalis mengerjakan pekerjaan rumahnya.

Kita rakyat Indonesia bahkan tidak berharap mereka bekerja dengan cara yang hebat atau luar biasa. Kita cuma berharap mereka tidak korupsi, kita cuma berharap partai nasionalis tidak diam, apalagi mendukung perda-perda diskriminatif!

Kepada partai lain — baik di BPN termasuk juga yang ada dalam koalisi TKN, kami mohon maaf. Meskipun kita berada dalam perahu yang sama — yang akan membawa Pak Jokowi kembali menang — tapi bukan berarti kita tidak memiliki perbedaan.

PSI adalah sebuah gagasan baru dalam politik Indonesia, yang mendasarkan diri pada semangat membangun politik yang bersih, politik yang bekerja melayani rakyat, politik yang terbuka.

PSI — sebagaimana Jokowi — adalah antitesa dari praktik politik lama!

Bagaimana mungkin disebut partai Nasionalis, kalau diam-diam menjadi pendukung terbesar Perda Syariah?

Silakan baca “The Politics of Shari’a Law”  yang ditulis Michael Buehler, Guru Besar Ilmu Politik Nothern Illinois University, yang dari penelitiannya menyimpulkan bahwa PDI Perjuangan dan Golkar terlibat aktif dalam merancang, mengesahkan, dan menerapkan Perda-perda Syariah di seluruh Indonesia. Penelitian Robin Bush juga menyimpulkan hal yang sama.

Ini bukan saya lho yang bilang. Saya hanya membacakan kesimpulan riset ilmiah.

Kepada teman-teman partai Nasionalis, sudah saatnya kita mengajukan pertanyaan-pertanyaan kritis:

Kemana kalian ketika rumah Ibu Meliana dibakar pada saat anak-anaknya ada di dalamnya? Apa yang kalian lakukan ketika Meliana justru divonis bersalah dua tahun penjara? Kenapa cuma PSI yang mengirim kader menemui Ibu Meliana? Kenapa hanya Sekjen PSI Raja Juli Antoni — yang menjenguk Ibu Meliana di penjara, pada 5 Februari lalu! Hanya saya, Ketua Umum partai yang datang menjenguk Ibu Meliana pagi ini.

Kenapa kalian bungkam, ketika pada 27 September lalu, tiga gereja disegel di Jambi karena adanya ancaman dan desakan massa. Hanya PSI yang mengecam!

Sedang apa kalian ketika 13 Januari lalu terjadi persekusi atas jemaat GBI Philadelpia yang sedang beribadah di Labuhan Medan? Kenapa hanya PSI yang memprotes?

Mana suara Partai Nasionalis lain ketika pada 17 Desember, nisan kayu salib dipotong dan prosesi doa kematian seorang warga Katolik ditolak massa. Cuma Sekjen PSI yang menyampaikan kecaman!

Lagi-lagi, hanya PSI yang pada 12 Oktober lalu mendesak polisi mengusut peristiwa teror atas upacara sedekah laut di Bantul, Jogjakarta.

Saya ingin bertanya lebih jauh,

Kenapa Partai Nasionalis di Senayan ikut mengambil inisiatif meloloskan RUU Pesantren dan Pendidikan Agama di Prolegnas? Saya tegaskan: PSI tidak keberatan soal pengaturan pesantren!

Kami mempersoalkan rancangan ini karena berpotensi membatasi sekolah minggu, yang selama ini diatur secara otonom oleh gereja. Lolosnya RUU ini melukai rasa keadilan umat Kristiani. Saya jadi bertanya-tanya: kenapa partai nasionalis dan Islam moderat abai dan tega meloloskan rancangan ini?

Mana suara Partai Nasionalis ketika 1 Maret lalu, NU membuat rekomendasi bersejarah untuk tidak menggunakan istilah “kafir” kepada kelompok non-Muslim? Bukankah ini keputusan penting untuk menghapus praktik diskriminasi? Kenapa cuma PSI yang mengapresiasi NU? apa sikap Partai Nasionalis lain? Kenapa takut bersuara? atau kalian memang tidak perduli?

Bro and Sis semua,

Persatuan Nasional tidak cukup ditegakkan dengan hanya meneriakkan kata “Merdeka” sebelum berpidato. Saya tidak akan pernah berteriak merdeka sebelum semua warga negara betuul-betul merdeka beribadah. Saya tidak akan berteriak merdeka sampai rakyat Indonesia bebas dari persekusi!

Kepada kawan-kawan sesama partai Nasionalis saya ingin bertanya: untuk apa kalian memasukkan KORUPTOR sebagai Calon Anggota Legislatif kalian?

Kenapa kalian, Partai Nasionalis, tidak menjatuhkan sanksi kepada angggota kalian yang rutin bolos, dan membuat ruang sidang DPR melompong?

Kepada kalian, saya sekali lagi bertanya: kepentingan Nasional macam apa yang sedang kalian perjuangkan?

Itulah alasan kenapa PSI berdiri.

Kami hanya ingin memastikan masa depan kami — dan 265 juta rakyat Indonesia — tidak jatuh ke tangan Koruptor!

Kami ingin memastikan Indonesia tidak jatuh ke tangan para Fasis yang bertindak sewenang-wenang atas nama Tuhan!

Kami ingin ikut memastikan wakil-wakil yang duduk di DPR adalah orang-orang yang akan berjuang agar segala ancaman atas masa depan kita bersama itu tidak terjadi!

Itulah alasan kenapa kita masuk politik. Itulah alasan kenapa PSI berdiri. Itulah alasan kenapa partai ini harus lolos ke parlemen!

Hanya PSI, satu-satunya partai yang sejak awal TIDAK MENCALONKAN KORUPTOR!

Hanya PSI yang calegnya diuji oleh para tokoh independen dan berintegritas seperti Pak Mahfud MD, Pak Bibit Samar Rianto, Ibu Marie Elka Pangestu dan tokoh-tokoh lainnya. Seleksi yang ketat telah menghasilkan para caleg berkualitas.

Hari ini, Majalah Tempo merilis 6 calon anggota legislatif pilihan mereka. 2 dari 6 adalah Caleg PSI.

Saya ingin minta Bro Azmi Abubakar, Caleg PSI dari Dapil Banten 3 berdiri…

Juga Bro Dr. Surya Tjandra, Caleg PSI dari Dapil Jatim 5…

Saya ingin yakinkan rakyat Indonesia beginilah kualitas caleg-caleg PSI!

Bro and Sis yang menyaksikan siaran ini,

Ada satu hal yang masih kurang dari proses Pemilu kali ini. Publik kehilangan kesempatan untuk melihat kontestasi ide diantara 16 partai politik.

Kita tidak tahu, apa beda visi dan misi partai-partai nasionalis dalam pemberantasan korupsi? Apa posisi mereka dalam isu poligami? Apa yang akan mereka lakukan bila ada penutupan gereja? Apa tindakan mereka menghadapi persekusi terhadap Ahmadiyah, Syiah, serta kelompok-kelompok adat dan penghayat? Rakyat berhak mendengar!

Kami berharap KPU, civil society atau media massa memfasilitasi debat antar partai agar publik bisa menilai kualitas dari partai yang akan mereka dukung.

Bagi kami debat ini penting untuk memastikan kualitas DPR mendatang tidak lebih buruk.

Saya ingin mengutip kesimpulan Forum Masyarakat Peduli Parlemen Indonesia FORMAPPI, yang mengatakan bahwa kinerja DPR 2018 – 2019 adalah yang terburuk sepanjang sejarah reformasi. Dari 50 — hanya lima RUU — yang disahkan DPR. Kita patut bertanya: Apa yang mereka kerjakan sepanjang tahun?

Bro and Sis yang akan berjuang melawan arus ketidaknormalan politik negeri ini.

PSI adalah partai untuk orang-orang yang ingin Indonesia menjadi negara besar, modern, dan maju — bukan menjadi negara terbelakang karena konflik sektarian, bukan menjadi negara yang medioker karena korupsi dan salah kebijakan.

PSI ingin mengembalikan cita-cita para “Founding Fathers” yang ingin membangun Indonesia modern.

Kami membayangkan masa depan Indonesia yang maju, sebuah kemungkinan yang sebetulnya terbuka di depan mata, kalau kita berhasil memperbaiki partai politik dan parlemen.

Kami sungguh tak ingin menyia-nyiakankan kesempatan emas di depan mata ini. Kami cuma ingin negeri ini maju.

Saya tidak ingin lagi saudara-saudara saya, anak-anak saya, tidak bisa beribadah karena tidak diizinkan mendirikan rumah ibadah.

Bro and Sis semua,

Kita masih punya cukup waktu mengetuk pintu rumah dan pintu hati rakyat agar pada tanggal 17 April rakyat memenangkan Jokowi dan memilih PSI. Survei-survei dari lembaga kredibel menunjukan elektabiltas PSI membaik.

Dalam waktu tersisa, sampaikan bahwa kita PSI, berbeda dengan Partai Nasionalis lainnya.

Bersama PSI kita akan kubur istilah mayoritas dan minoritas; pribumi dan non pribumi. Semua setara.

Hanya PSI yang akan setia berjuang dengan rakyat demi kebebasan beragama dan beribadah. Agar tidak akan ada lagi penutupan paksa rumah ibadah di negeri ini!

Saya percaya, itu semua adalah landasan kuat menuju Indonesia yang maju.

Apakah kita siap menjadi negeri yang maju dan modern?

Apakah siap memperbaiki politik?

Mana Solidaritasmu?

Terima kasih

Salam Solidaritas

Musuh Utama Persatuan Indonesia
Pidato Ketua Umum

Musuh Utama Persatuan Indonesia

**Pidato Ketua Umum PSI Grace Natalie di Festival 11 Yogyakarta, Senin 11 Februari 2019.

 

Assalamualaikum, Shalom, Om swastiastu, Namo Buddhaya, Salam Damai

Salam Solidaritas!

Apa kabar Jogja?

Kangen saya sama kota ini

Selamat datang di Festival 11 Jogjakarta, kepada seluruh pengurus, kader, dan simpatisan Partai Solidaritas Indonesia!

Izinkan saya menyampaikan pidato politik yang saya beri judul “Musuh Utama Persatuan Indonesia”

Banyak yang bertanya kepada saya: “Kenapa PSI selalu bicara tentang isu-isu sensitif?”

“Kenapa PSI menolak Perda Injil dan Perda Syari’ah yang diskriminatif?”

“Tidakkah sebaiknya PSI hanya bicara tawaran kebijakan saja, ketimbang masuk ke isu-isu sensitif?”

Bro and Sis yang saya cintai,

Ada baiknya kita menyegarkan kembali ingatan tentang dasar-dasar perjuangan PSI, tentang alasan kenapa partai ini harus berdiri.

Lebih dari empat tahun lalu, PSI didirikan atas kecemasan terkait MELUASNYA INTOLERANSI di negeri ini. Itulah alasan kenapa salah satu PERJUANGAN POKOK PSI adalah melawan intoleransi.

Pembiaran penyerangan atas kelompok yang berbeda keyakinan, penutupan tempat ibadah, meluasnya ceramah kebencian, lama-lama menjadi sesuatu yang kita anggap biasa. Inilah fenomena berbahaya yang disebut aktivis peneliti perempuan Sandra Hamid sebagai “NORMALISASI INTOLERANSI”.

Gejala dimana masyarakat semakin menganggap intoleransi sebagai sesuatu yang normal akibat meluasnya kampanye kultural yang mengajak orang hanya berpikir secara biner: hitam – putih. Kaum kita – musuh kita.

Dan menghadapi gelombang yang semakin besar itu, kaum Nasionalis-Moderat di partai politik, lebih memilih cara aman, agar lolos dari stigma anti umat, demi kepentingan elektoral semata.

Tidak ada protes dari satu partai politikpun — kecuali PSI — ketika ada perayaan keagamaan diserang, ketika ada tempat ibadah ditutup paksa, ketika massa membakar rumah di mana Ibu Meliana sedang berada di dalamnya. Ke mana mereka ketika Ibu Meliana dimasukkan ke penjara?

Tidak cukup suara menentang itu semua, karena kita mulai menganggapnya sebagai hal biasa. Inilah NORMALISASI INTOLERANSI!

Apakah kita akan diam saja melihat ini semua terjadi?

Bro and Sis yang saya cintai,

Prioritas pertama yang harus kita selesaikan hari ini — menurut PSI — adalah melawan segala bentuk ancaman bagi persatuan kita.

Ancaman itu datang dalam beragam bentuk: ada yang ingin mengganti NKRI, ada yang ingin mengganti keberagaman dengan fahamnya sendiri dengan menyelundupkan regulasi diskriminatif.

PSI percaya bahwa untuk menyelesaikan persoalan ini harus ada pengakuan diri bahwa ada masalah besar yang sedang mengancam PERSATUAN INDONESIA.

Konsep kewarganegaraan — citizenship — mengandaikan semua warga negara setara. Tidak ada dikotomi MAYORITAS dan MINORITAS. Tidak ada PRIBUMI dan NON-PRI. Tidak ada warga negara KELAS SATU dan KELAS DUA. Semua sama dan setara sebagai WARGA NEGARA INDONESIA.

Salah satu hak dasar, dijamin Pasal 28 E: “Setiap orang bebas memeluk agama dan beribadat menurut agamanya…”

Hak beragama dan beribadat menurut keyakinan dijamin oleh konstitusi kita!

Tapi ironisnya, laporan Komisi Nasional Hak Asasi Manusia 2017 justru mengungkapkan, salah satu persoalan hak asasi paling menonjol selama lima tahun terakhir — adalah terkait tindakan melarang, merusak, atau menghalangi pendirian rumah ibadah.

Peraturan Bersama Menteri mengenai Pendirian Rumah Ibadah — menurut Komnas HAM — pada praktiknya membatasi prinsip kebebasan beragama. Aturan itu justru dipakai untuk MEMBATASI bahkan MENCABUT hak konstitusional dalam hal KEBEBASAN BERIBADAH.

SETARA Institute mencatat, selama sebelas tahun terakhir terjadi TIGARATUS TUJUHPULUH DELAPAN gangguan terhadap rumah ibadah di seluruh Indonesia.

Situasi semakin memburuk karena pejabat, birokrat, dan politisi daerah, memanfaatkan menguatnya sentimen SARA dengan cara “meng-entertain” sikap intoleran masyarakat, dengan cara mengeluarkan kebijakan yang dianggap bisa MENYENANGKAN UMAT TERTENTU SAJA. Mereka juga cari aman ketika berhadapan dengan kelompok intoleran yang mengerahkan massa untuk menolak pendirian rumah ibadah.

Saya ingin menegaskan kembali, bila partai ini diberi amanah, maka PSI akan berjuang agar TIDAK ADA LAGI PENUTUPAN RUMAH IBADAH SECARA PAKSA!

PSI bertindak dan berbicara atas dasar Konstitusi. Kami ingin hak-hak dasar ini dipenuhi dan dijalankan secara penuh — tanpa syarat!

Bro and Sis yang akan memperjuangkan Konstitusi,

Jogja ini selalu bikin kita kangen. Itu mungkin yang membuat penyair Joko Pinurbo bilang “Jogja terbuat dari rindu, pulang, dan angkringan”.

Kita selalu ingin kembali ke kota ini karena ia menyimpan identitas kita — identitas Indonesia yang hidup dalam diri kita — dalam bentuk kesenian, tradisi, dan kuliner Nusantara. Itulah yang selalu mendorong kita untuk kembali “Pulang” ke Jogjakarta, seperti lagu KLA Project.

Tapi sebagaimana terjadi di kota-kota lain, kelompok intoleran juga mencoba merusak ketenangan Jogja.

Intoleransi tidak hanya mengancam kita yang masih hidup, bahkan yang sudah matipun menjadi sasaran.

Pertengahan Desember lalu, sebuah nisan kayu salib dipotong di Kotagede Jogjakarta, dan prosesi doa kematian gagal dilakukan karena mendapat penolakan massa.

Kelompok Intoleran juga menyasar upacara adat. Oktober tahun lalu, upacara “Sedekah Laut” sebagai ekspresi rasa syukur — yang dilaksanakan nelayan Pantai Baron dan Kukup di Tanjungsari, Gunungkidul, DISERANG dan DITEROR oleh sekelompok orang yang menganggap upacara adat itu sesat.

Kelompok adat, penganut kepercayaan yang ribuan tahun hidup dalam damai di bumi Nusantara, kini menjadi sasaran kebencian. Dituduh sesat, dipersekusi, dan mengalami diskriminasi sosial.

Hari ini, tepat setahun yang lalu, Gereja Santo Lidwina Bedog di Sleman, diteror. Seorang pemuda dengan samurai menghancurkan isi gereja, melukai pastor, dan jamaat yang sedang khusyuk beribadah.

Inilah cermin persoalan besar kita hari ini.

Bro and Sis yang akan berjuang melawan intoleransi,

Partai Solidaritas Indonesia akan menjadi sayap politik kaum Nasionalis, kaum Moderat, yang ingin mengembalikan toleransi di negeri ini.

Kami percaya, kampanye toleransi harus diwujudkan dalam bentuk gerakan politik parlementer.

Di tingkat nasional, PSI akan mendorong “DEREGULASI Aturan mengenai Pendirian Rumah Ibadah”. PSI akan mendorong PENGHAPUSAN Peraturan Bersama Menteri Mengenai Pendirian Rumah Ibadah.

Aturan terkait masalah ini harus dikembalikan kepada konstitusi — dalam hal ini Pasal 28 E, yang menjamin kebebasan beragama dan beribadah.

Kedua, PSI akan mencegah lahirnya undang-undang atau peraturan daerah diskriminatif.

Ketiga, kami akan mendorong aparat keamanan serta birokrasi agar lebih tegas dalam menghadapi kasus intoleransi.

Itulah tawaran PSI untuk mengatasi persoalan intoleransi.

Siapkah kita — PSI — berjuang menegakkan hak kebebasan beribadah?

Bro and Sis yang ada di Jogja dan di seluruh Nusantara,

Persatuan dan ide Nasionalisme Indonesia hari ini tidak cukup hanya dibangun dengan melap-lap warisan lama.

Nasionalisme PSI tidak akan dibangun dengan cara mewajibkan orang menyanyikan lagu “Indonesia Raya” sebelum menonton film di bioskop.

Nasionalisme, bagi PSI harus didirikan diatas politik yang bersih. Karena kami percaya persatuan nasional harus dibangun atas dasar “TRUST”.

Kepercayaan tidak akan pernah tumbuh di atas politik yang korup. Selama anggota DPR masih korup, selama itu pula rakyat akan sulit percaya kepada politik.

Bagaimana mungkin orang akan bersatu jika ia merasa dikhianti — kalau uang pajaknya secara sistematis dicuri, dikorupsi oleh orang yang mengaku sebagai wakilnya?

Nasionalisme kita harus didirikan atas dasar perlawanan terhadap kaum intoleran.

Bro and Sis yang akan bersama merawat negeri.

Ancaman terbesar bagi Persatuan Indonesia hari ini, datang dari dua arah:

Pertama dari KAUM INTOLERAN, yang setiap hari menjajakan kebebencian, menghalang-halangi bahkan menyerang orang untuk menjalankan keyakinannya.

Kedua adalah para KORUPTOR yang melemahkan gerakan persatuan, membuat kita: Kaum Nasionalis-Moderat tidak percaya satu sama lain.

Jadi kalau ada orang menyebut dirinya Nasionalis, tapi di belakang masih mencuri uang rakyat. Mereka lebih pantas kita sebut: NASIONALIS GADUNGAN!

NASIONALIS GADUNGAN adalah orang-orang yang mengaku nasionalis tapi ikut meloloskan perda-perda agama yang diskriminatif. NASIONALIS GADUNGAN ADALAH kekuatan politik tengah yang bungkam, diam seribu bahasa ketika Ibu Meliana dipersekusi. NASIONALIS GADUNGAN tidak bersuara ketika rumah-rumah ibadah ditutup. NASIONALIS GADUNGAN adalah partai-partai yang mengaku nasionalis tapi rutin mengirim kader-kader mereka ke KPK karena mengkorupsi uang rakyat.

Apakah kita akan menjadi nasionalis gadungan?

Apakah kita akan menjadi nasionalis gadungan?

Apakah kita akan menjadi nasionalis gadungan?

Bro and Sis di Jogja, dan yang menyaksikan pidato ini melalui televisi nasional dan sosial media

Belakangan banyak kampanye negatif yang ditujukan kepada PSI. Mengatakan bahwa memilih PSI sama saja buang-buang suara — jika partai ini tidak lolos ke parlemen.

Sebagai jawaban saya ingin balik bertanya:

Apakah kita puas dengan partai politik yang ada sekarang?

Apakah partai politik yang ada sekarang telah bekerja keras menjamin kebebasan beribadah?

Apakah mereka turun tangan membela, ketika ada orang yang dipersekusi karena keyakinannya?

Atas dasar itulah, kita harus mulai berpikir bahwa mempertahankan “Politik Status Quo” justru SEBUAH BENTUK PENGHAMBUR-HAMBURAN SUARA!

Berbagai survei terakhir memperlihatkan bahwa elektabilitas PSI terus bergerak naik. Para Caleg, kader, dan simpatisan kami terus bergerak di darat. Mengetuk dari pintu ke pintu, meyakinkan bahwa Indonesia perlu sebuah perbaikan politik.

Bahwa kaum Nasionalis-Moderat perlu suntikan darah segar. Sebuah fraksi baru di parlemen, untuk menemani kelompok Nasionalis-Moderat yang sudah ada, agar lebih berani dan tegas dalam menegakkan persatuan.

Terakhir saya ingin menyitir kutipan puisi yang disukai Sutan Sjahrir “Hidup yang tidak dipertaruhkan, tidak akan pernah dimenangkan”.

Kata-kata yang mengajak orang untuk berani mengambil sebuah langkah baru. Meninggalkan zona nyaman, yang sebetulnya merupakan sebuah jebakan jalan buntu.

Tak akan ada yang sia-sia. Satu suara anda akan sangat berharga: menentukan arah masa depan kita semua.

Siap pasang badan melindungi rumah ibadah?

Siap membendung normalisasi intoleransi?

Siap menyingkirkan Nasionalis Gadungan?

PSI untuk Persatuan Indonesia!

PSI untuk melawan musuh-musuh Persatuan Indonesia.

 

Mana Solidaritasmu?

Mana Solidaritasmu?

Mana Solidaritasmu?

 

Salam Solidaritas!

 

Politik Akal Sehat, Politik Kaum Muda
Pidato Ketua Umum

Politik Akal Sehat, Politik Kaum Muda

PIDATO AWAL TAHUN 2019

KETUA UMUM PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA

Assalamualaikum, Shalom, Om swastiastu, Namo Buddhaya, Wei Dei Dong Tian

Sampurasun, salam Solidaritas!

Kumaha Bandung, damang?

Selamat datang kepada Bro and Sis semua: para pengurus, anggota, dan simpatisan PSI, serta seluruh rakyat Indonesia yang menyaksikan Festival Sebelas melalui siaran langsung di sosial media dan TV Nasional.

Izinkan saya membuka awal 2019 dengan menyampaikan pidato yang saya beri judul “Politik Akal Sehat, Politik Kaum Muda”.

Bro and Sis yang saya hormati,

Ada gejala politik yang sangat mengkhawatirkan. Fenomena munculnya politik yang didirikan di atas PANGGUNG KEPALSUAN dan KEBOHONGAN, dengan narasi FITNAH dan PRASANGKA. Tontonan bernama: THE PRABOWO SHOW!

Saya ingin mengajak kita semua mengingat kembali — adegan demi adegan — kebohongan The Prabowo Show!

Juli 2018, Prabowo DUA KALI MELONTARKAN TUDUHAN TANPA DASAR. Ia menyebut selama lima tahun terakhir, kurang-lebih 50% rakyat Indonesia tambah miskin. FAKTANYA: Data BPS menunjukkan bahwa jumlah orang miskin pada Maret 2018 adalah 25,95 juta jiwa, atau 9,82 persen. JUMLAH ORANG MISKIN INDONESIA SAAT INI ADALAH YANG TERENDAH SEPANJANG SEJARAH INDONESIA MERDEKA!

Lalu Prabowo menyorot BUMN dengan menyatakan bahwa saham Pertamina sebagian sudah dijual diam-diam, bahwa Garuda, PLN, dan Perusahaan Gas Negara bangkrut, bahwa BRI banyak utang. FAKTANYA: nilai aset BUMN tiga tahun terakhir naik duaribu tujuhratus triliun rupiah dan tercatat bahwa laba BUMN keseluruhan meningkat terus setiap tahunnya!

September 2018, Calon Presiden Nomor 02 mengatakan, Indonesia terancam jadi negara miskin selamanya. FAKTANYA: Sejak 2003 kita sudah masuk NEGARA BERPENGHASILAN MENENGAH bahkan diproyeksikan akan menjadi negara berpenghasilan menengah atas pada 2024 nanti. Bukan lagi negara miskin!

Oktober 2018, Prabowo TIGA KALI BERBOHONG ketika mengatakan 99 persen rakyat Indonesia hidup pas-pasan, bahkan sangat sulit. FAKTANYA: limapuluh dua juta orang atau dua puluh dua persen penduduk Indonesia masuk golongan kelas menengah. Klaim Prabowo tersebut bahkan sudah dibantah oleh Bank Dunia sendiri!

Pada bulan Oktober pula, foto Ratna Sarumpaet dengan wajah penuh lebam beredar. Usai menjenguk, Prabowo menyatakan — yang menimpa Ratna Sarumpaet adalah bentuk intimidasi karena sikap politiknya.

Belakangan Ratna Sarumpaet — setelah polisi membeberkan fakta-fakta kasus ini — akhirnya mengaku DIBISIKI OLEH SETAN ENTAH DARIMANA, sehingga ia BERBOHONG, mengaku dipukuli. Bahwa faktanya: muka dia lebam karena OPERASI PLASTIK!

Lagi-lagi Prabowo melontarkan tuduhan palsu ketika menyebut bahwa INDEKS ketimpangan ekonomi Indonesia 0,454. FAKTANYA, per Maret 2018 gini ratio kita berada diangka 0,389.

Desember 2018, Prabowo menyebut Indonesia adalah negara miskin seperti Rwanda dan Haiti di Afrika. FAKTANYA: PDB Haiti dan Rwanda jauh dibawah kita. Ketimpangan dan pengangguran di sana juga jauh diatas Indonesia.

Satu hal pak Prabowo, Haiti terletak di benua Amerika. Entah kalau Pak Prabowo sudah memerintahkan tim pemenangan untuk memindahkannya ke Afrika!

Akhir 2018, Calon Presiden 02 membuat gaduh ketika melemparkan tuduhan beracun: bahwa selang cuci darah Rumah Sakit Cipto Mangunkusumo dipakai hingga 40 kali. Tuduhan kosong, karena lagi-lagi tidak bisa dibuktikan!

Kebohongan demi kebohongan juga dilontarkan oleh Calon Wakil Presiden 02, SANDIAGA UNO, ketika ia menyebut bahwa tempe kini hanya berukuran setipis ATM, bahwa uang seratus ribu hanya cukup untuk membeli bawang dan cabe, bahwa harga nasi ayam di Jakarta lebih mahal ketimbang Singapura. Ada dua kemungkinan: Sandiaga tidak menguasasi data lapangan atau memang ia sengaja BERBOHONG.

Sandiaga juga mengatakan bahwa pemerintah seharusnya tidak berhutang untuk membangun infrastruktur. Sandiaga mengklaim perusahaannya tidak berhutang samasekali ketika membangun Tol Cipali. FAKTANYA: perusahaan Sandi berhutang pada konsorsium bank. Untuk yang ini, Sandiaga jelas BERBOHONG!

Saya heran, bagaimana tokoh politik dengan enteng menyebar kebohongan berkali-kali, dan samasekali tidak menyesal!

Saya ingin bertanya: Apakah kita mau dipimpin tokoh politik seperti itu?

Teori terkenal tentang PROPAGANDA menyebut bahwa KEBOHONGAN yang diucapkan terus menerus, lama-lama akan diterima sebagai sebuah KEBENARAN. Mungkin taktik inilah yang sedang dijalankan.

Hari ini kita mendengar kejutan lain. Pasangan 02 Prabowo-Sandi ingin mengubah visi dan misi sebagai kandidat. Bagi saya ini menakjubkan. Ibarat sebuah bus yang menjual tiket ke Bandung, lalu di tengah jalan, supir dan kondektur tiba-tiba mengumumkan kepada para penumpang “Mohon maaf ada sedikit perubahan, bus ini tidak jadi ke Bandung. Kita akan ke Bukittinggi”.

Bro and Sis yang saya cintai,

Ada ungkapan, jika kita membuka pintu dan jendela, tak hanya udara segar. Lalat dan nyamuk juga akan ikut masuk.

Itulah yang kita rasakan hari ini. Udara kebebasan kita dikotori oleh hoax, sumpek oleh SARA, akibat ulah para POLITISI yang menyebarkan kebohongan dan prasangka TANPA MALU-MALU!

TIDAK ADA ETIKA POLITIK SAMA SEKALI!!!

Ironisnya, mereka berlindung di balik kebebasan berpendapat. Padahal mereka sama sekali tidak percaya Demokrasi. Kita bersyukur bisa bicara bebas.

Dulu, pada masa Orde Baru — jangankan memfitnah apalagi menyebar kebencian — bahkan menyampaikan kebenaran pun, kita bisa DIPENJARA bahkan DICULIK!

Tapi kini mereka berkampanye akan mengembalikan Indonesia ke era Orde Baru. Mereka menggunakan hukum untuk memenjara orang lain dengan tuduhan menista kelompok. Perhatikanlah, betapa diantara mereka ada kelompok yang ingin membubarkan Indonesia dan menggantinya dengan faham lain yang bertentangan dengan konstitusi dan cita-cita pendiri Republik!

Mereka adalah para DEMAGOG yang sejatinya tidak pernah percaya bahwa manusia punya hak berbicara, bahwa orang tidak boleh dikurangi haknya dalam berkespresi dan berkeyakinan.

Bro and Sis semua,

Dihadapan fakta-fakta tadi, apakah kita harus DIAM?

Apakah kita akan BUNGKAM menyaksikan kebohongan MERAJALELA?

Apakah PSI hanya akan duduk manis hingga demokrasi kita hancur?

Partai Solidaritas Indonesia percaya, obat terbaik melawan kebohongan dan hoax adalah dengan menyebarkan sebanyak mungkin KEBENARAN. Ruang sosial media tidak boleh jatuh ke tangan para PEMBOHONG, TUKANG FITNAH, dan PENYEBAR HOAX!

Itulah alasan kenapa PSI tidak akan pernah diam.

Itulah alasan kita mengolok-olok politisi yang gemar menyebar kebohongan dengan memberi mereka penghargaan.

Kita ingin memperlihatkan bahwa politik kotor akan selalu mendapatkan perlawanan dari kita kaum muda!

Bro and Sis di seluruh Indonesia,

Salah satu korban fitnah dan politisasi SARA, adalah Basuki Tjahaja Purnama, yang akan bebas dua pekan lagi.  Orang yang berjasa memajukan Jakarta, JUSTRU DIJEBLOSKAN KE PENJARA lewat politisasi SARA. Partai Solidaritas Indonesia adalah partai yang didirikan diatas semangat yang dihidupkan Basuki Tjahaja Purnama. Kepada Pak Ahok, saya dan teman-teman PSI mengucapkan selamat menghirup udara kebebasan. Kami anak-anak PSI akan selalu mendukung, mendoakan, dan terus menjaga api yang telah dinyalakan Basuki Tjahaja Purnama.

Bro and Sis yang saya banggakan,

Demokrasi akan bekerja maksimal ketika orang mempunyai informasi yang lengkap dan benar. Hoax, fitnah, dan politik kebohongan menghasilkan informasi yang bias, asimetris, dan menjauhkan orang dari akal sehat.

Jika akal sehat menjauh, maka masa depan kita dipastikan bakal suram. Dan kita anak-anak muda yang akan jatuh menjadi korban pertama.

Apakah ada masa depan jika Indonesia dipimpin oleh pembohong?

Apakah kita akan bisa bekerja dengan tenang jika isu SARA merajalela?

Bro and Sis yang akan berjuang menegakkan akal sehat,

Bandung adalah kota kreatif. Kota pelajar, tempat empat anak-anak muda terbaik menimba ilmu sambil bereksperimen dengan ide-ide kreatif yang kelak akan menjadi tren.

Tempat ini akan menjadi barometer pertumbuhan ekonomi kreatif Indonesia!

Saya bermimpi, suatu hari nanti PURE SATURDAY dan BURGERKILL digemari anak-anak muda London!

Saya bermimpi denim MISCHIEF akan tampil di Paris Fashion Week!

Saya bermimpi animasi anak-anak Bandung diputar di Netflix!

Dan semua mimpi itu sangat mungkin kita realisasikan!

Untuk mewujudkan itu, PSI menawarkan sejumlah langkah. Jika kelak diberi kepercayaan, partai ini akan memperjuangkan:

Pertama, meringankan pajak bagi kaum muda. Partai ini akan memperjuangkan penghapusan pajak penghasilan bagi para pekerja awal karir dan keluarga muda yang berpenghasilan dibawah Rp 15 juta. Anak-anak muda yang baru meniti karir dan keluarga muda perlu diberi kelonggaran agar mereka lebih semangat dalam bekerja.

Kedua, PSI akan memperjuangkan INTERNET GRATIS bagi pelajar dan mahasiswa untuk keperluan pendidikan. Partai ini akan mendorong agar pemerintah mennyediakan internet gratis di ruang publik seluruh Indonesia. Setiap desa harus menjadi Desa Digital, di mana warga bisa mengakses internet gratis di Alun-alun atau Kelurahan. PSI akan mendorong digitalisasi dunia pendidikan: membagikan tablet — untuk menggantikan fungsi buku — bagi para pelajar dan mahasiswa.

Ketiga, PSI ingin meningkatkan skill anak muda dengan memperjuangkan anggaran BEASISWA untuk SATU JUTA anak muda dalam bidang industri kreatif, agar Indonesia punya lebih banyak animator, video editor, game developer, dan berbagai jenis profesi pendukung ekonomi kreatif lainnya. Selain itu, PSI akan memperjuangkan alokasi dana BEASISWA untuk DUA JUTA kursus industri pariwisata — sektor yang dalam tahun-tahun ke depan akan berkembang dan menjadi penghasil devisa utama kita.

Keempat, PSI akan mendorong pengakuan atas profesi baru seperti Youtuber, Influencer, Gammer, dan lain-lain agar bisa dicantumkan dalam kolom profesi KTP. Pengakuan ini penting agar anak-anak muda yang menggeluti profesi baru ini bisa mengajukan kredit pinjaman ke bank untuk mengembangkan usahanya.

Kelima, PSI akan mendorong pembangunan SATU gedung kesenian, olahraga, dan bioskop di setiap Kabupaten/ Kota.

Itulah tawaran PSI untuk memajukan anak muda Indonesia.

Bro and Sis semua,

Kepada anak–anak muda yang mendengarkan pidato ini, saya mengajak anda bergabung dalam barisan AKAL SEHAT.

Mana Solidaritasmu?

Hoax? Lawan!

Politik SARA? Lawan!

Kebohongan? Lawan!

Salam Solidaritas!

KEADILAN UNTUK SEMUA, KEADILAN UNTUK PEREMPUAN INDONESIA
Pernyataan Sikap DPP PSI Pidato Ketua Umum

KEADILAN UNTUK SEMUA, KEADILAN UNTUK PEREMPUAN INDONESIA

Pidato Politik Akhir Tahun 2018
Grace Natalie
Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia

———–

Assalamualaikum, salam sejahtera, om swastiastu, namo budaye

Bro and Sis di Surabaya, Jawa Timur dan seluruh Indonesia. Salam solidaritas!

Izinkan saya menyampaikan pidato akhir tahun yang saya beri judul “Keadilan untuk Semua, Keadilan untuk Perempuan Indonesia”

Belum pernah dalam hidup, saya begitu tergetar mendengar lagu “Indonesia Raya”. Entah kenapa dua tahun terakhir, saya sering merasa terharu ketika mendengar atau menyanyikan Indonesia Raya. Ada perasaan cinta yang semakin besar, sekaligus rasa cemas melihat apa yang terjadi atas negeri ini.

Orang menyebut ini adalah abad ketersinggungan, sebuah abad yang penuh amarah. Masa ketika politik dipenuhi oleh prasangka yang tumbuh subur akibat meluasnya hasutan dan ujaran kebencian.

Penelitian Cherian George memperlihatkan, ketersinggungan ini adalah hasil REKAYASA para “ENTERPRENEUR KEBENCIAN” yang memproduksi hasutan dan menyebarkan syak wasangka untuk mendorong timbulnya PERASAAN PALSU seolah-olah kelompok dihina, seolah-olah ada serangan dari luar, yang pada gilirannya membangkitkan perasaan teraniaya, perasaan ketidakadilan, menciptakan suasana ketersinggungan dan amarah.

REKAYASA ketersinggungan yang sebetulnya tak lebih dari cara kotor untuk menyingkirkan lawan politik sambil menempatkan diri sebagai pahlawan pembela kelompok, yang pada akhirnya itu semua tak lebih dari sebuah cara kotor meraih kekuasaan.

Begitulah rasa ketersinggungan DIREKAYASA. Begitulah cara politik kebencian bekerja.

Hasutan kebencian ini tersebar melalui sosial media dalam bentuk HOAX. Informasi palsu yang sengaja dibuat menyerupai kebenaran.

Hoax yang merajalela akan menenggelamkan AKAL SEHAT. Memperkuat POLITIK IDENTITAS, POLITIK PERKAUMAN. Itulah ancaman terbesar bagi persatuan kita hari ini.

Bro and Sis yang saya hormati,

Perempuan seringkali menjadi target para “ENTERPRENEUR KEBENCIAN”.

Saya termasuk orang yang menjadi sasaran. Beberapa bulan lalu, sebuah akun Instagram menyebar fitnah keji yang mengatakan saya pernah melakukan hubungan terlarang dengan Ahok. Ia pikir saya akan mundur karena tekanan fitnah keji itu. Saya tantang ia memberikan bukti, dan hasilnya akun itu justru tutup!

Bulan lalu, setelah pidato politik saya yang menegaskan bahwa PSI tidak akan mendukung Perda berbasis Agama yang diskriminatif, para “Enterprenuer Kebencian” kembali menyerang.

Di grup Whatsapp dan sosial media, beredar foto saya yang telah DIEDIT dan DIPALSUKAN seolah-olah saya telanjang, sambil diberi komentar merendahkan. Wall saya dibanjiri komentar menyakitkan: “Grace itu aslinya perek yang terjun ke dunia politik. Politik kalau ditangani pelacur, habislah sudah!”. Masih ada ribuan serangan lain yang terlalu kasar dan kotor, sehingga tidak patut saya sampaikan di sini.

Pernahkah kalian bayangkan perasaan ibu saya, atau anak-anak saya, suami saya, jika komentar-komentar itu terbaca oleh mereka?

Apakah Bro dan Sis rela jika foto yang dimanipulasi dan diedarkan itu adalah ibu yang sangat Bro and Sis sayangi?

Apakah kalian akan diam jika foto itu adalah kakak atau adik perempuan yang sangat kalian cintai?

Tidak hanya saya, Caleg PSI dari Dapil Sumut III, Dara Adinda Nasution, beberapa waktu lalu menuliskan pelecehan yang ia alami melalui artikel di harian The Jakarta Post. Ia dihina sebagai pelacur, diminta melepaskan hijabnya karena dituduh sebagai kamuflase.

Kawan lainnya, Sis Susy Rizky, Caleg PSI dari Jabar VI , nomor teleponnya disebar di grup laki-laki iseng, sebagai perempuan bayaran. Setahun terakhir, Sis Susy memblokir ENAM RIBU nomor telpon yang mengganggu dirinya setiap malam.

Itulah resiko yang perempuan hadapi, ketika masuk ke politik, dan berani menyuarakan pendapat.

Untuk menanggapi serangan itu, kepada seluruh pengurus dan kader PSI saya instruksikan: jika lawan politik menyebar fitnah dan hoax, kita TIDAK BOLEH ikut-ikutan!

Ketika mereka memainkan POLITIK RENDAHAN, kader PSI justru harus meninggikan MUTU. Meningkatkan kualitas, belajar lebih banyak, perbaiki cara berargumen, turun ke basis-basis melanjutkan kerja perubahan, sambil terus berani mengatakan yang benar!

Apa yang kami alami ini tidak mudah, namun jauh lebih berat yang dialami para perempuan korban kekerasan.

Kita masih ingat Yuyun, gadis belia berumur 14 tahun yang tewas dibunuh secara keji setelah diperkosa oleh empatbelas pemuda.

Komnas Perempuan mencatat, setiap hari ada 35 perempuan mengalami kekerasan seksual. Setiap 2 jam, 3 perempuan diperkosa!

SATU dari TIGA PEREMPUAN Indonesia, pernah mengalami kekerasan. Dipukuli, diperkosa, atau disiksa oleh partner mereka.

Bro and Sis,
Kita tidak sedang menuntut agar perempuan diperlakukan lebih. Kita tidak ingin laki-laki lebih rendah dari perempuan. TIDAK!

Kita hanya ingin semua manusia diperlakukan sama.

Kita pasti tidak ingin ibu kita disakiti. Tidak ingin adik perempuan kita mendapat upah lebih rendah dari koleganya yang laki-laki. Kita pasti tidak rela kakak perempuan kita dilecehkan.

Kita percaya bahwa semua orang harus diperlakukan SETARA. Kita ingin laki-laki atau perempuan — ada kaitannya dengan kita atau tidak — SAMA-SAMA mendapatkan keadilan.

Bro and Sis yang sedang memperjuangkan keadilan,

Desember adalah bulan istimewa. Bulan yang baik untuk menyegarkan kembali komitmen kita kepada KEMANUSIAAN. 10 Desember adalah Peringatan Hari Hak Asasi Manusia. 22 Desember Peringatan Hari Ibu.

Izinkan saya mengutip kata-kata Raden Ajeng Kartini: “Gadis yang pikirannya sudah dicerdaskan, pandangannya sudah diperluas, tidak akan sanggup lagi hidup di dunia nenek moyangnya”.

Kartini, remaja yang dibesarkan dalam lingkungan feodal lebih dari satu abad lalu, telah memulai perjuangan penting menghapuskan diskriminasi terhadap perempuan.

Kini perempuan Indonesia mencatat sejumlah kemajuan. Perempuan Indonesia kini tampil memegang berbagai posisi terpenting di negeri ini.

Beruntung kita memiliki Presiden Jokowi yang memberi kepercayaan kepada perempuan.

Sri Mulyani dipercaya mengawal anggaran negara. Menteri Luar Negeri ditunjuk Ibu Retno Marsudi, Ibu Susi Pudjiastuti menjadi Menteri Kelautan, ada Ibu Rini Soemarno Menteri BUMN.

Di Surabaya, perempuan bernama Risma mempercantik kota. Dua pekan terakhir, “Sakura” Surabaya, bunga Tabebuya yang berwarna jambon, mekar dan berguguran, membuat kota ini begitu cantik. Membuat hati kita hangat dan bahagia.

Bro and Sis semua, begitulah seharusnya politik bekerja.

Tapi kita tidak boleh lupa,
Di tengah berbagai kemajuan, masih ada banyak perempuan mengalami KETIDAKADILAN.

Riset LBH APIK tentang poligami menyimpulkan bahwa pada umumnya, praktik poligami menyebabkan ketidakadilan: perempuan yang disakiti dan anak yang ditelantarkan.

Karena itu, PSI tidak akan pernah mendukung poligami. Tak akan ada kader, pengurus, dan anggota legislatif dari partai ini yang boleh mempraktikkan poligami.

Apakah kalian akan rela jika ibu kalian diduakan?

Apakah Bro and Sis rela jika kakak atau adik Bro and Sis dimadu?

Apakah Bro and Sis rela jika anak Bro and Sis menjadi istri kedua atau ketiga?

Tidak, kita pasti tidak rela!

PSI percaya, perjuangan keadilan, penghapusan diskriminasi harus dimulai dari keluarga, dari rumah.

Bro and Sis yang akan berjuang bersama PSI menegakkan keadilan,

PEREMPUAN — di PSI adalah INGRIDIENTS penting. Di tingkat pusat, 6 dari 9 Ketua Dewan Pimpinan Pusat, adalah perempuan.

Pada tingkat daerah, 42 persen pengurus PSI adalah perempuan. 45 persen Caleg DPR dan DPRD PSI adalah perempuan.

Penelitian di dunia memperlihatkan bahwa kehadiran perempuan di level pimpinan organisasi atau perusahaan, berkorelasi dengan produktivitas yang lebih tinggi. Bahwa salah satu alat ukur memprediksi kedamaian suatu negara tak cukup hanya dengan melihat kesejahteraan, demokrasi, atau keragaman etnis, tapi juga terkait tentang BAGAIMANA perempuan diperlakukan.

Lebih setengah penduduk Indonesia adalah perempuan. Dari total usia produktif, 55 persen perempuan, namun ironisnya hanya separuh yang bekerja. 36 juta perempuan memutuskan berhenti bekerja setelah menikah dan punya anak. Potensi inilah yang ingin PSI gali.

Partai ini akan berjuang membantu perempuan Indonesia untuk sekolah, bekerja, dan memaksimalkan potensi terbaik mereka.

Jika kelak lolos di parlemen, langkah yang akan kami lakukan adalah:

PERTAMA memperjuangkan diberlakukannya larangan poligami bagi PEJABAT PUBLIK di Eksekutif, Legislatif, dan Yudikatif, serta Aparatur Sipil Negara. Kami akan memperjuangkan revisi atas Undang-undang No.1 Tahun 1974, yang memperbolehkan poligami.

KEDUA, PSI akan memperjuangkan agar Rancangan Undang-undang Penghapusan Kekerasan Seksual — yang sudah dua tahun mandek di DPR — DISAHKAN menjadi sebuah payung hukum untuk melindungi dan memberikan bantuan ketika perempuan menjadi korban kekerasan.

Langkah KETIGA, kami akan mendukung kenaikan batas usia pernikahan menjadi 18 tahun. Agar tak ada lagi perempuan putus wajib belajar 12 tahun. Kami sadar, pendidikan yang rendah akan membuat perempuan sulit mendapat pekerjaan dan rentan jatuh ke jurang kemiskinan.

KEEMPAT, PSI ingin mendorong aturan yang memudahkan perempuan untuk bekerja, dengan mengalokasikan anggaran negara untuk mendirikan “tempat-tempat penitipan anak”. Perlu ada opsi pemberlakuan jam kerja fleksibel sesuai kebutuhan perempuan. Mendorong model “bekerja dari rumah” dengan memanfaatkan kemajuan teknologi. Tujuannya agar perempuan Indonesia tetap produktif.

KELIMA, kami ingin menyelenggarakan kursus dan menyiapkan inkubator bisnis kecil menengah untuk para ibu di setiap Kabupaten, agar skill mereka meningkat, dan kemudian mengintegrasikan potensi mereka ke e-commerce.

KEENAM, PSI ingin menyelenggarakan program nutrisi ibu hamil dan balita. “Smart Posyandu” untuk mendidik masyarakat soal kesehatan dan menjemput bola mendatangi warga yang tidak sempat ke Posyandu.

“Smart Puskesmas” menyediakan layanan pemeriksaan rutin sekaligus merangkap ambulan darurat. Untuk menekan angka kematian ibu melahirkan, akan disiapkan “Panic Button” agar petugas medis bisa segera datang ke lokasi jika diperlukan.

Bro and Sis teman seperjuangan,

Surabaya — Jawa Timur, bagi PSI adalah istimewa.

Dari Jawa Timur lahir tokoh bangsa, kampiun Islam moderat, seorang laki-laki monogami: Presiden Abdurrahman Wahid.

Dari tempat ini — selain Ibu Risma — lahir pemimpin daerah terbaik Indonesia.

Ibu Khofifah Indar Parawansa dan wakilnya, Emil Dardak — yang kami dukung — adalah pemimpin berkualitas.

Terpilihnya mereka, memperlihatkan atmosfer politik yang sehat, yang tidak dikotori kampanye kebencian suku dan agama.

Kita perlu memperluas POLITIK AKAL SEHAT ini agar menyebar ke seluruh Indonesia. Tidak hanya di Jawa Timur, tidak hanya di Surabaya!

Tahun ’45, Surabaya menjadi simbol perlawanan mempertahankan kemerdekaan Republik.

Kini, kota ini terasa semakin penting karena inilah BENTENG ISLAM MODERAT dan KAUM NASIONALIS. Inilah daerah di mana politik akal sehat mempunyai akar yang kuat.

Dari Surabaya, dari Jawa Timur, kita akan memulai perjuangan penting.

Mewujudkan Indonesia — menjadi tanah di mana perempuan diperlakukan setara.

Negeri di mana semua orang — tanpa memandang suku dan agama — bisa hidup berdampingan, bekerjasama membangun Indonesia menjadi negara yang modern dan kuat!

Tanah tempat keadilan berlaku untuk semua orang.

Ayo bergerak bersama PSI. Kita tegakkan keadilan! Keadilan untuk semua. Keadilan untuk perempuan Indonesia.

Wassalamualaikum

REPUBLIKANISME MILENIAL ; TERBUKA, PROGRESIF ITU KITA
Pidato Ketua Umum Siaran Pers

REPUBLIKANISME MILENIAL ; TERBUKA, PROGRESIF ITU KITA

PIDATO POLITIK KETUA UMUM DPP PSI
PENUTUPAN KOPDAR DPW PSI SELURUH INDONESIA

Jakarta, 9 April 2017

 

Salam Solidaritas!

Bro dan Sis, Pengurus PSI dari seluruh Indonesia, unsur pimpinan DPP PSI dan para undangan yang saya muliakan!

Kita sangat berbahagia hari ini, karena bersama kita telah hadir bersama kita, Bapak BASUKI TJAHAJA PURNAMA Calon Gubernur DKI Jakarta yang didukung penuh oleh PSI dalam Pilkada DKI Jakarta. Beberapa bulan yang lalu, dalam Survey Populi Center terdapat data yang menariik, bahwa diantara partai pendukung Pasangan Basuki-Djarot, hanya PSI yang menjadi partai politik yang mencapai tingkat dukungan 100%. Itu karena dalam logo PSI hanya ada dua warna merah dan putih. Karena begitulah PSI dilahirkan: merah perkataan maka merah perbuatan, putih cita-cita maka putih juga jalan perjuangan yang dipilih PSI.  Saya rasa pilihan PSI tidak salah, Jakarta ini hanya bisa dikelola jika pasangannya memiliki dua hal: Cahaya untuk menerangi dan Hidayah untuk keselamatan seluruh warganya. Maka tidak perlu jauh-jauh sudah ada dikertas suara, Basuki TJAHAJA Purnama dan Djarot Saiful HIDAYAT. Dengan bekal Cahaya dan Hidayah ini semoga mereka berdua bisa kembali menjabat Gubernur dan Wakil Gubernur DKI Jakarta.

Bro dan Sis para Pengurus PSI dari seluruh Indonesia,

Selamat datang di Jakarta. Setelah kerja keras dengan segala keterbatas dan suka duka. Merapihkan struktur berikut administrasinya, memperbaiki kantor, masuk dari satu pintu ke pintu yang lain, bicara dari satu orang ke orang yang lain agar bersedia mendukung dan menjadi anggota PSI yang masih baru ini. Kerja keras memang tidak pernah sia-sia, benar kata Pak Ahok, dalam politik “jika punya niat untuk rakyat banyak, kerja aja fokus jangan peduli dengan pencitraan, rakyat yang akan melihat dan menikmati hasilnya”

Pagi ini kita bisa merasakan atmosfir optimisme yang kuat. Optimisme kita adalah sebuah optimisme yang disandarkan pada material faktual yang kita mengerti detail dan sudah kita uji sendiri. Karena ada juga optimisme negative, dengan memanipulasi pikiran sendiri atas datangnya kemenangan, dan jika nanti terjadi kegagalan pasti kita sedang dicurangi. Optimisme  kita semua dari pusat hingga kecamatan, lahir dari keyakinan dan kerja keras. Betapa tidak, seluruh persiapan yang dibutuhkan untuk memenuhi syarat verifikasi KPU, kita lakukan dengan mata, telinga, tangan dan tenaga kita sendiri. Tidak hanya sekedar memenuhi persyaratan administrasi, namun PSI juga tetap menjaga identitasnya sebagai Partai Baru, Partai Perempuan, Partai Muda, Partai Masa Depan dan Partai Moderen.
Bro dan Sis Yang Berbahagia!

Wajarlah kiranya jika pagi ini, dengan segala syukur dan rasa bangga atas kerja keras kita semua, atas nama mereka yang dalam perjalanan pembangunan partai ini harus lebih dulu meninggalkan kita. Pagi ini, disaksikan Bapak Basuki Tjahaja Purnama, ijinkan saya untuk menerima kehormatan mewakili segenap struktur dan kader PSI dari seluruh Indonesia, bahwa Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan diri SIAP 100% untuk diverifikasi oleh Komisi Pemlihan Umum Republik Indonesia, untuk selanjutnya disahkan sebagai Peserta Pemilihan Umum 2019 yang akan datang.

Bro dan Sis dan undangan yang saya cintai,

Mungkin PSI masih partai kecil, anak muda yang sedang mencoba belajar untuk merangkai sebuah cerita politik, dimana narasi sejalan dengan retorika. Politik yang tidak hanya berhenti sebatas retorik, tapi terwujud dalam tindakan dan kebijakan. PSI mungkin tidak bisa mendukung secara materi yang besar pada kandidat yang didukungnya, tapi setidaknya mencoba memberikan semua yang terbaik yang dimiliki PSI untuk bekerja apa yang sudah dipilihnya. PSI mungkin masih sekumpulan anak muda tanpa pengalaman dan kemampuan silat politik yang tinggi, namun setidaknya PSI berupaya mendekatkan tindakan politiknya pada makna politik yang berdiri diatas nilai-nilai yang bertujuan mulia untuk kepentingan rakyat banyak. Praktek politik yang sama dengan apa yang kami baca pada Pembukaan UUD 1945, bahwa bernegara pada akhirnya adalah untuk memajukan kesejahteraan umum, mencerdaskan kehidupan bangsa, dan ikut melaksanakan ketertiban dunia yang berdasarkan kemerdekaan, perdamaian abadi dan keadilan sosial.

Bro dan Sis yang saya banggakan,

Begitulah kita di PSI menyandarkan gerakan politik pada nilai kebajikan dan keberpihakan pada keragaman. PSI juga memperkenalkan dirinya ke publik dengan tiga identitas “TERBUKA, PROGRESIF itu KITA.” Tiga kata yang akan terus mewarnai pilihan dan keberpihakan PSI di masa yang akan datang. TERRBUKA karena kita yakin bahwa dengan tradisi komunikasi yang setara, politik yang tidak berjarak dengan publik, politik yang merawat prinsip kritik oto kritik agar partai selalu berjalan dalam rel yang benar, akan membawa PSI sebagai partai modern yang inklusif dan senantiasa sejalan dengan jaman. PROGRESIF kita pilih karena PSI yakin bahwa stagnasi atau kenyaman dalam menikmati kemapanan adalah musuh utama kemajuan peradaban. Sejarah, kebudayaan dan ekonomi yang bergerak maju tidak boleh meninggalkan partai politik jauh dibelakang, justru PSI harus bisa selangkah lebih maju dari peradaban itu sendiri. PSI harus selalu menjadi jawaban dari persoalan-persoalan publik.

Bro dan Sis yang saya cintai,

Meskipun kita TERBUKA dan PROGRESIF, namun PSI juga sadar bahwa sebagai partai politik yang moderen, PSI tidak boleh meloncat melampaui kenyataan-kenyataan sosial dan ekonomi bangsa dan negara Indonesia. Karenanya PSI mencantumkan kata “ITU KITA” sebagai identitas ketiga. KITA disini bermakna Solidaritas, kebersamaan, perbedaan yang toleran satu dengan yang lain. Ringan sama dijinjing, berat sama dipikul. Berdiri sama tinggi duduk sama rendah. Saat dibelakang mendorong, saat didepan mencerahkan saat ditengah PSI harus bisa menggerakkan kekuatan terbaik rakyat dan bangsa ini untuk maju mencapai cita-cita kemerdekaannya.

Bro dan Sis yang saya cintai,

Terbuka, Progresif, itu Kita, harus menjadi semangat Republikanisme baru untuk merawat Demokrasi dan Kebhinnekaan di Negara Kesatuan Republik Indonesia yang kita cintai bersama. Republikanisme Baru yang selalu mengedepankan kepentingan publik, republikanisme yang menempatkan kebebasan dan hak asasi manusia sebagai poros inti roda pembangunan bangsa. Republikanisme baru yang digerakkan oleh solidaritas kaum milenial, PSI menyediakan diri untuk menggalang segenap kekuatan anak bangsa dalam usaha mencerdaskan kehidupan bangsa. Republikanisme Milenial yang membuat PSI memilih untuk membela dan mendukung Basuki-Djarot sebagai simbol keberpihakan pada kepentingan rakyat banyak,

Bro dan Sis yang saya banggakan,

Mari kita songsong verifikasi KPU 2017 dengan semangat dan Solidaritas Kaum Republikan baru, Kita harus percaya bahwa nilai yang kita usung berada pada koridor yang benar. Kita mungkin tidak bisa terlalu banyak basa-basi dan sekedar menebar janji, kami hanya mohonkan doa dan dukungan dari segenap rakyat Indonesia. Semoga rakyat Indonesia memberikan  kepercayaan kepada PSI pada Pemilu 2019 yang akan datang, agar kita bisa membuktikan bahwa politik yang kita bangun adalah politik yang diharapkan oleh seluruh lapisan bangsa dan rakyat Indonesia.

Semoga Tuhan memberkati perjuangan kita, Jayalah Republikanisme Indonesia, kita rebut masa depan yang lebih baik dan bermartabat, Solidaritas Indonesia, Lawan Korupsi, Lawan Intoleransi!

Salam Solidaritas!
Salam Sejahtera, Wassalamu Alaikum Warahmatullahi Wabaraktuh!

Base Camp Baru – Cerita Baru
Pidato Ketua Umum

Base Camp Baru – Cerita Baru

PIDATO KETUA UMUM DPP PSI
DALAM ACARA PERESMIAN BASE CAMP DPP PSI
16 November 2016

 

Assalamu Alaikum Wr. Wb.

Salam SOLIDARITAS!

Bro dan Sis, hadirin sekalian yang saya muliakan!

Tidak jauh dari sini, sekitar 800 meter, diawal tahun ini, tepatnya 14 Januari 2016, lokasi dimana sekelompok orang meledakkan bom dan menewaskan beberapa orang di sekitar Gedung Sarinah dan Jakarta Theater. Jaringan ISIS mengaku bertanggung jawab atas tindakan terro tersebut. Kita tentu berduka dan marah atas peristiwa itu. Namun dunia akan mengenang peristiwa terror itu sebagai tindakan terror yang gagal. Jelas tindakan terror tersebut gagal mencapai maksud dan tujuannya untuk menciptakan ketakutan dan kekalutan dalam masyarakat.

Kita tidak retak karena terror, semakin nyata bahwa ikatan kita sebagai sebuah bangsa tidak mudah untuk dicerai-beraikan hanya oleh satu atau dua ledakan bom bunuh diri. Yang patut kita renungkan adalah mengapa ada diantara kita yang membutuhkan kematian saudara lainnya untuk menegaskan eksistensi mereka? Mengapa ada pihak yang begitu hausnya dengan kemenangan, sehingga membutuhkan kekalahan  saudaranya yang lain? Mengapa ada yang ingin terlihat begitu berani, sehingga memerlukan ketakutan dari masyarakat lainnya? Ini adalah pertanyaan bangsa Indonesia hari ini Bro dan Sis sekalian.

 

Bro dan Sis yang saya cintai!

Intoleransi adalah racun dalam system negara kesatuan republik Indonesia. Sejak awal pendiriannya NKRI adalah jahitan yang terdiri dari ragam langgam budaya dan adat istiadat dan juga agama. Di kaki Sang Garuda Pancasila, tergenggam secarik pita bertuliskan Bhinneka Tunggal Ika. Lalu demikian sempitkah ruang dihati kita untuk saling menerima perbedaan sebagai sebuah identitas nasional. Atau sedemikian angkuhkah kita dihadapan Tuhan Yang Maha Esa, sehingga perbedaan yang ditakdirkan atas diri dan bangsa kita, ingin kita lenyapkan begitu saja? Saya tegaskan Bro dan Sis sekalian, bahwa mengakui NKRI adalah juga berarti pengakuan terhadap keragaman.

Menyebutkan Indonesia, adalah menyebutkan kesatuan dan keragaman di dalam satu tarikan nafas. Jika NKRI harga mati, maka demikian juga dengan keragaman. Maka pada kesempatan ini kami sampaikan salam dan dukungan kepada Presiden Republik Indonesia, Bro Joko Widodo. PSI akan selalu mendukung mandat konstitusional yang telah diserahkan kepada Presiden ketujuh. Seluruh kader PSI tetap memberikan kepercayaannya selama Presiden Jokowi berdiri tegas digaris Pancasila dan Bhinneka Tunggal Ika.

 

Bro dan Sis yang berbahagia!

Rentetan angka intoleransi di Indonesia, semakin meyakinkan dan mengukuhkan kehadiran PSI sebagai partai baru yang DNA pendiriannya sudah dibangun sebagai penjaga Keragaman. Baru beberapa Minggu lalu, Kementerian Hukum dan HAM resmi mengumumkan PSI sebagai satu-satunya pertain politik baru, yang dinyatakan lolos dalam verifikasi partai politik tahun 2016. Hari ini kami sungguh berbahagia, karena setelah sekian lama berkantor di internet, maka hari ini, DPP PSI akhirnya memiliki alamat kantor sendiri.

Kantor ini kami namakan Base Camp, sengaja tidak kami namai kantor, agar tempat ini tidak berjarak dengan koinstituen PSI yakni anak-anak muda. Kami menghindari kesan formalistic dan birokratis, karena demikianlah adanya PSI, kami semua setara di PSI. Harapan kami, Base Camp ini menjadi rumah bagi siapa saja yang memiliki cita-cita dan mimpi yang sama tentang Indonesia dimasa yang akan datang.

 

Bro dan Sis yang saya banggakan!

Base Camp ini juga diadakan karena tuntutan administrative yang mengharuskan setiap DPP Partai Poilitik memiliki kantor, ruang rapat, ruang kerja dll. Karena sebentar lagi PSI akan menghadapi tahap paling menentukan, bersama partai politik lain tentunya, menghadapi verifikasi oleh Komisi Pemilihan Umum (KPU). Ini tentu bukan hal yang kami anggap remeh, kami tidak ingin cita-cita PSI bersama anak muda dan perempuan seluruh Indonesia, kandas hanya karena tidak mampu memenuhi persyaratan yang ditetapkan oleh Undang-undang Pemilu.

Awal November lalu, PSI telah mengadakan rapat konsolidasi nasional di Bali, yang hasilnya sudah kami tuangkan dalam sebuah Maklumat Solidaritas dari Bali yang intinya menyatakan bahwa PSI siap untuk di verifikasi oleh KPU, dan dengan demikian siap untuk berkompetisi dalam Pemilihan Umum 2019 yang akan datang.  Seluruh struktur PSI saat ini sedang berbenah diri dan disiapkan sebaik-baiknya menghadapi segala kemungkinan yang mungkin terjadi dalam proses menuju Pemilu 2019.

 

Bro dan Sis yang saya muliakan!

Hari ini juga adalah tepat 2 (dua) tahun berdirinya PSI. Diulangtahun yang kedua ini kami meluncurkan beberapa materi iklan dan konten PSI dengan tema “Cerita Baru PSI – Baru, Muda itu Kita.” Dengan tema itu kami mengajak seluruh anak muda dan perempuan seluruh Indonesia untuk bersama-sama menuliskan cerita baru tentang Indonesia. Berawal dari cerita, yang dibalut mimpi bersama, dan dikuatkan oleh rasa solidaritas yang utuh, maka PSI optimis menjadi salah satu partai pemenang dalam Pemilu 2019 yang akan datang.

Hari ini juga, 16 November 2016 adalah hari toileransi internasional. Rasanya lengkaplah hari ini kami jadikan tanggal dimana kami memasuki Base Camp PSI, rumah kaum muda, rumah kaum yang mendambakan masa depan bangsa yang lebih baik. Sekali lagi saya mengajak kepada seluruh anak muda dan perempuan seluruh Indonesia. Ini Base Camp kita semua, dari sini kita tuliskan cerita baru tentang Indonesia, cerita baru tentang cara berpolitik, cerita baru tentang toleransi sesame anak bangsa.

 

Bro dan Sis yang saya cintai!

Terimakasih tak terhingga kepada seluruh jajaran DPP, DPW dan DPD PSI yang telah menyertai perjalanan dan perjuangan PSI hingga usianya yang kedua. Semoga semangat yang sama bahkan lebih akan kita tunjukkan di hari-hari mendatang. Keberadaan Base Camp ini adalah juga berarti undangan kepada siapapun yang ingin bersama PSI menuju Pemilu 2019. Ini bukan alamat palsu, ini adalah Base Camp yang pintunya selalu terbuka bagi sumbangsih tenaga, karya, kreatifitas, gagasan dan juga kritikan yang konstruktif demi kebaikan kita bersama.

Akhirnya terimakasih saya ucapkan pada rakyat Indonesia atas kepercayaan dan kebaikannya kepada PSI. Juga kepada Bro dan Sis Jurnalis, baik TV, Cetak dan elektronik atas perhatiannya pada pergerakan kami. Sungguh kami selalu membutuhkan kehadiran dan perhatian dari seluruh jurnalis Indonesia. Demikian sambutan saya, jika ada kesalahan mohon dimaafkan. Karena memaafkan adalah salah satu pertanda keluhuran dan kemanusiaan kita.

Jaga terus Toleransi sesame anak bangsa, pupuk terus benih-benih keragaman, sirami terus ladang Pancasila dengan kesetiaan kepada prinsip Bhinneka Tunggal Ika. Semai terus semangat solidaritas dalam setiap langkah kita. Jaga toleransi, jaga keragaman, demi Indonesia 100% Merdeka!

 

Wabillahi Taufik Wal Hidayah, Wassalamu alaikum Wr. Wb.

 Jakarta, 16 November 2016

Salam Solidaritas!

PSI adalah Mimpi Kaum Muda yang Dijaga Restu Ibu Pertiwi
Kolom Opini Pidato Ketua Umum

PSI adalah Mimpi Kaum Muda yang Dijaga Restu Ibu Pertiwi

Pidato Ketua Umum DPP PSI dalam acara KOPDAR DPW-PSI Se-Indonesia
Dalam Rangka Verifikasi Internal Kesiapan PSI Menuju Pemilu 2019
28 Mei 2016

Assalamu’alaikum Wr. Wb

Hadirin sekalian yang saya hormati,

Tanggal 16 November tahun yang lalu, tepatnya di Jakarta Convention Center saya pernah menyatakan bahwa “mimpi yang akan menjadi kenyataan adalah mimpi kaum muda yang percaya pada kekuatan dari dalam dirinya sendiri.” Bro dan Sis mimpi  hanya bisa menjadi kenyataan jika mimpi itu dipupuk oleh keringat, disemai dengan kesungguhan dan ditegaskan lewat kerja keras. Yang lebih penting adalah bahwa mimpi yang bisa tumbuh dan terwujud adalah mimpi yang perjalanannya dituntun dan dikuatkan oleh restu Ibu Pertiwi.

Bro dan Sis, mimpi yang terus berulang setiap malam, adalah mimpi yang akan menjadi penjaga disaat kita lelap tertidur. Juga merupakan mimpi yang menjadi pengingat  betapa mimpi yang paling indah sekalipun tetap akan jadi mimpi, jika kita tidak segera bangkit dipagi hari, bergegas memperbaiki kekurangan hari sebelumnya, lalu menuntaskan apa yang harusnya selesai sebelum matahari terbenam.

Mimpi kita adalah mimpi yang dititipkan oleh jutaan anak muda dan perempuan Indonesia. Mimpi itu yang kita nyatakan sebagai sebuah ikrar dengan nama ‘Pekik Solidaritas dari Jakarta.” Janji kita kepada seluruh Anak Muda dan Perempuan Indonesia, bahwa jika kekuasaan begitu angkuh dan begitu pongah untuk merunduk, untuk sekedar menanyakan kepada kita orang muda dan perempuan, apa sebenarnya yang kita inginkan dan apa sikap kita terhadap masa depan bangsa ini.

Bro dan Sis yang saya banggakan,

16 November tahun yang lalu, kita sedikit gugup dan grogi, ya pasti, karena sebagai anak muda rasanya  sangat mudah kita melepas sebuah ikrar. Padahal saat itu kita semua tahu, sebagai bayi politik, tidak seorangpun dari kita yang ppunya pengalaman meloloskan Partai Politik dari nol hingga menjadi kontestan Pemilu. Tapi kita selalu yakin, kita yakin karena kita tidak pernah sendiri, percaya karena ternyata Pekik Solidaritas dari Jakarta itu gemanya disambut gembira oleh segenap anak muda dan perempuan di seluruh Indonesia.

Juga karena kita dibalut dalam sebuah persaudaraan yang kuat utuh dalam solidaritas. Bisa dibayangkan, jika saja kader PSI tidak berpegang pada keteguhan mimpinya, jika gerakan PSI tidak dibangun diatas pondasi ketulusan niat dan kesungguhan kerja, tentulah hari ini kita semua sudah menjadi pecundang dalam sejarah, dan tidak seorangpun pecundang yang akan kembali ke Jakarta untuk memenuhi janjinya.

Bro dan Sis, pekerjaan membangun partai tidak mudah, menjadi semakin tidak gampang ketika harus menghadapi fakta geografis bahwa gugusan teritori kepulauan Indonesia ini membentang sedemikian panjang dan luas, bahkan beberapa diantaranya hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau menunggang kuda. Tapi bukankah janji tetaplah janji, bukan saatnya berapologi tentang kesulitan, halangan dan rintangan yang menghadang. Sebab itu sama saja dengan kepengecutan. Bro dan Sis tidak pernah ada tempat bagi pengecut di PSI ini bukan?

Hadirin sekalian yang terhormat,

Kader PSI bukanlah anak muda yang suka ingkar, berjanji lalu lupa. Saya bisa jamin, tidak satupun dari dari kader PSI yang punya niat untuk lari dari gelanggang. Tidak satupun dari kader PSI yang tidak menggulung lengan bajunya ketika persoalan terus menerus datang untuk menguji keberanian dan kesungguhan. Bagi PSI itu sudah menjadi satu nafas antara organisasi, cita-cita dan kerja perjuangan politik PSI.

Itu karena struktur PSI dibangun oleh anak-anak muda yang sadar, mengerti bahwa inilah saat dimana kata ‘Solidaritas’ harus diuji sebagai sebuah gagasan politik anak muda. Inilah waktunya melatih diri, menjadi pribadi yang konsekuen, ulet dan tabah dalam menghadapi persoalan. Ini adalah saat dimana kita harus melatih  diri untuk menjadi Politisi Baru. Politisi yang Pikiran, Niat, Perkataan dan Tindakannya berada dalam satu lintasan garis lurus.

Bro dan Sis yang telah kembali berkumpul di Jakarta,

Hari ini kita berkumpul kembali untuk menepati janji, hadir untuk memeriksa dan menguji kembali, apakah tujuan kita masih tujuan yang sama seperti yang kita janjikan pada 16 November yang lalu. Kita hadir kembali untuk merajut dan meneguhkan kembali niat awal membangun PSI sehingga kemurnia cita-cita tetap berada dalam orbit kebajikan. Bro dan Sis hadir dari 34 Provinsi agar Dewan Pimpinan Pusat PSI bisa menagih langsung komitmen moral dan adminitrasi yang sudah Bro dan Sis janjikan.

Kehadiran Bro dan Sis, tentu tidak adil jika hanya memenuhi janji, tapi Bro dan Sis hadir juga untuk mengkonfirmasi langsung kepada DPP PSI, apakah Grace, Toni, Isyana, Novarini, Lila,  Mayang, Danik, Chandra dan Bro Sumardy, yang dulu memasang senyum termanisnya ketika mengajak Bro dan Sis semua bergabung ke PSI.  Masih didalam frekuensi dan resonansi politik yang sama dengan sebelumnya? Apakah Grace Natalie yang dulu dipercaya sebagai Ketua Umum, masih merupakan pribadi yang sama dan utuh sebagaimana Grace yang saat ini berdiri dihadapan Bro dan Sis?

Bro dan Sis kita sudah menyatakan, bahwa PSI adalah partai yang egaliter kita semua setara di PSI. Bro dan Sis datang jauh-jauh dari seluruh pelosok tanah air, pastikan apakah DPP telah menjalankan tugas dan porsi kerja yang dibebankan kepadanya atau malah sekarang mulai mencoba ikut-ikutan terjerumus menjadi ELIT PUSAT BARU yang memperlakukan Pengurus Wilayahnya tidak lebih dari selembar kertas suara yang hanya berharga saat voting terjadi. Lalu diakhir cerita membuat PSI terjerembab didalam kubangan politik yang sama dengan pendahulunya.  Sekali lagi, Pastikan Bro dan Sis, jangan pulang sebelum kita saling memastikan dan saling memeriksa barisan kita.

Hadirin, Bro dan Sis yang saya muliakan,

Hari ini, sudah enam bulan berlalu, tanpa terasa kita telah berada ditapal batas antara mimpi dan kenyataan. Ijinkan saya sebagai Ketua Umum PSI menyampaikan rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh kader PSI terutama yang berada di 7000 lebih Kecamatan seluruh Indonesia. Juga kepada seluruh pengurus PSI di 570 Kabupaten/kota dan tentu yang hadir disini Pengurus PSI dari 34 Provinsi. Sungguh mimpi besar ini, mimpi membawa gelombang kesadaran baru, kegembiraan politik baru, mimpi besar itu, tidak lama lagi akan menjadi kenyataan.

Mimpi Indonesia masa depan yang dititipkan oleh anak muda dan perempuan seluruh Indonesia kini sudah kita siapkan dengan rapih dan dalam waktu dekat akan kita antarkan ke Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Bro dan Sis kita bukan hanya sekedar mendaftarkan tumpukan kertas dan dokumen, tapi lebih besar lagi adalah kita mengantarkan sebuah dokumen sejarah yang akan dicatat dalam lembaran Negara, bahwa pernah ada masa dimana sebuah partai politik baru didirikan ditengah hampir semua orang telah muak dengan kata partai politik. Karena kita percaya, intan tetaplah dengan kemuliaannya meski dia terbenam berabad lamanya dalam kubangan lumpur.

Bro dan Sis, seluruh anak muda dan perempuan Indonesia.

Sekali lagi kepada kalian PSI persembahkan kerja keras ini. Kabarkan pada segenap generasi muda dan perempuan bangsa ini, bahwa PSI sudah siap sebagai gerakan politik untuk memenangkan cita-cita mereka. Kabarkan pada bangsa ini, bahwa PSI bukanlah sekelompok anak muda cengeng yang hanya bisa menunggu dan merengek kekuasaan jatuh dari langit. Kita juga bukanlah perempuan yang hanya bisa ameratap dan meringkuk sementara seluruh kekuasaan dan kekerasan dijatuhkan diatas tubuh yang kehilangan kedaulatan.

Ini niat Bro dan Sis, ini prinsip, ini perjuangan, ini darah, ini janji kita Bro and Sis sekalian. Bahwa PSI hadir untuk anak muda yang selama ini dianggap apatis terhadap politik, PSI datang untuk mengabarkan kepada perempuan Indonesia, berhenti berharap afirmasi 30% bisa dipenuhi dengan sistem yang ada hari ini. Ayo ini PSI, yang meski tidak memiliki darah biru politik, meski tidak memiliki kecerdasan membolak-balik kata, tapi PSI serius dan sangat serius untuk menentukan nasib kita sendiri. Sebagaimana the founding fathers kita percaya bahwa hanya dengan kekuatan sendiri, maka pintu gerbang kemerdekaan Indonesia bisa kita dirikan.

Bro dan Sis yang saya banggakan,

Tugas kita, tugas PSI, tugas seluruh anak muda dan perempuan Indonesia untuk membangun rumah Indonesia masa depan. Gerbang sudah dibangun, jembatan emas sudah terbentang, kini rumah yang hampir saja dirobohkan oleh korupsi dan intoleransi ini harus segera kita pugar. Salah satu yang bisa memugar dan mengembalikan kebahagiaan rakyat Indonesia adalah dengan menghadirkan kembali pengurus rumah yang becus dan terpecaya. Kekuasaan atas pengaturan rumah harus berada ditangan partai politik yang bersih dan terpercaya.

Sebuah partai yang harus memiliki kemampuan manajemen dan inovasi yang terkemuka dan transparan. PSI hadir untuk tugas itu Bro dan Sis, PSI menolak untuk berada dalam antrian yang dibangun dalam sebuah sistem yang korup. Karena PSI sangat percaya bahwa kekuasaan bukanlah musim yang ditunggu atau tidak pasti akan datang seiring bergantinya waktu. Kita meyakini bahwa politik bukanlah barang warisan turun temurun yang hanya dikuasai segelintir orang berdasarkan kekerabatan dan hubungan darah, lalu karenanya politik bisa diwariskan dan dibagi berdasarkan wasiat dan kemurahan hati.

Kekuasaan bukanlah sebuah hadiah yang mengharuskan kita menengadahkan tangan menunggu kebaikan hati generasi sebelumnya, lalu melewatkan banyak kesempatan dalam kepura-puraan demi memastikan kemapanan hidup dimasa mendatang. PSI sekali lagi tidak dibangun untuk menjadi seperti itu, PSI hadir bahkan untuk menolak dan melawan logika kusut seperti itu. PSI memang merah, PSI adalah sebuah cerita baru. Bunga mawar PSI tumbuh bersama sejarah dan restu alam. Meski tidak diberi air, meski lahan tumbuhnya dihimpit, meski benihnya dibenturkan dengan karang yang keras, sekuntum mawar yang telah ditakdirkan tumbuh, akan tetap tumbuh. Karena Mawar PSI tidak tumbuh  dan mekar untuk kebahagiaan dan harapan baru, bagi mereka yang masih berani bermimpi tentang kemajuan, kesejatian dan kemurnian hidup bersama sebagai satu bangsa.

Bro dan Sis, beberapa hari ke depan ketika PSI secara resmi akan kita daftarkan, inilah hari yang dijanjikan, hari dimana Trilogi PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman dan Mengukuhkan Solidaritas,  bukan lagi hanya sekedar slogan kosong, bukan  juga jargon yang tercetak diatas spanduk dan kaos. Hari itu Trilogi PSI akan menjadi sebentuk tuntutan, cita-cita, kenyataan dan gerakan politik baru yang diarak diatas bahu jutaan generasi baru. Generasi Milenial, generasi yang tidak dihendaki tumbuh,  generasi yang hampir saja kehilangan masa depannya karena kemajuan teknologi berlari terlalu kencang, sementara pembangunan demokrasi berjalan lamban dan tersendat.

Bro dan Sis dan rakyat Indonesia yang kami banggakan!

PSI adalah partai milenial, partai dengan cerita baru, Bahasa baru, alat poltik baru. PSI hadir sebagai kendaraan kekinian, yang kompatibel dengan kemajuan jaman, signalnya kuat hingga mampu menggapai seluruh anak bangsa, dan kecepatan gerak PSI haruslah mampu melesatkan bangsa ini ke masa depan yang lebih baik. Meninggalkan kubangan politik yang menjerat kaki-kaki kemajuan, partai yang menolak nalar yang masih terperangkap dalam logika perang dingin, perang suku, perang agama. Bagi PSI kebahagiaan, kedaulatan, kemerdekaan, kesetaraan adalah hal yang lebih penting untuk diperdebatkan dan dikerjakan.

Kita menolak kaki kita ditarik oleh sejarah masa lalu, kita adalah generasi melek baca, kita adalah generasi yang mampu bersikap obyektif dengan perbedaan, bahkan kami terbiasa hidup dalam perbedaan yang ekstrim. Tapi PSI adalah generasi yang menolak ketika kekerasan dan senjata dijadikan Jalan keluar. Kami adalah generasi yang bisa Move On, jangan paksa kami percaya pada narasi lama yang diceritakan dengan cara yang sama dengan yang dulu. Karena gadget dalam genggaman kami, meski kecil tapi menyajikan kebenaran dan kekeliruaan dengan cara yang mudah dipahami.

Bro dan Sis, Rakyat Indonesia yang saya cintai!

Kami mohonkan restu bagi perjuangan kami, dukung kami dengan kritik yang paling keras, bantu kami dengan restu pada anak-anak kalian. Percayalah kami tidak ingin kekuasaan yang berada dimenara gading, kami mungkin tidak akan bisa memberikan sembako yang banyak, kami tidak bisa memainkan politik uang, tidak mampu untuk menyapa kalian melalui iklan di Koran, Televisi atau Spanduk yang bertebaran. PSI datang untuk mengetuk hati rakyat Indonesia, yang kami mohonkan hanya restu, selebihnya biarkan kami urus dengan kekuatan kami sendiri.

Bro dan Sis, demikian saya akhiri pidato politik ini, dengan segala kerendahan hati kami mohonkan doa dan Bersama PSI kita bangun masa depan kita sendiri, Masa depan Anak Muda Kreatif, Masa depan Perempuan yang setara dengan laki-laki, masa depan Indonesia Merdeka!

PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman, Mengukuhkan Solidaritas

Wassalamu Alaikum Wr. Wb.

TRILOGI PERJUANGAN PSI
Pidato Ketua Umum

TRILOGI PERJUANGAN PSI

Menebar kebajikan, Merawat Keragaman, Mengukuhkan Solidaritas.

Naskah lengkap pidato politik Ketua Umum PSI Grace Natalie dalam acara Kopdarnas PSI I di Balai Sidang Jakarta, 16 November 2015

Assalamu Alaikum, Salam Damai Sejahtera untuk kita semua,
Om Swastiastu, Namo Buddhaya

Salam Solidaritas!

Jika Trisakti Bung Karno menyebutkan Berdaulat secara politik, Berdikari secara ekonomi dan berkepribadian secara budaya. Maka malam ini,  PSI ingin menyampaikan Trilogi Kebangsaan PSI. Tiga poros misi perjuangan PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman dan Mengukuhkan Solidaritas.

Setiap hari kita menyaksikan betapa kebajikan semakin sulit untuk ditemukan, seakan kebajikan menjadi barang mewah yang hanya bisa dipajang di etalase-etalase merek ternama, tanpa bisa menyentuh apalagi memiliki. Buya Syafii Maarif bahkan memberikan catatan khusus bahwa “telah lama bersimpang jalan antara perkataan dan perbuatan.” Sepintas berbuat baik sepertinya mudah, namun pertanyaannya mengapa setiap hari tingkat kriminalitas dengan segala bentuknya terus meningkat? Masih banyak masyarakat yang lebih senang menggunjingkan buruk saudaranya, daripada mengulurkan tangan menularkan cinta. Begitu juga kriminalitas yang dipertontonkan para elit dan pengambil kebijakan, yang masih suka mengabaikan, bahkan merampok hak-hak rakyat. Banyak.

Hadirin, Bro dan Sis yang saya banggakan!

Sungguh yang lebih berbahaya dari krisis ekonomi adalah krisis orang-orang baik, krisis kebajikan. Bisa kita bayangkan jika bonus populasi Indonesia mayoritasnya justeru diisi oleh orang-orang yang tidak baik, para koruptor dan para pencoleng dana publik.

Oleh karena itulah malam ini saya ingin kembali menegaskan, bahwa PSI lahir untuk menyemai, menebar, memupuk, menumbuhkan, menyuburkan kembali benih-benih kebajikan sebelum punah ditelan kegelapan dan keserakahan. Minggu lalu Mas Goen mengingatkan kami pada pesan Ali Bin Abi Thalib “Kebenaran yang tidak terorganisir akan kalah oleh kejahatan yang terorganisir.” Disinilah PSI meletakkan pondasi berdirinya, sebagai barisan orang baik yang terpimpin, terdidik dan terorganisir untuk melawan kejahatan.

Bro dan Sis, bila kelak PSI ditakdirkan mengemban amanah rakyat, PSI tidak akan pernah terlibat dalam persekongkolan jahat melemahkan institusi pemberantasan korupsi, KPK, sebagai anak kandung refomasi. KPK mesti perlu terus diperkuat bersamaan dengan pembenahan serius di tubuh kepolisian dan kejaksaan.

Bro dan Sis yang saya cintai!

Bagian kedua dari Trilogi PSI adalah merawat keragaman. Apalah arti batas teritori Sabang – Merauke, apalah guna bala tentara yang kuat, sejarah yang panjang dan ekonomi yang makmur, jika kemudian kita tidak diikat oleh sebuah rasa toleransi. Bangsa kita sudah ditakdirkan menjadi bangsa yang dijahit dari berbagai warna suku, agama, kebudayaan, adat istiadat dan sumber daya alam.

Tapi bagaimana hati ini tidak miris, ketika melihat rumah ibadah dibakar, satu kelompok keyakinan yang berbeda lalu dipinggirkan. Jelas bagi PSI, bahwa “mengakui Kemerdekaan Indonesia, adalah juga pengakuan terhadap ribuan suku, adat istiadat, budaya, agama dan keyakinan yang menghuni gugusan pulau-pulau di nusantara.” Sehingga melukai keragaman adalah sama dengan melukai kemerdekaan Indonesia. Serangan terhadap kebebabasan beragama dan berkeyakinan adalah juga serangan pada NKRI pada saat yang sama.

Tindakan intoleransi, rasanya tidak pantas ada di negeri gemah ripah loh jenawi ini. Bangsa ini tidak pantas berduka karena dicederai oleh aksi-aksi intoleran. Intoleransi adalah musuh dari kebhinekaan atau keragaman. Intoleransi adalah ancaman nasional paling nyata. Bahkan intoleransi adalah aksi separatisme paling nyata. Kita harus percaya bahwa Kebhinekaan adalah pusaka negeri yang harus kita jaga. Inilah warna dan jati diri bangsa Indonesia.

Hadirin, Bro dan Sis Pengawal Kebhinekaan!

Kebetulan malam ini, tepat 16 November 2015, bertepatan dengan hari peringatan satu tahun PSI, juga merupakan “hari toleransi internasional.” Di tanggal yang baik ini, ijinkan saya sebagai Ketua Umum PSI menyatakan! Bahwa PSI akan berdiri digaris paling depan untuk menyatakan perang terhadap korupsi dan tindakan Intoleransi. Kata korupsi dan intoleransi harus dihapuskan dari kehidupan berbangsa dan bernegara.

Ini penting saya nyatakan, agar semua orang tahu, PSI bukanlah sekumpulan anak muda dan perempuan cengeng, yang hanya bisa memaki di media-media sosial. Kader PSI tidak hanya mengandalkan kemudaannya untuk mengemis kekuasaan. inilah PSI yang Anti Korupsi dan Anti Intoleransi. PSI adalah anak muda yang sadar bahwa kekuasaan bisa sangat membutakan.

Hadirin, Bro dan Sis, Para Pembela Solidaritas Indonesia!

Pendek kata, jika rakyat menjatuhkan kepercayaannya kepada PSI di 2019 kelak. Saya berani menyatakan, PSI tidak akan pernah tertarik menerbitkan Perda Injil atau Perda Syariah. Tidak ada Bupati atau Walikota PSI yang akan menerbitkan Surat Edaran untuk mebatasi kebebasasan warganya untuk beribadah, siapapun  mereka. Tidak boleh lagi ada perusakan gereja di Singkil, tidak boleh lagi ada lagi cerita tentang perusakan masjid di Bitung. Tidak boleh ada pengusiran sekelompok orang dari tanahnya hanya karena beda keyakinan.

PSI tidak rela bangsa ini dicabik-cabik iri dan dengki. Kita ini bangsa beradab, kita punya jutaan sawung-sawung untuk bermusyawarah. Kita masih punya dada yang  sangat lapang untuk  mencapai mufakat. Sungguh yang kita butuhkan sekarang adalah Toleransi… toleransi… dan toleransi! Romo Magnis pernah mengatakan “Dalam beragama, kita harus selalu rendah hati. Karena agama datang untuk kebajikan, bukan untuk membuat kerusakan”

Bro dan Sis, Generasi Politik Baru Indonesia!

Tidak mungkin menebar kebajikan dan merawat keragaman jika tidak ada sebuah ikatan diantara unsur-unsur. Mustahil menjadi sebuah kibar Merah Putih yang perkasa, jika warna putih kebajikan dan merahnya keragaman itu tidak kita jahit dengan benang SOLIDARITAS. Bro dan Sis, kitalah benang-benang solidaritas itu, benang dari bahan terbaik bumi Indonesia, benang yang tidak akan mau berkelahi satu dengan yang lainnya. Kita adalah benang-benang yang saling bergandengan tangan menjadi tali, menjadi untaian mutiara mutu manikam, berkilau digaris khatulistiwa.

Inilah Trilogi kelahiran sebuah generasi politik baru. Trilogi perjuangan Partai Solidaritas Indonesia. Trilogi kemanusiaan, trilogi pergolakan kaum muda dan perempuan Indonesia. Trilogi yang menolak kenyataan bahwa bangsa yang begini kaya raya, hanya menjadi bangsa pelengkap dalam peta percaturan dunia baru.

Bro dan Sis Para Benang penjahit Indonesia Baru yang saya cintai!

Sebagai partai baru, PSI tentu harus membawa gagasan dan cara berpolitik yang baru. Karenanya kami sangat ketat dalam rekrutmen pengurus. Pengurus harus berusia di bawah 45 tahun dan belum pernah menjadi pengurus harian partai politik manapun. Inilah komitmen kami terhadap perwujudan KEBARUAN PSI.

Di PSI kami mewajibkan kepengurusan perempuan di atas 40%. Ini merupakan pernyataan politik PSI terhadap persoalan kesetaraan gender di Indonesia. Memang bukan pekerjaan yang ringan. Tapi kami yakin bisa terwujud dengan kerja keras dan disiplin ketat.

Rakyat Indonesia yang kami cintai!

Orang boleh mengatakan, PSI akan bernasib sama dengan pendahulunya. Menebar janji manis di awal, lalu terjebak dalam lingkaran kekuasaan. Berbaik muka di depan, lalu meninggalkan rakyat di ujung cerita. Sebagian bahkan  meremehkan dan nyinyir, “ Bagaimana mungkin membangun partai tanpa donatur?”

Ya betul, kami memang butuh donatur, kami butuh uang. Karena sistem kepartaian ini memang dirancang sedemikian rupa, untuk melanggengkan Status-Quo. Tapi PSI tidak akan mengemis, karena uang bukanlah segalanya. Fundraising penting, namun friendraising jauh lebih penting. Karena dengan friendraising itulah PSI mendapatkan tempat di satu tahun pertama kemunculannya.

PSI memang tidak memiliki media, namun berkat kedekatan perkawanan dengan Bro dan Sis para jurnalis, mereka yang masih setia menjadi pilar utama demokrasi Indonesia, akhirnya berita tentang PSI mulai bertebaran di berbagai media massa nasional dan lokal. Pada malam ini, penghargaan dan terima kasih yang tulus kami ucapakan, kepada Bro dan Sis sahabat kami para jurnalis hebat, yang masih memberi jalan pada kelahiran PSI.

Rakyat Indonesia yang karenanya PSI lahir dan didirikan!

Saya juga akan buka malam ini bahwa kami punya banyak sekali donatur. Di ruangan ini telah hadir 1000 lebih donatur utama PSI. Mereka yang selama setahun ini mendonasikan pikiran, tenaga, kreativitas, dan waktu untuk membangun mimpi ini bersama. Mereka yang tanpa henti, dari 34 Provinsi, 514 Kab/Kota, dari 7.160 Kecamatan yang tersebar di seluruh Indonesia. Mereka inilah yang senantiasa mengalirkan gagasan dan energi baru pada PSI.

Bro dan Sist ini telah mendonasikan hal yang tidak ternilai, bukan pada takaran Rupiah, tapi berbentuk karya yang tidak sebanding dengan kalkulasi timbangan untung rugi. Jika ada yang mencari donatur PSI, malam ini mereka hadir disini. Jika ada yang menanyakan mengapa Grace Natalie begitu percaya diri? Tidak ada keraguan, karena saya yakin akan selalu ada jutaan tangan, jutaan bahu dan jutaan jiwa,  yang akan ikutserta menanggung beban perjuangan bersama ini.

Hadirin, Bro dan Sist yang saya cintai!

Ada satu orang yang tidak hadir, bukan karena berhalangan. Ketidakhadirannya justru merupakan pernyataan politik terbuka. Bro yang satu ini adalah orang yang pertama percaya kepada kami. Percaya bahwa mimpi PSI bisa menjadi kenyataan jika dijalankan secara konsisten. Saya perkenalkan Ketua Dewan Pembina PSI, Bro Jeffrie Geovanie yang pada malam ini diwakili oleh istri tercintanya, Sist Diana Geovanie.

Ketidahadiran Ketua Dewan Pembina PSI adalah sebuah pernyataan politik kepada publik. Pernyataan bahwa anak-anak muda Indonesia sudah siap tanpa harus menunggu lama. Batas sudah ditetapkan. Sebuah garis demarkasi yang hanya bisa ditegakkan oleh manusia yang meyakini bahwa segala sesuatu haruslah mengenal batas. Kami merasa sangat beruntung, salah satu individu yang mampu menarik batas itu, saat ini menjadi Ketua Dewan Pembina PSI.

Hadirin sekalian, Bro dan Sis yang berbahagia!

Disadari atau tidak, saat ini kita sedang hidup dalam era digital. Pada era ini, sahabat yang selalu menyertai kita dimanapun kita berada, mulai dari bangun tidur sampai tidur lagi adalah perangkat elektronik yang kita sebut GADGET.

Harus diakui, gadget bisa membuat manusia menjadi asosial dan cenderung apatis terhadap lingkungannya.Tapi ada cerita lain yang tidak kalah menarik tentang gadget dan era digital ini. Dalam genggaman anda, ada kisah tentang demonstrasi Occupy Wall Street di New York, ada cerita tentang Arab Spring. Gadget yang mungil ini, juga berkisah tentang aksi heroik seorang pelajar muda dalam Umbrella Revolution di Hongkong.

Bro dan Sis yang saya banggakan!

Dunia terus bergerak maju, kita telah masuk ke dalam sebuah bahasa baru, relasi sosial baru, dan juga relasi kekuasaan yang sama sekali baru. Oleh karena itu kita butuh sebuah alat baru untuk menjawab tantangan di zaman baru.

Sebagai partai anak muda kami sadar akan tanda-tanda zaman ini. Beberapa hari yang lalu, berkat dukungan dan kerja keras orang-orang kreatif di dapur PSI, Fanspage Facebook PSI telah mencapai 1 juta Fans, yang artinya adalah terbanyak ketiga dalam urutan partai-partai politik di Indonesia. Hasil ini tidak akan membuat kitra lengah tentunya. 16 November tahun yang akan datang, kita harus memastikan PSI berada di urutan teratas Partai Politik yang paling diminati di media sosial di Indonesia.

Hadirin sekalian, Bro dan Sist yang saya hormati!

Pada Pemilu 2019 mendatang, Indonesia tengah menikmati bonus demografi. Lebih dari 50% pemilih berada pada rentang usia muda. Disanalah PSI mengambil posisi politiknya. PSI berdiri sebagai perwakilan generasi baru, zaman baru, dengan bahasa dan alat yang baru. Generasi Y, Generasi Z, generasi yang dituduh apatis berpolitik, generasi yang dipersalahkan karena Bahasa mereka  tidak memenuhi kaidah Ejaan Yang Disempurnakan. Bersama PSI, generasi baru inilah yang akan unjuk kekuatan, akan unjuk kreatifitas, generasi baru yang telah memilih takdirnya sendiri.

Kita bukan generasi yang hanya bisa menonton dan menunggu sampai kerusakan sudah benar-benar tidak bisa diperbaiki. Kita adalah generasi yang menolak untuk menjadi batu ditengah arus sungai yang kotor. Kita generasi hebat dan keren, generasi yang ingin berenang di arus peradaban yang jernih, bersih dari malware korupsi, jauh dari virus-virus Intoleransi.

Bro dan Sist yang tercinta!

Saya akan mengakhiri pidato ini disini. Dengan segala rasa syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa. Juga rasa terima kasih kepada seluruh rakyat Indonesia. Dengan segala kerendahan hati, dengan segala keyakinan pada kekuatan Solidaritas, saya persembahkan bayi politik baru Indonesia Partai Solidaritas Indonesia. Tangisan pertama PSI adalah pernyataan, bahwa PSI telah berdiri mantap di garis START dan siap berkompetisi dalam gelanggang politik Indonesia menuju Pemilu 2019.

Saya gunakan kesempatan baik ini, untuk mengajak seluruh anak muda Indonesia, generasi Y, generasi Z, generasi yang selama ini diabaikan, kepada kalian PSI berbicara malam ini. Bersama seluruh kekuatan perempuan Indonesia,  PSI menunggu solidaritas kalian, kaum muda dan perempuan, solidaritas untuk mempersiapkan sebuah kelahiran baru. Kelahiran Indonesia yang lebih baik.

Jangan pernah tanya berapa yang harus Bro dan Sist donasikan, jangan tanya apa posisi Bro dan Sist kelak di PSI, karena dalam Kamus PSI itu bukanlah pertanyaan penting. Kita semua setara di PSI! Yang paling penting adalah apa yang akan kita dedikasikan untuk bangsa dan Negara ini.

Download terus DNA kebajikan dan keragaman, Upload terus virus Solidaritas Indonesia ke seluruh penjuru negeri. Mari bersama kita tebarkan benih kebajikan, semai terus bunga-bunga keragaman. Karena sesungguhnya, kami bukan siapa-siapa, tanpa kamu semua.

Salam SOLIDARITAS!

Terima kasih Indonesia, Salam Sejahtera, Puji Tuhan, Wassalamu alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh!