Pindahnya Ibu Kota dari Jakarta ke Ibu Kota Negara (IKN) Nusantara menuai berbagai pendapat. Yang paling terbaru, adalah prosesi peletakan titik nol IKN Nusantara, yang dinilai mistis.
Jauh sebelumnya lagi, berbagai pendapat muncul seputar seberapa urgensinya, dan bagaimanakah jadinya Jakarta nanti? Akan dikemanakan dan diapakan aset-asetnya? Bagaimana jadinya Jakarta nanti, jika pusat pemerintahannya nanti berpindah sejauh itu?
Mari kita uraikan secara seksama.
Prosesi Ritual Simbolis itu Lumrah
Prosesi ritual yang bersifat simbolis tak melulu mistis. Namanya saja simbolis. Tentu, hal-hal yang dilakukan dalam suatu upacara bersifat tradisi tersebut memiliki makna tersirat. Setidaknya, itu yang bisa kita pahami, jika saja kita mau mencoba memahami tradisi-tradisi dan upacara adat yang ada di seluruh penjuru Indonesia.
Saya banyak melihat langsung, bagaimana prasangka kita, prasangka orang-orang modern umumnya, yang begitu mudahnya melabeli upacara adat dengan menyebutnya mistis, klenik, tahayul terhadap suatu upacara adat, ternyata memiliki makna tersirat yang masuk akal. Mungkin ada beberapa yang bertujuan untuk berkomunikasi dengan arwah leluhur atau penunggu sekitar, dan kita mesti mentoleransi sikap suatu komunitas masyarakat tersebut.
Dalam hal IKN Nusantara, ritual Kendi Nusantara yang mengumpulkan setiap kepala daerah dari seluruh Indonesia tersebut menyiratkan makna akan persatuan. Bagaimana tiap-tiap kepala daerah dengan visi-misi berbeda tersebut, bersatu dan menghayati ibu kota baru. Terlebih, tahun Politik 2024 akan segera tiba. Ini dapat menjadi momentum yang menghangatkan suasana.
Aset yang Dapat Dimanfaatkan dengan Lebih Baik
Saya setuju dengan pendapat Sis Dea Tunggaesti, yang akrab kita sapa SisJend. Dalam sebuah sesi tanya jawabnya dengan Cania Citta Irlanie dan Tretan Muslim, bahwa aset negara dapat dimanfaatkan dan dikelola bersama swasta.
Aset negara di Jakarta, yang sering dijadikan bancakan atau malah terbengkalai dan tak terawat, akan jauh lebih baik jika dikelola dengan bersama dan terbuka. Terutama, yang dapat membuka peluang dijadikan sarana pendidikan atau rekreasi. Bagaimana misalnya, pelajar dan mahasiswa dapat belajar langsung ke aset-aset penting tersebut, tanpa adanya lagi batasan-batasan yang terlalu birokratis dan berbelit. Sekali dayung, dua pulau terlampaui: menambah pendapatan pemerintah dan sekaligus wujud reformasi birokrasi.
Pindahnya Pusat Pemerintahan
Poin ini yang cukup dikhawatirkan orang-orang pada umumnya. Banyak orang bertanya-tanya, bagaimana jadinya keamanan di Jakarta dan IKN Nusantara nanti, misalnya?
Hal ini tentu telah dipertimbangkan secara matang oleh Presiden Jokowi dan jajaran terkait, yaitu TNI-Polri, Kemenhan, dan Menkopolhukam. Menjadikan Kalimantan Timur sebagai Ibu Kota baru tentu telah dopertimbangkan matang-matang segala kondisinya ke depan. Pindahnya Ibu Kota, bukan berarti menjadikan Jakarta lengang dari basis-basis petugas pertahanan dan keamanan. Yang pindah adalah pusat pemerintahannya, bukan seluruh isinya.
Sampai sini, kita dapat menilai, bahwa seluruh kekhawatiran yang timbul seringkali didasari oleh ketidaktahuan dan pengaruh narasi bersifat politis. Baik secara kekeliruan logika hingga tuduhan mistis.
Mari, kita doakan yang terbaik bagi lahirnya IKN Nusantara dan ke depannya.
Salam Solidaritas!