Partai Solidaritas Indonesia menegaskan bahwa video singkat yang menyerang PDIP sebagai partai korup tidak dibuat dan disebarkan PSI.
“Walau kami memiliki sejumlah perbedaan dengan PDIP, tidak mungkin kami akan menyerang PDIP dengan cara seperti itu,” ujar koordinator Gerakan Bersih-Bersih DPR dari PSI, Daniel Tumiwa, dalam keterangan tertulis, Selasa 9 April 2019.
Pernyataan Daniel, yang juga caleg DPR RI dari Dapil Jawa Barat III, dikeluarkan terkait beredarnya sebuah video singkat 1 menit yang menyerang Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan melalui media sosial.
Dalam video itu, ada ajakan untuk tidak memilih PDIP karena OTT Kepala Daerah PDIP mencapai Rp. 5,9 Triliun, jauh melampaui partai-partai lain. Sejumlah nama partai yang disebut sebagai pembanding adalah: PAN, Golkar, Demokrat, Nasdem, Berkarya dan Perindo.
Kemudian video itu menunjukkan bahwa nilai korupsi kader PDIP tersebut setara dengan biaya kuliah 148 ribu anak, biaya makan 118 juta orang, bayar tagihan listrik 35 juta rumah, dan iuran BPJS 94 juta orang.
Pesan ditutup dengan imbauan untuk mengakhiri penderitaan masyarakat dengan tidak memilih PDIP.
Nama PSI memang tidak disebut sama sekali dalam video itu. Namun di akhir video muncul sosok Ketua Umum PSI Grace Natalie, sehingga penonton sangat mungkin mengira bahwa video itu berasal dari PSI.
“Kami sama sekali tidak tahu menahu siapa yang membuat video itu,” kata Daniel .
Namun ia menduga, ada pihak-pihak yang ingin menjatuhkan PDIP dengan menggunakan nama PSI mengingat selama ini PSI bersikap cukup kritis terhadap partai-partai lama, termasuk PDIP.
Menurut Daniel, PSI memang aktif melawan korupsi di DPR yang melibatkan partai-partai politik. “Namun, membuat video tanpa nama semacam itu bukan gaya kami. Kalau kami ingin mengeritik pihak lain, kami akan sampaikan secara terbuka. Kami tidak pernah lempar batu sembunyi tangan,” lanjut Daniel.
Ia juga mempertanyakan mengapa nama PKS dan Gerindra tidak disebut di video itu. “Kami curiga bahwa si pembuat ingin masyarakat menyimpulkan bahwa kedua partai tersebut bersih dari korupsi,” kata Daniel.
Daniel mengimbau agar semua pihak berpolitik secara sehat. Ia memungkasi, “Apa susahnya sih berdiskusi dan berdebat secara terbuka? Jangan saling serang dari belakang. Kita biasakan berargumen secara bertanggungjawab di depan masyarakat.”