Tiga tokoh pemuda lintas iman dan organisasi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI) dan akan maju sebagai calon anggota legislatif pada Pemilu 2024. Prosesi penerimaan untuk mereka digelar di Basecamp DPP PSI, Selasa 14 Februari 2023.
Sosok pertama adalah Bernadus Tri Utomo atau yang akrab disapa Tom-Tom. Ia aktif berkegiatan di Perhimpunan Mahasiswa Katolik Republik Indonesia (PMKRI). Terakhir, Tom-Tom menjabat Sekjen Pengurus Pusat PMKRI periode 2016-2018.
Tom-tom bergabung karena menilai PSI merupakan partai politik yang memiliki integritas untuk membangun negeri dengan nilai-nilai sosial-demokrasi.
“Saya berkeyakinan PSI mampu memperjuangkan nilai-nilai sosial-demokrasi untuk kepentingan khalayak banyak. Salah satunya melawan intoleransi umat beragama, di mana kita melihat masih ada banyak diskriminasi oleh kelompok-kelompok tertentu terhadap minoritas,” kata Tom-Tom yang lahir di Palangkaraya pada 29 Maret 1990.
Berikutnya adalah Widjanarko. Ia adalah anggota Presidium 5 Gerakan Muda Penghayat Kepercayaan terhadap Tuhan Yang Maha Esa (GEMA PAKTI) Pusat periode 2019-2023.
Wijanarko bergabung dengan PSI karena menilai parpol ini mau mendengarkan dan mengedepankan kapasitas dan integritas para pemuda yang memiliki pemikiran-pemikiran kritis untuk bangsa dan negara.
“Saya memiliki ketertarikan dengan apa yang menjadi tujuan dan agenda PSI terutama pada isu-isu diskriminasi, intoleransi, dan ketidakadilan sosial. Saya masuk politik demi terwujudnya kemanusiaan yang adil dan beradab seperti sering dikerjakan PSI dalam berbagai kasus,” ujar Wijanarko yang lahir di Lampung Tengah pada 16 April 1989.
Terakhir ada Anes Dwi Prasetya. Ia adalah Sekjen PP Himpunan Mahasiswa Buddhis Indonesia (HIKMAHBUDHI) periode 2016-2018.
Alasannya bergabung karena melihat PSI merupakan partai yang konsisten memperjuangkan keberagaman dan menggalang gerakan politik yang dilandasi rasa solidaritas untuk kemanusiaan.
“Dengan bergabung bersama PSI, saya akan berusaha menciptakan demokrasi yang dapat benar-benar dirasakan semua orang dari berbagai kalangan, bukan hanya sebagian masyarakat. Bersama PSI, saya ingin memperjuangkan nilai-nilai keberagaman yang selama ini saya pegang,” kata Anes yang lahir di Blitar pada 28 Mei 1993 tersebut.
Pada kesempatan itu, Wakil Ketua Dewan Pembina PSI, Grace Natalie, mengatakan PSI sangat berbahagia dengan bergabungnya para tokoh pemuda dari lintas iman ini.
“Kami sangat berbahagia karena PSI mendapat tambahan amunisi baru dan segar dalam perjuangan melawan intoleransi. Perjuangan ini tidak mudah meski di Konstitusi sebenarnya sudah sangat gamblang soal kebebasan beribadah. Namun, pada kenyataannya, masih ada saja akhir-akhir ini gangguan dalam menjalankan ibadah,” kata Grace.
Ketua Umum DPP PSI Giring Ganesha mengungkapkan hal senada. Salah satu perjuangan utama PSI adalah melawan intoleransi.
“Alasan saya dulu bergabung dengan PSI adalah perjuangan antiintoleransi. Saya pribadi sangat ingin melihat anak cucu bisa hidup sejahtera dan berdampingan satu sama lain tanpa mempersoalkan perbedaan. Selamat datang di PSI. Ini rumah perjuangan kita semua,” ujar Giring.