Mantan Ketum Ikatan Pelajar Muhammadiyah (IPM) Raja Juli Antoni saat ini dicalonkan jadi salah satu kandidat Pengurus Pusat (PP) Muhammadiyah. Karena kini menjabat Sekjen Partai Solidaritas Indonesia, Raja pun mengundurkan diri dari pencalonan.
“Saya merasa terhormat dicalonkan menjadi salah seorang kandidat PP Muhammadiyah. Tapi pada periode ini saya mohon maaf tidak bisa meneruskan pencalonan ini. Saya memilih berdakwah melalui partai politik dengan mendirikan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Saya akan berusaha melaksanakan spirit dakwah amar makruf nahi munkar Muhammadiyah melalui jalur struktural,” kata mantan direktur eksekutif Maarif Institute yang biasa disapa Toni ini kepada detikcom, Senin (29/6/2015).
Sebagai kader, Toni paham bahwa salah satu kekuatan Muhammadiyah adalah kesadaran Muhammadiyah secara institusional menjaga jarak yang sama (political disengagement) dengan partai politik apapun. Dengan demikian dakwah Muhammadiyah dapat terus berlangsung dan memiliki kekuatan moral yang independen untuk bekerja sama maupun mengkritik pemerintah.
“Saya berharap Muhammadiyah terus menjadi Islamic civil society yang independen yang membantu pemerintah mendidik dan mensejahterkan rakyat,” tegas Toni.
Menurut Toni, berdasarkan polling internal Muhammmadiyah dan komunikasi informal dengan beberapa Pimpinan Wilayah (PW) dan Pengurus Daerah (PD) Muhammadiyah kandidat terkuat untuk memimpin ormas Islam kedua terbesar di Indonesia tersebut adalah Prof Dr Yunahar Ilyas.
“Beliau dianggap figur ulama. Banyak PW dan PD Muhammadiyah yang bersimpati. Apalagi tokoh kharismatik sekelas Prof Dr Amien Rais, menurut laporan beberapa PWM dan PDM juga mendukung Bang Yunahar sebagai Ketua Umum PP Muhammadiyah 5 tahun mendatang,” tutur Toni
Selain Yunahar ada sederet nama yang juga difavoritkan untuk memimpin PP Muhammadiyah seperti Dr Haidar Natsir, Dr Syafiq Mughni, Dr Muhadjir Effendy, Dr Rizal Sukma, Dr Dadang Kahmad, Dr Abdul Mu’ti dan Dr Hajriyanto Y Thohari.
“Saya berharap siapapun yang terpilih nanti tetap meneruskan kepemimpinan kolektif dan kolegial, memastikan Muhammadiyah menjadi gerakan modern dan moderat,” pungkas Toni.