Partai Solidaritas Indonesia (PSI) membuka gelombang kedua rekrutmen bakal calon legislatif (caleg) untuk Pemilu 2019. Tidak berbeda dengan sebelumnya, para pendaftar akan menempuh uji kompetensi melalui wawancara terbuka yang melibatkan para anggota Panitia Seleksi (Pansel) Independen.
Namun, tim panel berbeda dengan gelombang pertama. Ketua Umum PSI Grace Natalie menuturkan, wawancara dilakukan secara terbuka agar masyarakat mengenal caleg yang dipilih. Selama ini masyarakat memilih tanpa mengetahui rekam jejak caleg.
Gagasan pokok seleksi caleg ini adalah keyakinan bahwa partai politik berperan sangat penting di Indonesia. Namun, ironisnya. belum kunjung ter-jadi reformasi internal di partai politik. Karena sistem rekrutmen di parpol tidak transparan. Ini menjadi masalah utama yang perlu diubah. PSI ingin membangun tradisi dan standar baru. Rekrutmen caleg dijalankan dengan profesional dan transparan.
“Kalau proses dan sistemnya diperbaiki, diharapkan kualitas anggota legislatif juga jauh lebih baik” ungkapnya.
Pada gelombang pertama, terdapat 1.155 pendaftar. Dari 146 peserta yang mengikuti tes wawacara, PSI menetapkan 57 calon dinyatakan lolos, 58 lolos dengan syarat. Sementara, 31 orang dinyatakan tidak lolos.
“Pada gelombang kedua, saya berharap ada lebih banyak perempuan yang mendaftar. Masih sangat kurang. Sehingga mudah-mudahan minimal sepertiga dari calon legislatif PSI nanti perempuan,” ujar salah seorang anggota Pansel, Mari Elka Pangestu.
Selain nama-nama yang sudah terlibat di gelombang pertama, ada tambahan anggota Pansel Independen. Yaitu advokat senior Todung Mulya Lubis, mantan Rektor UIN Jakarta Azyumardi Azra, mantan Menkeu Muhammad Chatib Basri, pakar Hubungan Internasional Clara Juwono, tokoh perempuan Natalia Soebagjo, pakar hukum Bivitri Susanti, penulis Goenawan Mohamad, dan pegiat sosial Atika Makarim.
Sedangkan panel pada gelombang pertama di antaranya, bekas ketua Mahkamah Konstitusi (MK) Mahfud MD. mantan Komisioner KPK Bibit Samad Riyanto, praktisi pendidikan Henny Supolo, mantan Komisioner Komnas Perempuan dan Anak Neng Dara Affiah, dan pengamat politik Djayadi Hanan. Pendaftaran akan ditutup pada 28 Februari 2018. Para pendaftar bisa mengisi formulir online melalui situs psi.id. hen
Sumber Koran Rakyat Merdeka, 04 Januari 2018