Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan siap menjadi kuda hitam dalam pertarungan politik Pemilu 2019 mendatang. Berbeda dengan partai lain yang menokohkan seseorang, PSI adalah partai yang terbuka untuk semua orang.
“Kami siap untuk itu (menjadi kuda hitam),” kata Ketua Umum PSI Grace Natalie saat menghadiri Kopi Darat Pengurus PSI dari 33 Kabupaten kota se Sumatera Utara di Hotel Garuda Citra, Jalan Sisingamangaraja, Medan, Sabtu (7/11/2015).
Grace yakin partai yang dipimpinnya mampu membuat kejutan karena berdasarkan fakta pada pemilu 2019, lebih dari 50 persen pemilih muda di bawah 45 tahun.
Mantan presenter stasiun televisi itu menyebutkan, PSI bercita-cita memenangkan Pemilu 2019 dan berkontribusi besar dalam Pilpres mendatang.
Keyakinan itu, menurut Grace berangkat dari pola rekrutmen kader partainya yang mengutamakan kalangan anak-anak muda. Selain itu, juga berangkat dari semangat solidaritas dengan fondasi keberagaman.
“Kami bukan job seeker. Kami profesional. Dan kami dipersatukan oleh keragaman. Makanya kami pilih solidaritas, dan itu semangat kami. Kami tidak mempersoalkan identitas orang ketika ia ingin berkontribusi, jawa atau luar jawa, muslim atau tidak. Yang penting ada perubahan,” tandasnya.
Grace menceritakan, PSI berawal dari rasa frustasi anak-anak muda atas kondisi politik di Indonesia. Dimana, semakin banyak politisi yang malah mengkhianati kepercayaan rakyat dengan melakukan perbuatan-perbuatan koruptif.
“Kami percaya anak-anak muda yang apatis, frustasi terhadap kondisi politik hari ini. Orang-orang yang kami percaya di wakil rakyat justru menghianati kepercayaan rakyat dengan makin banyaknya kasus-kasus korupsi,” ujarnya.
Berawal dari rasa frustasi itulah, sambung Grace yang memotivasi mengumpulkan anak-anak muda yang belum terkontaminasi. Di mana menurut Grace, untuk melakukan perubahan tidak mungkin dilakukan jika pilihannya adalah bergabung dengan partai-partai yang sudah ada.
“Kami justru bisa berharap menjadi agen perubahan. Dan kalau kita justru memutuskan untuk mendirikan partai politik, sendiri, ini merupakan pilihan menurut kami lebih mungkin ketimbang melakukan perubahan di sebuah partai yang establish (mapan). Karena disana sudah ada kultur yang sudah tertanam dan sulit melakukan perubahan,” tukasnya.
Saat disinggung apakah dirinya berniat mencalonkan diri pada Pemilu 2019 mendatang, Grace mengaku masih ingin fokus pada pembenahan internal partai.
“Saat ini tidak,” ujarnya.
Menurut Grace, perjuangan PSI saat ini adalah meloloskan partai dalam verifikasi dengan melengkapi struktur kepengurusan. Dimana saat ini tercatat PSI telah berdiri di 34 provinsi, 514 kabupaten kota, dan 50 persen kecamatan se Indonesia.
“Dan kami ingin lebih jauh dari itu, yakni, penuhi 100 persen di semua kecamatan,” ujarnya dengan nada optimis.