Perkenalkan Tsamara, Gadis Milenial yang Twitwar dengan Fahri Hamzah

Namanya Tsamara Amany Alatas. Muda, pintar, dan kritis. Sosoknya semakin dikenal oleh masyarakat setelah gadis kelahiran 24 Juni 1996 ini memutuskan untuk terjun ke dunia politik. Seolah ingin membuktikan bahwa politik bisa menjadi wadah perjuangan, Tsamara semakin serius menjadi kader di Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

Tak tanggung-tanggung, dirinya yang masih belia itu didapuk sebagai salah satu Ketua DPP PSI. Namanya semakin melejit di kalangan warga net ketika dia dengan berani beradu argumen melawan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) Fahri Hamzah. Materinya, tentang perjuangan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) dalam memerangi korupsi.

Tsamara yang merupakan generasi milenial, berani melawan Fahri dalam perang kicauan (TwitWar) di media sosial Twitter. Tsamara gerah dengan berbagai komentar Fahri Hamzah yang dinilainya selalu menyudutkan KPK. JawaPos.com mengajak untuk mengenal sosok Tsamara lebih jauh.

Setelah itu, Tsamara mulai menulis buku. Buku yang paling dikenal dan baru saja diluncurkan yakni Curhat Perempuan: Tentang Jokowi, Ahok, dan Isu-Isu Politik Kekinian.

Tsamara Amany Alatas yakin politik adalah jalan hidupnya.

Tsamara Amany Alatas yakin politik adalah jalan hidupnya. (DERY RIDWANSYAH/JAWA POS)

“Setelah itu semua, orang semakin banyak mengenal Tsamara. Terutama, sejak terjun ke politik di PSI, dan terpilih sebagai salah satu ketua DPP PSI. Orang mengenal saya dan mengapresiasi langkah anak muda yang terjun ke politik,” kata Tsamara saat berbincang dengan JawaPos.com, Senin (10/7).

Sejak saat itu, Tsamara langsung mendapat banyak semangat dan dukungan. Dia menegaskan, dengan semua pencapaian yang diraihnya, dia tidak mencari popularitas lewat adu argumen dengan Wakil Ketua DPR Fahri Hamzah.

“Itu sudan menjadi viral, dan bukan sesuatu yang didesain. Itu murni. Saya yang saat ini sudah menjalani berbagai proses. Bukan tiba-tiba anak yang baru muncul, atau akun anonim yang enggak jelas,” katanya.

Tsamara mengaku sudah semakin fokus di dunia politik dan semakin populer selama tiga tahun terakhir. Dia pernah magang di Mahkamah Konstitusi, kantor Gubernur DKI Jakarta, hingga aktif dan melek dalam setiap proses Pilkada DKI Jakarta. Saat bergabung dengan PSI, Tsamara mengaku siap untuk berjuang.

“PSI pilih saya kan bukan karena saya anak kecil yang diambil dari jalan. Tetapi karena semua ini proses,” jelasnya.

Tsamara memiliki niat yang mulia untuk memutuskan terjun ke dunia politik. Dia ingin sila kelima dalam Pancasila yakni keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia agar bisa terwujud. Dia mengajak siapapun, baik itu generasi milenial dan rakyat Indonesia harus selalu kritis.

“Ada tujuan berpolitik yang ingin dicapai, yakni keadilan sosial. Misalnya melalui jaminan sosial, jaminan kesehatan, lalu ciptakan pemerintah yang transparan, dan e-budgeting tingkat national. APBN kita buat apa saja sih? Itu hal-hal kecil yang menunjukkan arah bangsa ke depan. Kita harus kritis melihat uang kita dipakai untuk apa saja,” tukasnya.

Ikuti berbagai artikel terkait Tsamara dan pandangan politiknya, hanya di JawaPos.com. (cr1/JPG)

Sumber Jawa Pos

Recommended Posts