Calon Presiden dari Partai Solidaritas Indonesia Giring Ganesha memiliki program kuliah gratis jika ia terpilih menjadi Calon Presiden 2024. Banyak pihak yang masih pesimis tentang realisasi program ini. Namun, menurut peneliti Basic Income Lab RCCC Universitas Indonesia Sonny Mumbuan, wacana kuliah gratis memungkinkan diterapkan di Indonesia karena sejumlah negara terbukti bisa menerapkan kebijakan tersebut.
“Pendidikan tinggi bagi negara-negara yang sudah menerapkan kuliah gratis itu syaratnya mau kuliah dan mampu secara akademik,” ujarnya dalam diskusi virtual bertema “Kuliah Gratis, Apakah Mungkin?” yang digelar Partai Solidaritas Indonesia di Jakarta, pada Minggu (27/6).
Ia memberi contoh Jerman dan negara-negara Eropa lainnya yang bisa menggratiskan biaya kuliah sepenuhnya atau pun sebagian. Maka, bukan tidak mungkin program serupa juga bisa diterapkan dalamsistem pendidikan tinggi Indonesia. Menurutnya program kuliah gratis di negara-negara maju dapat membawa dampak pada dimensi kultural, sosial, dan politik masyarakat.
“Apa implikasi kulturalnya? Pendidikan jadi hal yang lumrah di sana, gelar akademik juga dimaknai berbeda, tidak ada selebrasi berlebihan ketika menyelesaikan kuliah.”
Sementara implikasi politiknya adalah terjadi perdebatan kebijakan ide dan epistemik. Program kuliah gratis memungkinkan diterapkan di Indonesia karena besaran anggaran yang masih realistis. Menurut perhitungannya, biaya per tahun seluruh mahasiswa strata satu hingga strata tiga dan vokasi berkisar Rp95 triliun. Nilai anggaran tersebut tidak seberapa jika dibandingkan biaya yang hilang akibat degradasi lingkungan yang mencapai Rp600 triliun per tahun.
Namun, Sonny mengakui, wacana kuliah gratis belum menjadi perhatian masyarakat luas di Indonesia. Masyarakat tidak biasa membayangkan ide-ide besar tentang kuliah gratis sehingga program tersebut terkesan mustahil dijalankan.
Sedangkan menurut Ketua DPP PSI Tsamara Amany, alasan PSI mewacanakan program kuliah gratis di Indonesia ialah menyangkut kesenjangan pendidikan di Tanah Air. Persentase penduduk Indonesia berusia 14 tahun ke atas yang lulus kuliah hanya 8,5% sementara 65% lainnya lulusan Sekolah Menengah Pertama (SMP). Harapannya, program kuliah gratis akan mencetak lulusan perguruan tinggi yang siap berkompetisi di dunia kerja untuk memperbaiki kualitas hidup dengan pendapatan, akses, koneksi, dan lintasan karier yang lebih baik.
Sumber: antaranews, pikiran-rakyat.com, Foto: pexels.com