Luncurkan Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak, PSI Tunjuk Karen Idol Jadi Koordinator

RILIS MEDIA
Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia (DPP PSI)

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) meluncurkan Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak. Sementara finalis Indonesian Idol musim pertama sekaligus penyintas KDRT, Karen Pooroe, didapuk menjadi Koordinator Komite.

“Hari ini, kami meluncurkan Komite Solidaritas Pelindung Perempuan dan Anak. Ini adalah gugus tugas PSI agar lebih banyak lagi perempuan dan anak korban kekerasan yang bisa dibantu hak-haknya. Sis Karen kita percayai sebagai Koordinator Komite,” kata Plt. Sekjen DPP PSI, Dea Tunggaesti, dalam konferensi pers di Basecamp DPP PSI, Jakarta Pusat, Kamis 17 Juni 2021.

Dea menambahkan, pertimbangan penunjukan Karen sebagai koordinator adalah karena finalis Indonesia Idol 2004 itu seorang penyintas KDRT yang berani melawan penindasan dan memperjuangkan hak-hak perempuan dan anak.

Selain tetap menekuni dunia tarik suara, belakangan ini Karen juga aktif mengadvokasi perempuan dan anak korban kekerasan.

“Kami melihat Sis Karen adalah sosok yang berani, peduli dan gigih memperjuangkan nasib perempuan dan anak korban kekerasan. Pengalaman pahit sebagai penyintas KDRT dan juga seorang Ibu yang kehilangan anak, tidak membuatnya terpuruk berkepanjangan, justru berubah menjadi kekuatan untuk menolong perempuan dan anak yang juga mengalami pengalaman yang sama dengan Sis Karen,” tambah akademisi dan praktisi hukum itu.

Dea pun menyebut, Komite Solidaritas Perempuan dan Anak ini inklusif atau terbuka bagi partisipasi masyarakat luas. Masyarakat yang ingin bersinergi dan sama-sama peduli dengan nasib perempuan dan anak korban kekerasan, bisa bergabung ke dalam komite.

“Pastinya komite ini terbuka bagi partisipasi masyarakat luas yang ingin sama-sama melindungi perempuan dan anak. Tanpa keterlibatan publik, agenda perlindungan perempuan dan anak akan jalan di tempat. Oleh karena itu, kami membuka ruang seluas-luasnya kepada publik yang ingin berpartisipasi. Di komite, Kita lakukan apa yang bisa kita perbuat untuk membantu perempuan dan anak,” imbuhnya.

Atas tugas barunya itu, Karen merasa mendapat kesempatan dan dia berkomitmen untuk bisa lebih banyak membantu perempuan dan anak korban kekerasan. Dia pun meminta dukungan dari masyarakat luas.

“Tentunya, saya bersyukur dan melihat ini sebagai sebuah kesempatan sekaligus tantangan. Saya berkomitmen akan membantu lebih banyak lagi perempuan yang bernasib sama dengan saya, jangan lagi ada perempuan dan anak yang jadi korban penindasan atau kekerasan seperti yang sama alami. Mohon dukungan dan doa dari masyarakat agar saya bisa menjalankan tugas baru ini dengan sebaik mungkin,” papar penyanyi berdarah Maluku itu.

Selain Karen, Jubir DPP PSI Bidang Perempuan dan Anak, Imelda Berwanty Purba, dan Ketua DPD PSI Kota Bekasi, Tanti Herawati, masuk dalam susunan komite.

Dalam konferensi pers itu, juga diputar video berisi testimoni seorang ibu korban kekerasan yang pernah dibantu Karen. Perempuan berinisial T itu, sempat terpisah selama 2 tahun dan tak bisa menemui sang anak yang dibawa ayahnya (mantan suami T). Berkat bantuan Karen, T bisa berkumpul lagi dengan sang anak.

“Sebenarnya saya juga malu ya ada orang sebaik itu, di dalam keadaan sesedih-sedihnya, dia masih sempat memikirkan saya. Masih sempat meluangkan waktunya, di saat dia juga lagi sibuk ngurus kasusnya dia, itu yang saya… Ya Allah mungkin sudah jalannya saya ketemu orang sebaik Mbak Karen,” ucap warga Cilandak, Jakarta Selatan itu.

Sementara itu, Ketua Komnas Perlindungan Anak, Arist Merdeka Sirait mendukung penuh langkah Karen Pooroe sebagai aktivis perlindungan perempuan dan anak. Dia juga berharap, transformasi Karen dari penyintas menjadi aktivis itu, mendorong perempuan lain untuk menolak dan melawan KDRT.

“Harapannya adalah, bahwa dari kasus yang dialami Karen Pooroe ini menjadi inspirasi kaum perempuan agar menolak KDRT. Ini adalah penting sekali. Oleh karena itu, saya mendukung -dengan pengalaman nyata dari Ibu Karen ini- Ibu Karen sekarang yang terus berjuang sebagai aktivis perempuan dan anak, dan akan terus dilakukan di tengah-tengah masyarakat,” kata dia dalam video testimoni itu.

Senada dengan Arist, Kak Seto pun berharap pengalaman Karen sebagai penyintas dan aktivis bisa menginspirasi kaum perempuan untuk berani menyuarakan hak-hak mereka, terutama ketika perempuan mengalami korban kekerasan.

“Ke depannya saya juga berharap banyak kaum ibu yang berani menyuarakan suara-suara kaum perempuan, belajar atau terinspirasi oleh pengalaman-pengalaman luar biasa dari Ibu Karen. Secara pribadi, saya pun banyak belajar dari beliau, terutama dalam ketegaran dan ketabahan menghadapi berbagai cobaan, sehingga tetap senyum, tegar, penuh rasa syukur dan kemudian mendorong untuk bisa menjadi pejuang-pejuang yang membela hak-hak dari kaum yang sama mengalami pengalaman-pengalaman negatif seperti itu,” ujar tokoh perlindungan anak-anak itu.

Dalam konferensi pers yang juga dihadiri Ketua DPP PSI Isyana Bagoes Oka, Bendahara Umum DPP PSI Suci Mayang Sari, Direktur Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak DPP PSI Imelda Berwanty Purba, anggota DPRD Provinsi Banten dari PSI Maretta Dian Arthanti, Ketua DPD PSI Kota Bekasi Tanti Herawati, dan sejumlah kader perempuan PSI lainnya itu, sekaligus menandai bergabungnya Karen Pooroe ke PSI.

Narahubung: Dina 0852 1517 7725

Recommended Posts