Gibran disebut “Anak Ingusan” oleh PDIP, PSI: Sangat Tidak Etis!

Gibran disebut anak ingusan oleh politisi senior PDIP Panda Nababan. Dewan Pimpinan Pusat Partai Solidaritas Indonesia – PSI merespon pernyataan tersebut sebagai sangat tidak etis.

Mas Gibran sudah membuktikan dirinya mampu menjadi Walikota. Ditangannya Solo berkembamg menjadi kota kreatif dan ekonominya tumbuh. Apa yang dilakukan Gibran di Solo seperti elevated’ rel, revitalisasi Solo Technopark Park, Taman Balekambang, IKM Mebel Gilingan dll. adalah hal yang luar biasa. Mungkin jauh melebihi prestasi politisi-politisi senior lainnya.

Politis senior termasuk yang ada di PDIP harusnya malu pada Gibran yang disebut anak ingusan. Masih muda saja sudah punya prestasi luar biasa, ketimbang yang sudah senior tapi belum punya prestasi apa-apa.

Menurut PSI, selain merasa malu, harusnya Politis senior berterimakasih pada orang-orang muda seperti Gibran, yang masih muda tapi mau terjun ke politik untuk membereskan masalah-masalah yang juga tidak lepas dari “mungkin” ulah politisi-politisi senior yang sekarang masih merasa nyaman berkuasa. Waktunya yang Senior bertaubat.

Lebih jauh menurut PSI, usia bukan lagi jaminan seseorang siap untuk memimpin atau tidak. Sudah terbukti yang senior-senior juga korup. Di PSI yang dihargai itu kerja dan gagasan bukan lagi usia. Tidak pantaslah politisi senior PDIP menyebut Gibran “Anak Ingusan”.

Kalau PDIP tidak menghargai anak muda berprestasi seperti Gibran dengan menyebutnya anak ingusan, PSI siap menerima Gibran.

 

Ariyo Bimmo
Ketua DPP PSI

Recommended Posts