Inisiatif sebagian anggota DPR RI untuk membentuk Pansus Food Estate menuai dukungan. Dukungan salah satunya disuarakan oleh Partai Solidaritas Indonesia (PSI).
Juru Bicara DPP PSI Nanang Priyo Utomo mengharapkan keseriusan DPR untuk mengungkap tuntas kejanggalan dalam pelaksanaan progran Food Estate. Menurut Nanang program Food Estate sudah terbukti gagal total.
“Program ini dari belum mulai saja sudah gagal. Sebab kegagalannya dimulai dari tahap perencanaan. Gagal merencanakan sama saja merencanakan kegagalan,” sindir Nanang.
Lebih lanjut Nanang menyampaikan bahwa perencanaan produksi pertanian harus memenuhi empat faktor produksi meliputi SDA, SDM, modal dan keahlian. Keempat faktor tersebut menurut Nanang tidak direncanakan dengan matang.
“Bgaimana mau sukses menanam singkong di lahan gambut? Lokasinya jauh dari permukiman sehingga tenaga kerja sulit. Keahlian juga tidak dipesiapkan karena kejar tayang. Jadi faktor produksinya tidak diperhitungkan. Itu baru bicara produksi belum distribusinya,” ungkap Nanang.
Inisiatif membentuk Pansus menurut Nanang sudah tepat mengingat ini bukan pertama kalinya Kementan gagal menjalankan program dengan biaya yang besar Nanang mencontohkan Program Swasembada Daging Sapi yang dulu sempat digencarkan dan akhirnya gagal memenuhi target.
“Dulu PSDS menghabiskan dana trilyunan impor daging juga gak berkurang sampai sekarang. Sekarang diulangi lagi di progam Food Estate. Ini seperti mendung tanpa udan. Cuma gempar promosinya tapi hasilnya Nol,” ujar Nanang.
Sebagaimana banyak diberitakan media, Komisi IV DPR akan membentuk panitia khusus (pansus) untuk mengawasi program food estate karena ditemukan data palsu dalam proyek itu.
Ketua Komisi IV DPR Sudin mengatakan food estate menjadi salah satu program Kementerian Pertanian (Kementan) yang tidak mencapai target, bahkan gagal.