PSI Kutuk Pengusiran dan Penyerangan Terhadap Warga Ahmadiyah di Lombok Timur

PSI Kutuk Pengusiran dan Penyerangan Terhadap Warga Ahmadiyah di Lombok Timur

Partai Solidaritas Indonesia mengutuk aksi pengusiran dan perusakan rumah jemaat Ahmadiyah di Sakra Timur, Lombok Timur yang berlangsung pada 19 Mei 2018.

“Tidak ada satupun warga di negara ini yang boleh diserang dan diancam karena keyakinan keagamaan yang dimilikinya,” ujar juru bicara PSI, Guntur Romli, Minggu (20/5/2018).

PSI meminta pemerintah segera menindak secara tegas pelaku serangan dan menjamin keamanan warga Ahmadiyah di Lombok Timur, maupun di daerah lainnya. “Pemerintah harus bertindak tegas,” ujar Guntur. “Bila dibiarkan ini akan mendorong tumbuhnya bentuk-bentuk radikalisme keagamaan di seluruh Indonesia.”

Dikabarkan, pada 19 Mei, terjadi penyerangan yang menyebabkan 6 rumah warga Ahmadiyah di Sakra Timur rusak berat. Tidak ada korban jiwa. Namun untuk mengamankan keadaan, delapan keluarga diungsikan ke Polres Lombok Timur.

Guntur prihatin bahwa penyerangan ini dilakukan pada awal Ramadhan yang merupakan bulan suci bagi umat Islam di seluruh Indonesia. “Penyerangan ini jelas dilakukan oleh orang-orang berhati kotor yang ingin merusak suasana suci Ramadhan,” ujarnya.

Menurut Guntur, warga Ahmadiyah sudah terlalu lama menjadi sasaran kebencian kelompok-kelompok yang tidak mentoleransi perbedaan. “Pemerintah di masa lalu terkesan mendiamkan,” ujarnya. “Kini pemerintah jokowi harus bersikap tegas. Tidak ada tempat bagi mereka yang tidak menghargai keberagaman. Penindasan hak warga Ahmadiyah ini harus dihentikan.”

Bukan sekali ini warga Ahmdiyah mengalami serangan. Di berbagai wilayah di Indonesia, puluhan masjid Ahmadiyah ditutup paksa, warganya diusir, diserang bahkan sampai mati dibunuh kelompok-kelompok yang menolak hak hidup Ahmdiyah.

“Kami dari PSI meminta semua umat islam untuk menghormati perbedaan dalam beragama,” ujar Guntur. “Dalam Islam, perbedaan adalah rahmat. Agama ada untuk menciptakan perdamaian dan kesejahteraan umat manusia, bukan untuk menciptakan peperangan dan menghancurkan.”

GUNTUR ROMLI
JURU BICARA PARTAI SOLIDARITAS INDONESIA

---

PSI terus bekerja untuk rakyat, dukung PSI melalui Dana Solidaritas, hanya Rp 88.888 per bulan Klik Disini

Tunjukkan Solidaritasmu!
Siaran Pers

3 comments

  1. Derman efendi says:

    Setiap warga negara memiliki hak untuk memeluk agama sesuai keyakinan mereka masing masing, negara wajib melindung dam memberikan pengayoman

  2. Derman efendi says:

    Setiap warga negara memiliki hak untuk memeluk agama sesuai keyakinan mereka masing masing, negara wajib melindungi dan memberikan pengayoman

  3. Doni says:

    Sebenarnya akar masalah intoleransi dan terorisme adalah pemahaman atau penafsiran yang menyimpang terhadap ajaran agama,ini bisa terjadi disemua agama. Masalah radikalisme & intoleransi yang merupakan embrio dari terorisme karena pemahaman yang menyimpang dari agama selalu dihindari untuk diakui telah terjadi secara masif dan terorganisir. Para pemuka agama dan ulama seharusnya memfilter para penceramah dan mubalikh yang secara jelas anti toleransi dan anti Pancasila,anti Bhineka Tunggal Ika, kita sering melihat di you tube ,dengan jelas bagaimana mereka mengajak umatnya melakukan hal hal intoleransi dan anti Pancasila,anti Bhineka Tunggal Ika. Mari kita menerima dengan lapang dada dan terbuka untuk bersama memperbaiki masalah ini,untuk NKRI yang lebih damai dan sejahtera. Teror sudah terjadi di Surabaya, Sidoarjo , dan pelakunya sudah teridentifikasi secara jelas dan tegas, apalagi yang harus kita lakukan?sekali lagi pemahaman yang menyimpang penyebabnya.

Leave a Comment

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan.

18 − 2 =