Terjun ke dunia politik pada usia muda patut diacungkan jempol. Keprihatinan Tsamara Amany terhadap minimnya wanita di DPR menguatkan tekadnya untuk memenuhi kuota 30% caleg wanita tersebut.
Alasan ini ia lakukan demi menggerakkan wanita lainnya untuk berpolitik agar isu-isu kaum hawa dapat cepat diperbaiki dan diselesaikan. “Kalau tidak ada sosok perempuan dalam parlemen, isu-isu seperti poligami, vaksi, dan human trafficking tidak akan terselesaikan,” ucapnya.
Menjabat sebagai ketua DPP bidang eksternal di dalam Partai Solidaritas Indonesia yang berisi anak-anak muda ini, perjuangan Tsamara untuk mengedukasi generasi muda dengan mengunjungi desa dan mengajarkan tentang politik membuatnya yakin bahwa kualitas masa depan parlemen Indonesia dapat bangkit dari sosok-sosok baru yang vokal dan teredukasi.
Ia tidak pernah takut menyuarakan gerakan antikorupsi dan antitoleransinya, dirinya pun tidak ragu untuk meluncurkan buku berjudul Curhat Perempuan Tentang Jokowi, Ahok, dan Isu-isu Politik Kekinian yang diulasnya sebagai memoar politik tentang seluruh gagasan, pandangan, dan visi politiknya. Kini, mahasiswi Universitas Paramadina ini sedang mencalonkan diri ke DPPRI 2017.