Untuk Apa Jadi Anggota DPR, Tsamara Amany?

Ikon politikus muda Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany, kini telah resmi mendeklarasikan diri menjadi calon anggota legislatif (caleg) DPR pada Pemilu 2019 dari PSI. Meski saat ini umurnya masih 21 tahun, tapi Tsamara punya visi jika terpilih jadi anggota DPR. Apa itu?

Dalam deklarasi pencalonan di kantor DPP PSI, Jakarta, Tsamara memboyong slogan antikorupsi, antiintoleransi. Tsamara menyebut jika terpilih jadi anggota DPR, dia ingin menjadi anggota Komisi II DPR yang membidangi dalam negeri, sekretariat negara, dan pemilu.

Alasan memilih Komisi II tak terlepas dari visi politiknya yang ingin memberantas korupsi melalui penganggaran yang rata dan transparan, reformasi birokrasi, pelayanan publik, dan otonomi daerah.

“Komisi II karena kerjanya Komisi II untuk memastikan bahwa sistem penganggaran itu merata sampai ke daerah-daerah. Jadi saya ingin ngurusin reformasi birokrasi, pelayanan publik, kemudian otonomi daerah. Jadi itu yang akan menjadi concern saya,” ungkap Tsamara, di Kantor DPP PSI, Tanah Abang, Jakarta Pusat, Kamis (26/10).

Demi menciptakan penggaran yang merata dan transparan, pada saat menjadi anggota dewan Tsamara akan fokus dalam pembentukan Undang-Undang e-Budgeting. Sehingga dengan bentuk undang-undang Tsamara menilai banyak pihak tak dapat mengubah aturan penganggaran yang lebih merata dan transaparan.

“Saya akan memperjuangkan namanya Undang-Undang e-Budgeting. Kalau Pak Presiden kemarin bicara akan menerbitkan peraturan presiden tentang e-budgeting, e-planning, saya ingin dalam bentuk UU. Karena kalau presidennya ganti akan sulit sekali mereka menggantinya,” jelas Tsamara.

Selain itu, Tsamara juga akan lebih giat memberikan edukasi mengenai pentingnya e-budgeting kepada masyarakat. Sehingga, dengan sistem tersebut, lembaga semacam KPK akan lebih mudah mengontrol penganggaran suatu instansi negara.

“KPK juga merupakan salah satu lembaga yang memiliki akses e-budgeting itu. Maka dengan mudahnya orang-orang yang mempermainkan anggaran, ada anggaran fiktif akan dengan mudah ditangkap oleh KPK,” tuturnya.
Saat ditanya daerah pemilihan yang akan dipilihnya untuk bisa duduk di parlemen, Tsamara mengatakan bebas ditempatkan di daerah pemilihan (dapil) mana saja. Namun jika boleh memilih, dia ingin dapil Jakarta.

“Tentunya itu (penentuan dapil) masih harus ditentukan lagi, karena masih harus diskusi juga. Tapi saya sebenarnya terbuka dan tentunya siap ditempatkan oleh PSI di mana saja,” kata Tsamara yang pernah terlibat twitwar dengan Fahri Hamzah itu.

“Walaupun sebenarnya saya tentunya punya ketertarikan di Jakarta karena memang Jakarta, kota kelahiran saya dan saya punya cita-cita jadi Gubernur DKI Jakarta,” imbuhnya.

Sumber

Recommended Posts