Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar syukuran ulang tahun ke-3 di basecamp DPP PSI Jl Wahid Hasyim, Jakarta Pusat, Kamis (16/11/2017) malam. Sekjen PSI, Raja Juli Antoni, mengatakan selama ini ada kebencian publik terhadap partai politik. Reformasi sudah terjadi di banyak aspek kehidupan.
“Tapi reformasi nyaris tidak menyentuh partai politik,” kata Toni, panggilan akrab Raja Juli Antoni.
Sebenarnya, ada sekelompok orang yang rindu berpolitik namun sistem kepartaian tidak memungkinkan.
“Padahal, jika kita ingat Edmund Burke, the only thing necessary for the triumph of evil is for good men to do nothing. Juga kita ingat Ali bin Abi Thalib yang bilang kebenaran yang tak terorganisir akan dikalahkan oleh kebatilan yang terorganisir,” ujar Toni.
Toni bercerita, dengan para pimpinan PSI sekarang, ia menemui banyak teman lama di berbagai daerah, dalam upaya merintis partai baru.
“Namun ada yang lebih kasar dengan bilang: ini Jakarta mau tipu apa lagi? Rupanya mereka sudah sering ditipu politisi Jakarta,” lanjut Toni.
Kini, PSI sudah berusia 3 tahun. Sejumlah terobosan sudah dilakukan. Terakhir, PSI menggelar uji kelayakan caleg secara terbuka dan melibatkan para juri independen.
“Dalam proses tersebut, kita berharap parlemen akan lebih baik. Sebab yang kita kejar adalah kualitas, bukan isi tas,” ujar Toni yang disambut tawa hadirin.
Dari Amerika Serikat, Ketua Umum PSI Grace Natalie menyampaikan sambutan tertulis.
“Tiga tahun kita telah menguji komitmen dan integritas dalam perjuangan melawan korupsi dan intoleransi. Saya sangat bangga dan bersyukur, kita telah memulai cara berpartai dan berpolitik dengan cara yang benar,” tulis Grace dalam sambutan yang dibacakan Ketua DPP PSI, Danik Eka Rahmani.
PSI juga telah membangun kepengurusan dengan kriteria yang ketat, menggalang pendanaan dari masyarakat, rekruitmen caleg yang terbuka, kampanye politik yang positif tanpa menebar kebencian dan fitnah.
“Bro dan Sis, mari kita pertahankan ini semua dengan sekuat tenaga, saling menjaga, saling mengingatkan, saling kritik, saling dukung. Saya percaya hanya itu cara untuk menggerakkan transformasi politik Indonesia yang baru dan keren,” kata Grace yang sedang mengikuti program di MIT Sloan of School of Management tersebut.
Hadir dalam acara tersebut para kader, simpatisan, dan tokoh seperti ekonom Poltak Hotradero dan dosen Komunikasi UI Ade Armando. Poltak mengatakan dirinya melihat niat baik dalam diri PSI namun tidak cukup, perlu ada tindakan.
“Kita tidak cukup mengatakan bahwa isi DPR barang busuk semua. Tapi tidak ada yang mau ke sana untuk memperbaiki,” katanya.
Poltak mengaku menemukan ide-ide unik saat berbicara dengan para pengurus PSI.
“Misalnya, ide soal pemberdayaan perempuan. Bukan karena bagian dari konstituen tapi karena mereka adalah bagian masyarakat yang harus diperhatikan secara khusus. Kami juga berbicara soal koneksi internet sebagai bagian dari hak asasi manusia. Sebab, merupakan bagian dari transparansi dan hak berkomunikasi,” kata Poltak.
Juga datang sejumlah bakal calon legislatif PSI dalam acara syukuran. Sebut saja Hariyanto Arbi, Andy Budiman, dan Kamaruddin. Dalam tiga tahun perjalanan, PSI telah menorehkan beberapa catatan emas. Misalnya, pertama, PSI mengundang partisipasi publik dengan cara menyumbang demi membangun kemandirian partai dan mempererat hubungan partai dan konstituen.
Kedua, ada hampir 30 ribu pengurus PSI di seluruh Indonesia, yang berumur rata-rata 30 tahun dengan komposisi gender terbaik di antara seluruh partai politik. Ketiga, Facebook Fanpage PSI kini menempati posisi kedua dengan jumlah likes terbanyak di antara seluruh partai politik di Indonesia.
Terakhir, PSI menjadi partai pertama dalam sejarah perpolitikan Indonesia yang membuka proses pemilihan caleg yang diseleksi juri independen dan disiarkan secara langsung melalui media sosial. PSI memperjuangkan tiga hal yang dikemas dalam sebuah trilogi menebar kebajikan, merawat keragaman dan mengukuhkan solidaritas.