Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta Anggara Wicitra Sastroamidjojo menilai Anies Baswedan tak punya visi dan gebrakan untuk perbaikan kualitas udara Jakarta hingga jelang berakhirnya masa jabatan Gubernur DKI.
Anggara mendorong Pemerintah Provinsi DKI menginisiasi perencanaan terintegrasi Jabodetabek untuk mengatasi polusi udara. Dia menjelaskan bahwa masalah itu tidak akan selesai tanpa ada kolaborasi dengan daerah penyangga.
Menurut Anggara, pemerintah provinsi harus menjadi inisiator untuk mengatasi masalah kualitas udara, karena menjadi pusat ekonomi dan memiliki kekuatan fiskal yang mumpuni. “Jabodetabek ini megapolitan walaupun di bawah instansi pemerintah daerah yang berbeda. Jadi gak akan bisa sendiri-sendiri,” ujar dia lewat keterangan tertulis pada Kamis, 16 Juni 2022.
Anggara juga mengatakan ada beberapa opsi kebijakan yang dapat diintegrasikan dengan pemerintah daerah penyangga lainnya. Dia mencontohkan seperti memasifkan uji emisi gratis serta percepatan pembangunan moda transportasi antar kota.
Karena itu, kata Anggara, sumber masalah kualitas udara yang paling utama adalah kendaraan pribadi, dan itu yang harus dikendalikan. Uji emisi gratis harus diperbanyak termasuk di daerah penyangga karena kendaraan dari sana juga menyumbang polusi.
“Setelah itu pikirkan bagaimana kita memperbanyak opsi moda transportasi untuk mobilitas masyarakat,” tutur Anggara.
Untuk saat ini, Anggara menilai selama kepimpinan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan, belum memiliki visi integrasi kebijakan untuk masalah kualitas udara. Sehingga, katanya, tidak ada progres berarti dari penyelesaian masalah ini.
Persoalan kualitas udara ini sudah ada sejak awal masa jabatan Anies Baswedan. Namun hingga menjelang masa kepemimpinannya habis, Anggara menilai, tidak ada perbaikan.
“Sampai sekarang gitu-gitu aja. Upaya mengendalikan kendaraan bermotor pribadi juga akhirnya gagal karena proyek LRT dan penerapan Electronic Road Pricing yang direncanakan di RPJMD tidak berhasil dieksekusi,” kata Anggara.
Sebelumnya, IQ Air menempatkan Jakarta pada posisi pertama sebagai kota dengan kualitas udara terburuk di dunia pada Rabu pukul 11.00 WIB. Adapun kategori kualitas udara tidak sehat berada pada rentang indeks 151 hingga 200 berdasarkan IQ Air.
Sedangkan konsentrasi polutan Partikulat Matter (PM) 2,5 tercatat mencapai 25,4 kali di atas standar Badan Kesehatan Dunia (WHO) sehingga membuat kualitas udara di Jakarta tergolong tidak sehat.
Sumber: https://metro.tempo.co/read/1602705/udara-jakarta-memburuk-psi-sebut-anies-tak-punya-visi-perbaikan-kualitas-udara/full&view=ok