Tsamara Amany, Mahasiswi Cantik yang Melawan Fahri Hamzah

Barangkali banyak orang tak suka, sebal, atau diam-diam mengumpat terhadap politisi Fahri Hamzah. Tapi sepertinya cuma Tsamara Amany Alatas yang berani mengungkapkan perasaan dan pendapatnya secara argumentatif. Mahasiswi Semester VI Jurusan Ilmu Komunikasi di Universitas Paramadina ini secara lugas mengkritik sikap dan pendapat Wakil Ketua DPR yang kerap memojokkan KPK. Tak cuma lewat blog, twitter, dan kolom di media online, Tsamara juga membuat lima video singkat bertajuk “5 Sesat Pikir Fahri Hamzah”.

“Aku buat videonya dibantu teman-teman di PSI (Partai Solidaritas Indonesia, red),” ujar perempuan kelahiran 24 Juni 1996 yang biasa disapa Sammy itu saat berbincang dengan detikcom, Selasa (11/7/2017).

Menurut Sammy yang juga Ketua DPP PSI bidang Eksternal, pemberantasan korupsi merupakan salah satu amanat reformasi yang tertuang dalam TAP MPR XI/98 tentang Penyelenggaraan Negara Yang Bersih dan Bebas KKN. Hal ini kemudian diturunkan menjadi UU No 20/2001 yang menyatakan bahwa korupsi adalah kejahatan luar biasa (extraordinary crime). Ini karena korupsi telah terjadi secara sistematis dan merasuki sendi-sendi kehidupan berbangsa. Itulah mengapa KPK dibentuk karena dirasa perlu ada lembaga khusus yang menangani kejahatan luar biasa ini.

“Karena itu aku gak habis pikir kenapa ada wakil rakyat seperti Fahri Hamzah yang sering banget menyerang KPK,” ujar Sammy berapi-api.

Sammy merujuk sejumlah pernyataan Fahri di media massa seperti langkah KPK menangani penyidikan skandal korupsi E-KTP sebagai ‘khayalan’, dan tudingan bahwa ‘KPK melakukan bisnis penangkapan’. Ia mengaku tak habis pikir dengan tudingan terakhir, sebab nyatanya semua kader partai, baik oposisi maupun penyokong pemerintah, ada yang ditangkap dan dijebloskan ke penjara jika memang terbukti korupsi.

“Di zaman Pak SBY begitu, di era Pak Jokowi sekarang ini juga demikian,” ujar Sammy.

Ia juga menepis kicauan Fahri pada 20 Juni lalu yang mempertanyakan kinerja KPK mengingat jumlah Operasi Tangkap Tangan makin banyak. Sammy menilai banyaknya penangkapan KPK justru membuktikan bahwa KPK menjalankan fungsi penegakan hukumnya.

“Di mana sukses KPK? Ya di situ, ketika banyak pejabat negara korup tertangkap, itu suksesnya. Belum termasuk menteri, hakim, pimpinan lembaga tinggi negara, pejabat eselon, bahkan swasta,” ulasnya.

Sebelum terlibat twitwar soal KPK, ia mengaku pernah berdebat soal isu komunisme dengan politisi dari Fraksi Partai Keadilan Sejahtera (PKS) itu. Ketika itu ia mempertanyakan di mana gejala komunisme yang dimaksud Fahri. Tapi dirinya kemudian menyamakan gejala komunisme dengan narkoba.

“Sama dengan orang bilang mana gejala pakai narkoba… he… he…,” kata Sammy mengulang cuitan Fahri.

Sikap dan tindakan Sammy yang berani melawan Fahri mendapat sokongan beberapa selebritas di dunia maya.

“Suka lihat anak muda kritis dan cerdas seperti @TsamaraDKI ini,” kicau musisi Addie MS.

Sementara Guru Besar Hukum Pidana Universitas Monash, Australia Prof Nadirsyah Hosen @na_dirs mencuit: “Dinda @TsamaraDKI ini sangat “berbahaya” dia bisa berargumen lewat tulisan sama lincahnya saat dia berdebat. Salah satu rising star.”

Begitu juga dengan pengamat politik Burhanuddin Muhtadi. Dengan nada berseloroh dia mencuit, “Counter attack Tsamara ini mengerikan. Mengingatkan saya pada serangan balik MU (Manchester United, red) yang mematikan lawan. Go..go Tsamara!”

Fahri Hamzah menanggapi dingin serangan-serangan Tsamara, termasuk tantangan debat yang baru-baru ini digaungkan di twitter. (jat/tor)

Sumber Detik

Recommended Posts