Teruskan Perjuangan Lawan Korupsi, Tsamara Amany Daftar Caleg PSI

Tsamara Amany, ikon politik milenial, mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) Partai Solidaritas Indonesia untuk Pemilihan Legislatif 2019. Saat mendaftar, Tsamara diantar oleh tokoh pers Abdullah Alamudi dan tokoh reformasi Abdillah Toha. Pendaftaran dilangsungkan  di Kantor DPP PSI pada Kamis (26/10).

Meski berusia muda, perempuan kelahiran 24 Juni 1996 ini telah memiliki visi politik yang jelas, yakni memberantas korupsi dan mendorong keterlibatan perempuan di politik. Di awal tahun 2016, ia ikut mendirikan gerakan Perempuan Politik. Setahun kemudian, ia telah tercatat sebagai Ketua Dewan Pimpinan Pusat (DPP) PSI Bidang Eksternal. Ia juga sempat menulis buku “Curhat Perempuan”, sebuah memoar politik yang memuat seluruh gagasan, visi politik, dan keterlibatannya dalam politik.

Selepas mendaftarkan diri, Tsamara dan beberapa tokoh antikorupsi, seperti Adnan Topo Husodo (Koordinator ICW) dan Ismi Damayanti (Perwakilan Suara Pemuda Anti Korupsi (SPEAK)) berdiskusi tentang anak muda dan gerakan antikorupsi. Di hari yang sama, Tsamara juga mendeklarasikan gerakan Solidaritas Kaum Muda Melawan Korupsi (SIKAP). SIKAP merupakan sayap gerakan PSI yang mengajak anak-anak muda berjuang memerangi korupsi.

Perempuan yang baru dinobatkan sebagai ‘Women of The Year 2017’ oleh majalah HerWorld ini mantap menjadi caleg sebab ingin meneruskan perjuangan memberantas korupsi di DPR RI.

“Selama ini, politik dan DPR sering dipersepsikan sebagai tempat yang kotor. Tetapi kalau kita merasa bahwa DPR bukan tempat yang bersih, tetapi tidak pernah upaya orang-orang baik masuk ke DPR membawa semangat antikorupsi, kapan DPR akan bersih sebagaimana yang diharapkan masyarakat?” kata Tsamara.

Bagi Tsamara, politik merupakan alat yang bisa digunakan untuk beragam kebutuhan. Di tangan orang-orang yang tidak bertanggung jawab, politik dipakai untuk korupsi. Namun, Tsamara juga mengingatkan bahwa di tangan orang-orang baik, politik bisa dipakai untuk melakukan hal-hal yang bermanfaat bagi masyarakat.

“Saya ingin memastikan bahwa setiap sen uang masyarakat harus kembali ke masyarakat,” tandas mahasiswa Ilmu Komunikasi Universitas Paramadina ini.

Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia, Grace Natalie, menyambut gembira pendaftaran Tsamara sebagai caleg PSI. Ia mengaku salut dengan langkah Tsamara untuk masuk ke dalam sistem politik di saat anak-anak seusianya lebih memilih bersikap apolitis.

“Tsamara termasuk orang yang sadar politik dan memutuskan masuk sistem di usia yang sangat muda. Jadi, umur perjuangannya masih panjang sekali. Jika nanti terpilih di 2019, ia baru berusia 23 tahun. Banyak waktu yang ia miliki untuk memperjuangkan nilai antikorupsi di dunia politik,” tutur Grace.

Grace juga berharap langkah Tsamara akan menginspirasi jutaan anak muda untuk masuk ke dunia politik. Ia menyatakan, “Saat melihat Tsamara, saya melihat impian dan harapan revolusi politik di pundaknya. Semoga Tsamara membawa daya dongkrak untuk generasinya agar anak-anak muda mulai mempertimbangkan politik sebagai sebuah media perjuangan, juga sebagai sebuah opsi karier, dengan idealisme seperti Tsamara.”

Keputusan Tsamara untuk melaju ke Senayan diacungi jempol oleh putri Gus Dur, Inaya Wahid.

“Semoga nanti jika terpilihk Tsamara bisa menjadi pembaharu, melakukan banyak hal yang belum pernah dilakukan di DPR, serta tentunya membawa kebaikan untuk masyarakat Indonesia,” kata Inaya melalui video testimoni.

Aktivis antikorupsi yang juga peneliti Indonesia Corruption Watch (ICW), Donal Fariz juga mengapresiasi keberanian Tsamara memilih jalur konstitusional yang tak banyak dilalui anak-anak muda seusianya.

“Saya berharap, Tsamara menjadi darah baru yang menghasilkan demokrasi yang lebih segar. Demokrasi yang bermartabat dan konstruktif untuk membangun Indonesia ke depannya,” tutur Donal.

Pendaftaran menjadi calon anggota legislatif DPR ini baru satu tahap yang harus dilalui Tsamara. Seusai pendaftaran, ia masih harus mengikuti uji kompetensi oleh tim panelis yang terdiri dari berbagai tokoh nasional yang memiliki kredibilitas di bidangnya masing-masing, seperti mantan Menteri Perdagangan Marie Elka Pangestu, mantan Ketua Mahkamah Konsitutsi Mahfud MD, mantan komisioner Komnas Perempuan Neng Dara Afiah, dan lain-lain. [PSI]

Jakarta, 26 Oktober 2017

 

Recommended Posts