Sri Mulyani Indrawati memiliki kemampuan profesional untuk menjadi presiden RI mendatang. Ia pintar, berani ambil risiko, dan berintegritas. Demikian pokok-pokok pikiran yang tercetus dalam diskusi online dalam rangka Rembuk Rakyat Partai Solidaritas Indonesa (PSI) berjudul “Melihat Sri Mulyani Lebih Dekat,” Jumat 27 Mei 2022.
“Leadership-nya sangat kuat. Kalau menghadapi masalah, dia akan mencari opsi-opsi solusi. Pasti akhirnya keluar dengan solusi. Jadi tidak pernah sebuah pertemuan itu ngambang, pasti menghasilkan solusi,” kata mantan Sekretaris Utama Menteri Bappenas, Syahrial Loetan.
Syahrial mendampingi saat Sri Mulyani menjadi Menteri Bappenas selama 14 bulan sejak Oktober 2004.
“Tidak banyak manusia yang seperti beliau. Cobaan di awal sebagai menteri sangat berat, yaitu kejadian tsunami Aceh. Beliau tetap tenang, tidak kalut. Mengumpulkan banyak orang, menelepon banyak dubes asing dalam satu jam. Semua datang,” lanjut peraih master bidang perencanaan kota dari California University tersebut.
Kementerian Bappenas lalu menyiapkan masterplan pemulihan Aceh hanya dalam 3 bulan yang kemudian dipakai untuk meyakinkan para donor untuk membantu.
“Selama 14 bulan mendampingi, terbukti memang beliau pintar. Kedua, orangnya sangat konsisten. Kalau hari ini bicara A, tiga bulan lagi bicara A, dua tahun lagi bicaranya tetap A,” kata Syahrial.
Dari pengalaman Syahrial, Sri Mulyani juga punya kemampuan komunikasi yang mumpuni, yaitu bisa mengajukan argumen dengan baik dan tidak mengecilkan pendapat orang lain.
“Akhirnya, kami bisa maju dengan solusi yang kami bawa tapi pihak yang berseberangan tidak merasa malu atau direndahkan,” ujar mantan Komisaris Independen PT PLN ini.
Jadi, Sri Mulyani tak hanya piawai dalam soal ekonomi. Ia juga sudah punya jam terbang tinggi dalam berinteraksi dengan kalangan politik.
Pada kesempatan yang sama, Koordinator Juru Bicara DPP PSI, Kokok Dirgantoro, juga memaparkan sejumlah keistimewaan Sri Mulyani.
“Sri Mulyani adalah sosok yang dibutuhkan di masa kini dan masa depan, di masa krisis dan di masa tenang. Hari ini, beliau bisa juggling pembiayaan dari luar negeri selama Pandemi Covid-19. Posisinya tidak mudah. Kesehatan harus berjalan, ekonomis juga harus bergerak. Ini membutuhkan anggaran luar biasa. Kenyataannya bisa balance semua dan uangnya ada,” kata Kokok.
Satu hal, kata Kokok, Sri Mulyani juga sosok yang berani pasang badan. Misalnya soal kenaikan pajak pertambahan nilai (PPn) 11%. Untuk soal ini, pasti butuh nyali besar. Pasti dari masyarakat ada penolakan yang besar. Ia juga menunda cukai plastik supaya daya beli masyarakat tetap terjaga.
Kokok menegaskan,“Kupingnya tebal banget karena percaya ada tujuan strategis yang harus dicapai. Pemimpin itu harus berani mengambil risiko untuk tujuan sangat besar di masa mendatang.”
Di masa depan, ekonomi Indonesia tahun 2030 diramalkan masuk 5 besar ekonomi dunia. Ini perlu pondasi kokoh ekonomi yang dipersiapkan.
“Saya melihat, Bu Sri Mulyani akan mampu membuat pondasi dan menjalankannya dengan konsisten. Kalau kita tidak punya sosok konsisten, dengan central message yang kuat, dan bisa melanjutkan legacy Pak Jokowi; akan sangat berat,” kata CEO Opal Communication ini.
Saat ini, Sri Mulyani hanya punya kuasa anggaran. Bayangkan kalau ia punya kuasa yang lebih besar sebagai presiden. Dia bisa tegur menteri yang tidak terarah, lalu penggunaan uang rakyat akan lebih efisien dan tepat guna.
“Selama beberapa tahun ini subsidi energi dan non-energi kian efektif. Tapi, anggaran pendidikan, kesehatan, infrastruktur, dan perlindungan sosial itu konsisten naik terus. Ini menunjukkan belanja prioritas kita sesuai dengan tujuan besar di depan,” kata Kokok.
Diskusi ini merupakan bagian dari Rembuk Rakyat yang diinisiasi PSI untuk mendengar suara rakyat tentang kandidat tepat penerus kepemimpinan Jokowi.
Dari Rembuk Rakyat PSI, muncul sembilan nama yang dianggap ideal oleh masyarakat sebagai pengganti Jokowi. Mereka adalah Emil Dardak, Erick Thohir, Ganjar Pranowo, Mahfud MD, Muhammad Andika Perkasa, Mochamad Ridwan Kamil, Muhammad Tito Karnavian, Najwa Shihab, dan Sri Mulyani Indrawati. Publik bisa ikut berpartisipasi dan menentukan pilihan politiknya di rembukrakyat.psi.id