Penindasan terhadap etnis Muslim Rohingya di wilayah Rakhine, Myanmar, berhasil menyita perhatian publik dunia. Di Indonesia sendiri, protes terhadap kekejaman militer Myanmar di bawah pemerintahan Aung San Suu Kyi tertuang lewat petisi “Cabut Nobel Perdamaian San Suu Kyi” di situs change.org.
Hingga saat ini tercatat sudah 222.826 publik netizen yang menandatangani petisi online ini. Lahirnya petisi ini salah satunya diprakarsai oleh Ketua Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Tsamara Amany.
“Kami mengajak teman-teman untuk ikut tanda tangani petisi ini. Solidaritas untuk Rohingya, cabut nobel Suu Kyi,” tulis politisi muda ini lewat akun twitternya @TsamaraDKI, Sabtu (2/9/2017).
Tsamara juga menambahkan, bahwa kasus penindasan yang dialami etnis Muslim Rohingya bukan terkait agama.
“Bagi saya ini bukan urusan agama, apapun agama org Rohingya, mesti kita bela. Org dibantai. Ini intoleransi, ini urusan kemanusiaan,” cuitnya.
Dara cantik ini juga menyesali penghargaan Nobel Perdamaian yang pernah diraih Suu Kyi.
“Bgm bisa seorang penerima nobel perdamaian diam melihat kejahatan kemanusiaan terjadi di depan mata? Aung San Suu Kyi tak layak dapat nobel!” tegasnya.
“Seorang penerima nobel perdamaian harus berjuang demi kemanusiaan, BUKAN DIAM melihat orang dibantai,” tambahnya.
Diketahui, pada tahun 1991 Suu Kyi menerima Penghargaan Nobel Perdamaian, atas perjuangannya dalam memajukan demokrasi di negaranya tanpa menggunakan kekerasan dalam menentang kekuasaan rezim militer.(fin)
Sumber: Okezone