Solidaritas bernama BATMAN

Aksi Superhero #TolakRevisiUUKPK di Jakarta Car Freeday

Ada yang tidak biasa di arena Jakarta Car Freeday, hari Minggu 21 Februari 2016. Ini adalah hari dimana warga Jakarta mengendurkan otot dan syaraf mereka, berbaur di sepanjang Jalan Jenderal Sudirman menuju Blok M. Tidak ada kendaraan bermotor, itu telah menjadi aturan Pemerintah Provinsi DKI Jakarta. Satu hari dalam seminggu tanpa asap kenalpot dan polusi kebisingan ‘klakson’ yang seakan memaki setiap orang yang berusaha menghalangi laju kendaraan. Warga Jakarta memang unik, dua pertiga usia mereka dihabiskan di jalan. Ketika libur, mereka pun kembali ke jalan meski tanpa membawa kendaraan, namun di jalan mereka berbaur, bedanya di Jakarta Car Free Day mereka terlihat lebih santai dan tersenyum. Wajah Jakarta yang sebenarnya.

Ketika warga DKI sedang menunjukkan wajah yang asli dan ramah, justru sekelompok orang masuk ke dalam kerumunan warga dengan menggunakan kostum Superhero. Dalam waktu singkat kehadiran mereka langsung menyita perhatian warga, kerumunan kecil lalu jadi kerumunan yang membesar apalagi ketika media sudah mulai ikut memperhatikan sambal berusaha mencari plot berita apa yang dapat ditulis dari kehadiran Cosplayers (sebutan untuk orang yang menggunakan kostum) tersebut. “Aku mau foto dengan Batman, ayoo foto dengan Batman” suara anak kecil separoh merengek kepada Ayahnya. Akhirnya sang Ayah membujuk Sang Batman agar mau berfoto. Meski terlihat agak kikuk, Batman akhirnya bersedia, dengan menyingkirkan Poster dari tangannya agar tidak tertangkap kamera. Ya isi poster itu memang bukan untuk anak kecil. Di poster tersebut tertulis “Super Hero Aja #TolakRevisiUUKPK” ternyata puluhan Superhero yang turun ke Bunderan Hotel Indonesia pagi itu adalah para aktivis yang menolak upaya pelemahan KPK yang dijadwalkan akan digelar oleh DPR-RI hari  Rabu besok. Siapa saja mereka?

Berangkat dari Bintaro dini hari, Batman membawa serta anak dan keponakannya. Ini momentum penting baginya, bukan karena masa kecil dirinya hanya bisa mengagumi Batman dari layar TV atau komik-komik dan sticker, juga bukan juga karena ini soal penolakan Undang-undang KPK. Tapi ini merupakan pengalaman pertamanya menjadi Batman Sang Superhero tepat di jantung Kota Betawi. “Mudah-mudahan si Pitung nggak marah” setengah geli membayangkan sebentar lagi dia akan masuk dalam kerumunan warga membawa identitas barunya. “Ini keputusan yang sulit” kata Danik, Wasekjen PSI sambil meniru perkataan Ketua Umum PSI di video Apa Itu PSI. “Tapi menjadi lebih sulit, karena saya tidak yakin ada jutaan orang yang mampu memikul beban kostum itu” sambil tertawa membayangkan sesorang didalam jubah Batman, mulai bergerak ragu memasuki kerumunan warga.

Aksi Batman dkk menolak revisi UU KPK di Bundaran HI

Pelan tapi pasti, Batman dari Bekasi itu mulai menikmati perannya. Tampaknya mulai percaya diri, meski sudah acap kali tampil di layar TV, bahkan menurutnya ini lebih menegangkan dari Panel Sidang Doktoral yang dilewatinya ketika menamatkan kuliah di Brisben – Australia. Wartawan mulai berkerumun, entah memang bakat terpendam atau talenta bawaan, dibanding Superhero yang lain seperti Spiderman, Power Rangers, Super Woman dll. Batman rupanya menjadi Superhero ter-favorit pagi itu. Salah satu penggerak aksi solidaritas #KamiTidakTakut pasca teror bom Jakarta itu terlihat mulai menebar pesona. Bukan menikmati lagi, kini mungkin sosok di dalam kostum tersebut sudah mulai menemukan kekuatan perannya. Namun belum waktunya membuka siapa dirinya sebenarnya. “siapa anda sebenarnya?” seorang reporter Televisi Swasta Nasional menanyakan pada Batman. “Yaaa sebut saja salah satu Superhero yang menolak Revisi UUKPK” jawab Batman Bekasi dengan angkuh dan misterius. Meski dalam hati dia bergumam “mungkin jika tau identitas saya sebenarnya, gak bakalan diliput.”

Menurutnya yang paling penting dari aksi Super Hero ini ada beberapa hal, pertama tentu ingin mengirim pesan kepada publik, bahwa korupsi di Indonesia bukanlah kejahatan biasa, dia bukan kejahatan yang bisa dihilangkan dengan mudah. Korupsi adalah kejahatan luar biasa, sehingga cara penanganan yang luar biasa dibutuhkan. Karenanya KPK tetap harus dipertahankan keberadaan organisasinya maupun kewenangannya, jika perlu ditambah. Kedua, bahwa DPR-RI harusnya mendengar aspirasi publik, salah satu fungsi partai politik adalah menjadi saluran aspirasi, bukan malah sebaliknya membunuh KPK hanya untuk kepentingan segelintir elit. Ketiga, tidak ada alasan bagi Presiden untuk tidak menolak revisi UU KPK. Ini jelas upaya pelemahan KPK, tidak ada satu catatan pun yang memberikan penjelasan bahwa upaya DPR ini adalah bentuk penguatan institusi KPK. Keempat, Publik harus mencatat dan mengingat partai mana saja yang mendukung upaya pelemahan KPK ini, mereka pantas untuk mendapatkan hukuman dari Rakyat Indonesia pada Pemilu 2019 yang akan datang.

Para Super Hero itu mulai menghilang satu per satu. Mereka tergabung dalam Koalisi Masyarakat Anti Korupsi yang menolak upaya pelemahan KPK melalui konspirasi politik di DPR dengan melakuka revisi terhadap UU KPK. Dalam koalisi itu ada Indonesia Corruption Watch (ICW) yang sejak seminggu ini aktif melakukan kampanye penolakan Revisi UU KPK. Sementara itu Batman terlihat kembali ditarik oleh seorang anak kecil untuk berfoto, beberapa wartawan juga telah selesai meminta pernyataan dan komentar dari Sang Batman. Jam sudah menunjukkan pukul 09.30, aksi tampaknya akan segera berakhir. Lalu siapa Batman Bekasi ini?

Meski mendung, matahari terasa terik dan membuat keringat mengalir deras. Meskipun Super Hero adalah simbol kekuatan, Sang Batman tentu butuh minum. Sambil membuka topeng Batman yang menutupi wajahnya, Batman menenggak botol air mineral. Publik pun melihat wajah asli Sang Batman, rupanya dia adalah Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Raja Juli Antoni. Sebagian wartawan kembali mendekat, anak-anak mulai menjauh karena Batman tentu tidak utuh tanpa topeng Kelelawar hitam menutupi kepala. Batman kembali ke kondisi psikologisnya di awal, tapi apa boleh buat ini segmen terakhir Aksi Batman dijantung Betawi ‘Gotham’ City. Sambil tersenyum Toni menjawab wartawan “sebenarnya tidak sulit jika Wakil Rakyat di DPR sana ingin mendengar aspirasi paling jujur langsung dari publik, silahkan mengenakan kostum apapun, datang ke kantong-kantong publik, dengarkan keinginan mereka, dan sampaikan informasi langsung dari sumber pertama, wakil mereka.” Ketika ditanya mengapa dia rela menjadi Cosplayer pada hari ini, Toni menjawab “Semua cara harus dilakukan, ini KPK sedang digembosi. PSI sendiri sejak awal sudah meletakkan perjuangannya pada dua hal – menjadi garda terdepan dalam melawan praktik Korupsi dan Intoleransi di Indonesia. Keduanya sedang marak akhir-akhir ini” Toni akhirnya mengakhiri wawancara karena sudah berjanji pada anak-anaknya untuk menikmati sisa hari Minggu tanpa Politik.

Perlahan Toni menjauh, menoleh ke belakang sejenak, memasang kembali topeng Batman dan tiba-tiba sebuah loncatan terakhir, agak panjang dan bersungguh-sungguh membuatnya tiba dihadapan keluarganya, anaknya memeluk Sang Super Daddy. Rupanya Toni, Sang Batman Bekasi, Sang Penolak Revisi UU KPK, Sekjen PSI mulai ketagihan dengan identitas barunya sebagai Superhero. Tentu menarik menantikan sepak terjang Batman Solidaritas kita pada minggu-minggu berikutnya.

Recommended Posts