Pahlawan bulutangkis Indonesia, Hariyanto Arbi, resmi telah mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) ke KPU dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI) pada pemilu 2019 mendatang. Dirinya akan mengusung lima smash khususnya untuk meningkatkan prestasi olahraga di Indonesia.
Hariyanto Arbi mengatakan hal itu kepada wartawan disela-sela acara “Tanding Bulutangkis Lawan Hariyanto Arbi” di Grand Futsal Kuningan di Karet Kuningan Jakarta selatan, yang digelar PSI, hari ini, Jumat (13 Oktober 2017)
Hariyanto Arbi mengungkapkan smash tersebut, Smash pertama, mengikutsertakan swasta dan masyarakat untuk berpartisipasi dalam pengembangan olahraga di Indonesia melalui pembentukan Yayasan Dana Olahraga.
“Lembaga ini diharapkan akan menjadi tempat untuk mencari sumber-sumber dana lain di luar APBN seperti Corporate Social Responsibility (CSR) dari BUMN, swasta, serta sumbangan masyarakat untuk pengembangan olahraga di Indonesia,”ucapnya.
Smash kedua, lanjut Hariyanto Arbi, menciptakan pola “Bapak Asuh” bagi atlet. Dalam hal ini, asosiasi bekerjasama dengan BUMN untuk menjadi ‘Bapak Asuh’ bagi para atlet. Smash ke tiga, kata Hariyanto Arbi, perlu membangun iklim kompetisi yang kompetitif sebagai ajang latihan para atlet di kompetisi bertaraf internasional.
“Iklim kompetisi olahraga perlu dibangun melalui kompetisi-kompetisi kecil seperti kompetisi olahraga antar sekolah dan universitas,” tuturnya. Selain itu, perlu membangun kesadaran masyarakat, pentingnya berolah raga untuk hidup sehat. Berolahraga bukan hanya dijadikan ajang untuk mencari prestasi. Smash keempat yang diajukan Hariyanto adalah skema jaminan sosial (jamsos) untuk para atlet. Jamsos ini meliputi asuransi kesehatan, beasiswa pendidikan, dan dana pensiun pascakarier.
“Dengan adanya jaminan sosial semacam ini, saya yakin akan lebih banyak orangtua yang mengizinkan anaknya untuk berkarier di bidang olahraga,” tegas nya. Smash terakhir, Hariyanto Arbi menekankan, perlunya penerapan sport science, yaitu penggunaan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan olahraga untuk peningkatan prestasi.
“Di negara-negara maju, penggunaan sport science ini sudah sangat masif untuk membantu atlet lebih berprestasi,” tandasnya. Dalam acara yang berlangsung di Grand Futsal Kuningan itu, Hariyanto Arbi juga menyoroti prestasi Indonesia yang sempat terpuruk di ajang SEA Games 2017. “Kemarin, kita hanya menempati peringkat kelima, salah satu yang terburuk sepanjang kiprah Indonesia di SEA Games,” tuturnya.
Menurut mantan juara dunia bulutangkis ini, lemahnya kebijakan pemerintah dan dukungan masyarakat yang masih rendah menjadi sebab prestasi olahraga Indonesia kian terpuruk. Lemahnya kebijakan pemerintah tercermin dari anggaran olahraga yang rendah. Setiap tahun, anggaran belanja pemerintah Indonesia untuk pos olahraga berkisar 1-3 triliun atau kurang dari 0,1% dari total APBN.
“Jika dibandingkan dengan negara-negara tetangga, anggaran olahraga Indonesia terhitung minim, apalagi jika dibandingkan dengan jumlah penduduk Indonesia,” ujarnya. Hariyanto Arbi mencontohkan, Malaysia, menganggarkan Rp 2 hingga 3 triliun atau sekitar 0,35% dari total anggaran APBN. Sedangkan anggaran Thailand berada di kisaran kisaran Rp 2-3 triliun atau 0,27% dari total anggaran APBN. Minimnya dana olahraga ini berdampak pada fasilitas olahraga yang kurang memadai dan ketiadaan jaminan karier dan pascakarier untuk atlet. Saat ini, hanya ada dana pensiun bagi atlet yang berprestasi pada ajang Olimpiade. Kebijakan ini sudah diterapkan sejak tahun 2016.
“Sayangnya, setelah satu tahun berjalan, tahun ini dananya belum cair juga,” katanya. Mengutip pernyataan Menteri Pemuda dan Olahraga, Imam Nahrawi, kata Hariyanto Arbi, dibutuhkan setidaknya Rp 13 triliun agar atlet-atlet Indonesia bisa berprestasi di kancah nasional dan internasional. Secara kemungkinan, anggaran dari APBN untuk sektor olahraga tidak akan bisa naik secara signifikan karena APBN yang terbatas harus dialokasikan untuk bidang-bidang lain.
Dari pantauan RRI, selain di hadiri Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie dan beberapa pengurus PSI tampak beberapa legendaris bulutangkis lain, seperti Eddy Hartono dan Rudy Heryanto, turut hadir dalam acara itu. acara “Tanding Bulutangkis Lawan Hariyanto Arbi” juga turut bertanding Grace Natalia dan beberapa wartawan secara bergantian melawan Hariyanto Arbi dengan lama waktu yang telah ditentukan. IRV