Pemindahan proses Kegiatan Belajar Mengajar siswa lantaran adanya rencana Pemkot Depok untuk menggusur SDN Pondok Cina 1 dan membangun masjid raya di lahan sekolah telah dilakukan oleh Pemkot Depok.
Bahkan, sejak 7 November 2022, Dinas Pendidikan Kota Depok memindahkan semua guru ke dua sekolah penampung dan melarang guru-guru datang lagi untuk mengajar di SDN Pondok Cina 1.
Sementara dua Sekolah yang ditunjuk sebagai penampungan siswa SDN Pondokcina 1 yaitu SDN Pondokcin 3 dan 5 tidak memiliki daya tampung yang memadai.
Hal tersebut dikatakan anggota DPRD Kota Depok dari Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Oparis Simanjuntak, saat melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke dua sekolah yang digunakan untuk menampung siswa-siswa SDN Pondok Cina 1.
“Salah satu sekolah yang ditunjuk ternyata tidak memiliki daya tampung yang memadai,”katanya.
Oparis mengaku datang ke SDN Pondok Cina 3 dan SDN Pondok Cina 5 yang ditunjuk oleh Pemerintah Kota (Pemkot) Depok sebagai tempat siswa SDN Pondokcina 1 melakukan proses KBM.
“Saya datang ke dua sekolah ini untuk melihat kondisi sekolah pengganti bagi siswa SDN Pondokcina 1,” katanya.
“Apalagi minggu depan siswa-siswa sudah harus mengikuti penilaian akhir semester. Saya ingin memastikan guru-guru tetap memberikan hak pada siswa-siswa SDN Pondok Cina 1 untuk mengikuti ujian semester,” sambungnya.
Di SDN Pondok Cina 3, kata Oparis, dirinya menemukan hanya ada sembilan kelas yang sudah terisi penuh oleh siswa-siswanya sendiri. Akibatnya siswa-siswa yang dipindah dari SDN Pondok Cina 1 terpaksa harus masuk siang.
“Masalah dengan kelas yang masuk siang adalah jam pelajaran yang lebih pendek dan siswa tidak bisa mengikuti les atau mengaji di sore harinya seperti saat mereka bersekolah pagi di Pondok Cina,” tuturnya.
Baca selengkapnya: https://depok.suara.com/read/2022/11/29/151332/sidak-ke-sekolah-penampung-siswa-sdn-pondokcina-1-anggota-dewan-masih-banyak-yang-bertahan-di-gedung-lama