Siaran Pers PSI Mengenai Serangan Teroris di Mesir

Terkait penyerangan oleh kawanan teroris terhadap Masjid Ar-Raudlah, Sinai, Mesir, Jumat 24 November 2017, bertepatan dengan shalat Jumat, yang menewaskan korban sampai Sabtu 25 November 2017, menurut media Mesir, Al-Ahram, sudah 309 orang, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menyatakan mengutuk tindakan terorisme itu dan berduka cita untuk terhadap keluarga korban. Pernyataan ini disampaikan Sekretaris Jenderal PSI, Raja Juli Antoni.

“Kita mengutuk keras tindakan terorisme yang menyerang jamaah shalat Jumat di Masjid Ar-Raudlah Sinai Mesir yang menewaskan ratusan korban sipil, khusususnya perempuan dan anak-anak. Ini tindakan biadab dan pembantaian, selain mengebom, kawanan teroris juga menembaki jamaah masjid. Kita berbela sungkawan untuk keluarga korban,” kata Raja Juli Antoni.

Serangan teroris itu yang menurut catatan sejarah terorisme di Mesir merupakan serangan paling mematikan dan terbesar dengan banyaknya korban yang jatuh.

Serangan itu juga bisa disebut menyerang komunitas Islam moderat dan damai, karena Masjid Ar-Raudlah menjadi pusat tarekat sufi Ahlus Sunnah Wal Jamaah Al-Jaririyah di Sinai, Mesir.

“Masjid Ar-Raudlah adalah pusat tarekat Sufi Ahlus Sunnah Wal Jamaah Al-Jaririyah, yang kita tahu sufi menyebarkan Islam yang ramah, damai dan toleran yang menjadi jantung karakter Islam, maka teroris itu telah menyerang jantung ajaran Islam,” kata pria lulusan Universitas Queensland, Australia ini.

Terorisme adalah musuh semua agama dan bangsa, karena tidak ada satu pun agama dan satu bangsa yang mengajarkan dan membela terorisme.

“Terorisme tidak terkait agama, terorisme adalah musuh semua agama dan bangsa, karena tidak ada satu agama dan bangsa manapun yang mengajarkan, membela dan membenarkan aksi-aksi teror dalam bentuk apapun,” tegas pria yang biasa disapa Bro Toni itu.

Untuk kepentingan dalam negeri, Raja Juli Antoni mengajak masyarakat dan pemerintah kita lebih waspada menghadapi ancaman terorisme. Masyarakat diminta melawan akar-akar terorisme yaitu intoleransi, kebencian, dan radikalisme.

“Kami mau mengajak masyarakat untuk lebih waspada dan pemerintah kita lebih serius menghadapi ancaman terorisme yang potensi dan jaringannya masih ada di negeri kita. Untuk masyarakat agar melawan potensi terorisme sejak dini seperti intolerasi, ujaran kebencian dan radikalisme dengan mengedepankan toleransi, saling menghargai dan mengenal perbedaan, serta tidak termakan propaganda-propaganda terorisme,” ujar Toni.

“PSI juga mendukung polisi terutama Densus 88 untuk mencegah dan memberantas terorisme. Tentu saja dengan cara profesional dengan memperhatikan hak asasi manusia,” pungkas Raja Juli Antoni.

Recommended Posts