Sekretaris Jenderal Partai Solidaritas Indonesia Raja Juli Antoni menilai langkah Presiden Joko Widodo pada Pilpres 2019 akan lebih ringan jika Ketua Umum Partai Gerindra Prabowo Subianto batal mencalonkan diri dan digantikan oleh sosok lain.
“Tapi terus terang bila figur baru yang dimunculkan, tentu pekerjaan kami sebagai tim Pak Jokowi akan lebih ringan ketimbang bila Pak Prabowo yang maju,” kata Antoni kepada Kompas.com, Senin (9/4/2018).
Antoni mengatakan, hal ini berdasarkan hasil berbagai survei lembaga-lembaga kredibel dan kajian internal PSI. Menurut dia, berbagai hasil survei dan kajian itu menunjukkan Prabowo masih menjadi penantang paling potensial bagi Jokowi.
“Ibarat pertandingan tinju kami sedang bersiap-siap menyelenggarakan pertandingan kelas berat Jokowi-Prabowo. Kalau Pak Probowo tidak jadi maju maka 2019, berarti nanti hanya pertandingan kelas menengah atau bahkan kelas ringan saja,” kata dia.
Antoni menegaskan, selain Prabowo, saat ini tidak ada tokoh lain yang menembus angka popularitas 5 persen. Dengan kondisi geografi Indonesia yang luas dan waktu yang singkat, sulit membayangkan akan tampil figur baru yang popularitasnya bisa didongkrak secara instan.
“Ini pemilu nasional, bukan pilkada,” ujar dia. Antoni mengatakan, sampai saat ini PSI masih terus menunggu langkah Prabowo mendeklarasikan diri sebagai calon presiden.
“Bila sampai April ini Pak Prabowo tidak dideklarasikan sebagai capres, berarti kami akan mempersiapkan skenario baru. Insya Allah lebih ringan kerjaan kami,” kata dia.
Sebelumnya, Wakil Ketua Umum Partai Gerindra Fadli Zon belum bisa memastikan kapan ketua umumnya, Prabowo Subianto, akan mendeklarasikan diri maju sebagai capres di Pilpres 2019. Menurut Fadli, masih dibutuhkan konsolidasi sebelum Prabowo benar-benar menyatakan maju, salah satunya melalui Rapat Koordinasi Nasional (Rakornas) Partai Gerindra pada 11 April 2018.
“Mengenai waktu (deklarasi Prabowo), saya kira kami perlu melakukan konsolidasi. Salah satunya melalui rakornas pada 11 (April) besok ini. Itu rakornas pertama yang kami lakukan dalam rangka untuk ke depan menghadapi pilkada dan pilpres,” ujar Fadli di Kompleks Parlemen, Senayan, Jakarta, Senin (9/4/2018).