Raja Juli Antoni, yang juga Sekjen Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengisahkan dirinya membentuk ‘FPI’ saat berkuliah di Australia. ‘FPI’ bentukannya ini beraksi saat Ramadan.
“Apa yang saya lakukan waktu di sana, adalah saya punya sekelompok teman-teman, membentuk ‘FPI’, Front Pemburu Iftar,” ujar Raja Juli. Iftar adalah buka puasa.
Hal itu dikisahkan Raja Juli dalam buka puasa bersama Dubes Australia Paul Grigson di kediaman dinas Dubes Paul Grigson di Jalan Teuku Umar, Menteng, Jakarta Pusat, Rabu (15/6/2016).
“Jadi kami pergi bersama mengendarai mobil setiap magrib, keliling masjid, mencari makanan gratis dan multikultur, ” tutur lulusan doktoral Universitas Queensland bidang ilmu politik dan hubungan internasional ini, yang disambut tawa para tamu yang hadir.
Di Australia, imbuh Raja Juli, komunitas muslim memang beragam dari Indonesia, Timur Tengah, Pakistan dan sebagainya. Pengalaman ‘FPI’ yang beragam itu sangat berkesan baginya.
Satu lagi, perbedaan menentukan 1 Syawal ternyata juga terjadi di Australia, saking beragamnya komunitas muslim di sana, dengan banyak mazhab.
“Kami juga alami di Brisbane. Di sini (Indonesia) sih enggak susah ya, tinggal pergi ke masjid NU atau Muhammadiyah. Tapi di sana, ada mazhab baru, mazhab ‘Imaniah’,” katanya.
Imaniah, imbuh Raja Juli, diambil dari nama Iman, WNI yang dituakan di Brisbane. Pak Iman ini, demikian dia melanjutkan, selalu menggelar open house dan menyajikan menu Lebaran khas Nusantara, seperti lontong sayur, opor ayam, dan sebagainya.
“Jadi kalau Idul Fitri, kami telepon Pak Iman dulu tanya ‘Pak Iman kapan merayakan Idul Fitri?’. Kalau Pak Iman jawabnya besok, maka kami ke rumahnya besok merayakan Idul Fitri,” kelakar dia, yang lagi-lagi disambut tawa.