Komika Mongol Stres resmi bergabung dengan Partai Solidaritas Indonesia (PSI). Sikap PSI yang transparan dan jujur dalam penggunaan uang rakyat menjadi alasannya.
“Saya pelajari, baca-baca berita-beritanya…kok dana reses saja dilaporkan. Setelah Mongol pikirkan secara mandalam, justru inilah partai paling jujur karena semua penggunaan uang rakyat harus dilaporkan. Prinsip dan tujuan hidup Mongol ingin masuk politik karena kesamaan tagline dengan PSI yaitu anti-mahar,” kata Mongol dalam konferensi pers di Basecamp DPP PSI, Selasa 23 November 2021.
Mongol mengaku ingin melakukan sesuatu yang terbaik untuk bangsa. Ia mengaku banyak seniman yang alergi dengan politik
“Jangan apatis, anak muda harus ambil peran dalam politik mulai sekarang. Sebab ada banyak hal dalam hidup kita yang dipengaruhi proses dan kegiatan politik. Kalau tidak masuk dari sekarang, akan terjadi ketimpangan. Kalau mau bertempur di 2024, harus join us mulai sekarang, mulai harus melayani rakyat sebagai kader partai,“ kata pria bernama asli Rony Imannuel ini.
Selanjutnya, ia menyatakan akan mengembangkan PSI di tanah kelahirannya, Sulawesi Utara.
“Kebetulan saya putra Sulut, jadi saya ingin memperbesar PSI di Sulut. PSI di Sulut harus mencapai target, baik anggota legislatif maupun kepengurusan. Target selanjutnya 2024 saya ingin jadi anggota legislatif,” pungkas Mongol.
Pada kesempatan yang sama, Ketua Umum DPP PSI, Giring Ganesha, mengatakan sangat berbahagia dengan bergabungnya Mongol ke PSI.
“Beberapa minggu yang lalu, Sis Jurani Rurubua (anggota legislatif DPRD Kota Manado dari PSI) bilang Bro Mongol mau ketemu saya dan bergabung untuk berjuang bareng PSI. Mendengar itu, saya senang sekali. Senang karena sosok kreatif seperti Bro Mongol akan bahu-membahu berjuang di PSI,” kata Giring.
Selanjutnya, kata Giring, Mongol mendapat penugasan khusus untuk membesarkan PSI di Sulawesi Utara.
Lahir dan tumbuh di kota Manado, pada 1998, Mongol hijrah seorang diri ke Jakarta. Ia pergi ke ibukota menumpang kapal laut dengan lama. Awalnya ia hendak menjadi seorang pendeta. Namun ia justru ditipu orang yang ingin menyekolahkannya ke sekolah pendeta.
Ia merangkak dari bawah. Bahkan pernah tidur di emperan toko di Pusat Perbelanjaan Sarinah, Jakarta Pusat. Keuletan dan kegigihannya membuahkan hasil. Kini Mongol adalah salah seorang komika paling bersinar di Indonesia.