Rentetan kejadian kebakaran yang terjadi di Jakarta di awal 2025 ini jadi sorotan Ketua Fraksi PSI DPRD DKI Jakarta William Aditya Sarana.
Ia pun mendesak Pemprov DKI Jakarta untuk melakukan langkah pencegahan menyusul gelombang kebakaran yang terjadi beberapa waktu terakhir.
“Kami prihatin kebakaran terjadi di beberapa tempat belakangan ini. Hal itu menggelisahkan warga Jakarta. Pemprov harus melakukan langkah pencegahan agar kebakaran tidak terulang lagi di kemudian hari,” ucapnya, Rabu (22/1/2025).
Sebagai informasi, kebakaran besar melanda Glodok Plaza, Tamansari, Jakarta Barat pada Rabu (15/1/2025) malam hingga merenggut korban jiwa.
Tak sampai sepekan kemudian, kebakaran besar kembali terjadi di Kemayoran Gempol, Jakarta Pusat pada Selasa (21/1/2025) kemarin.
Insiden kebakaran ini menyebabkan ribuan warga kehilangan tempat tinggalnya yang luluh lantah dilalap si jago merah.
Bahkan pada Selasa kemarin, tercatat ada lima kebakaran di Jakarta selain yang terjadi di Kemayoran Gempol.
Terkait serangkaian kebakaran yang belakangan ini terjadi, William menyoroti dugaan kelalaian manusia yang mengakibatkan kebakaran terjadi dan meluas hingga mengakibatkan banyak kerugian dan korban jiwa.
“Gelombang kebakaran ini terjadi di tengah musim hujan. Ini merupakan sebuah ironi yang membuat kita bertanya-tanya. Tidak menutup kemungkinan ada faktor non-alami yang mengakibatkan kebakaran itu, yaitu kelalaian beberapa pihak terhadap keselamatan warga,” ujarnya.
Informasi yang diterima William, kebakaran di Kemayoran Gempol diduga terjadi karena korsleting listrik.
Sementara penyebab kebakaran Glodok Plaza hingga saat ini masih diselidiki.
“Kami mendapat berita kebakaran di Kemayoran Gempol diakibatkan oleh korsleting listrik. Ini menandakan instalasi listrik di sana tidak aman,” tuturnya.
“Kemarin juga terjadi kebakaran di Panin Bank yang diakibatkan oleh kecelakaan kerja yang juga menunjukkan pentingnya K3L,” sambungnya.
Berkaca dari dua kejadian itu, Anggota Komisi A DPRD DKI Jakarta ini menyayangkan musibah itu terjadi.
Menurutnya, kebakaran yang diakibatkan oleh korsleting listrik bisa dimitigasi dengan memastikan keamanan instalasi listriknya.
William bilang, sepanjang 2024 kemarin total ada 540 kasus kebakaran yang disebabkan oleh korsleting listrik.
Melihat data, ia menilai, Pemprov DKI Jakarta seharusnya bisa belajar dari kejadian-kejadian sebelumnya dan menyiapkan langkah pencegahan.
“Pemprov harus memastikan gardu listrik tidak overload, sehingga menyebabkan kebakaran. Kabelnya juga perlu disusun ulang untuk mencegah korsleting. Kemudian, pompa air juga perlu diperbanyak untuk memuluskan pemadaman api,” ucapnya.
Menurut William, kebakaran yang terjadi akhir-akhir ini juga memberikan kesempatan bagi pemerintah untuk melakukan pembenahan masif.
“Maka hal itu tidak boleh luput dalam merenovasi dan membangun ulang bangunan-bangunan yang sudah terbakar,” kata dia.