Hastag #BandungAmburadulPSIWalkOut ramai di media sosial (medsos) Twitter, Minggu (28/11/2021) siang. Hastag itu banyak diramaikan politisi Partai Solidaritas Indonesia (PSI), termasuk Ketua Umum PSI Giring Ganesha.
Diketahui tiga anggota DPRD Kota Bandung dari Partai Solidaritas Indonesia walk out dalam Rapat Paripurna Pembahasan Rancangan Anggaran Pendapatan dan Belanja Daerah (RAPBD) 2022 di Gedung DPRD Kota Bandung, Jumat (26/11) lalu. Tiga anggota dewan dari PSI itu adalah Christian Julianto, Erick Darmajaya dan Yoel Yosaphat.
Melalui Twitter pribadinya, Giring menyebut Bandung tidak terurus. “Bandung berapa tahun ini tidak terurus dengan baik dan banyak kebijakan yang tidak pro rakyat. Oleh karena itu ketiga anggota dewan kita walk out untuk menunjukkan bentuk protes mereka terhadap Wali Kota Bandung,” cuit @Giring_Ganesha.
Politikus PSI lainnya Raja Juli Antoni yang merupakan Sekjen PSI juga mencuit “Tanya saja ke warga Kota Bandung, apakah terasa ada pembangunan signifikan beberapa tahun terakhir ini?”
Sejumlah akun PSI lainnya juga ikut mencuit atau retwreet. Sejumlah warganet lainnya mengamini jika banyak perbedaan pembangunan dimasa Wali Kota Ridwan Kamil dan Wali Kota Oded M Danial.
“Memang jelas perbedaan kota bandung dibawah kepemimpinan walikota sebelumnya dan sekarang, Kota Bandung seakan jauh dari sebutan “Paris Van Java”,” cuit @ananta_aj.
Warganet lainnya, @JoeTheofilus mengatakan, harusnya setiap kebijakan berpihak kepada rakyat.
“Harusnya setiap kebijakan berpihak untuk kepentingan rakyat! Bandung lagi ga baik baik aja,” cuitnya.
Dilihat, Minggu (28/11/2021) sore, sekitar Pulul 15.00 WIB hastag tersebut sudah digunakan lebih dari 1.650 pengguna Twitter.
Sementara itu Anggota DPRD dari Partai PSI Christian Julianto menyatakan kekecewaannya terhadap postur RAPBD 2022 yang tidak berpihak pada rakyat.
“PSI sudah mengikuti pembahasan dan penyusunan APBD dari tahun ke tahun, dan kami tidak menemukan ada visi kota yang jelas. Arah pembangunan Kota Bandung tidak jelas dan Bandung seperti kota auto-pilot,” kata Christian dalam keterangan tertulis yang diterima detikcom.
PSI menilai komposisi dan prioritas RAPBD 2022 tidak proporsional. Tidak ada transformasi anggaran maupun solusi terhadap permasalahan yang ada di Kota Bandung.
“Permasalahan besar Bandung seperti banjir, transportasi umum, dan penanganan sampah tidak tersentuh dalam kebijakan-kebijakan wali kota selama ini,” ujar Chris sapaan karibnya.
Chris yang merupakan anggota DPRD termuda itu menambahkan bahwa anggaran belanja modal yang hanya 626 miliar atau hanya sebesar 9,41% di APBD 2022 itu masih jauh dari angka idealnya yaitu 30-40% dari APBD. Khususnya belanja modal jalan, jaringan, dan irigasi bahkan hanya sebesar 112,9 miliar atau 1,69% dari total APBD.
“Tanya saja ke warga Kota Bandung, apakah terasa ada pembangunan signifikan beberapa tahun terakhir ini? Yang ada kota kita semakin semrawut dan tidak terurus. Taman-taman dan infrastruktur fisik kita kondisinya menurun dan tidak sebaik dulu lagi, jauh dibanding zaman wali kota sebelumnya,” jelasnya.
Selain itu, pihaknya juga menilai tidak ada inovasi dan gebrakan untuk mengatasi kesenjangan sosial dan pemulihan ekonomi. Berdasarkan data BPS 2020, jumlah penduduk miskin bertambah 15.000 orang dan tingkat kedalaman kemiskinan juga naik dari 0,53 menjadi 0,61 di tahun 2020.
Chris juga mengkritisi anggaran untuk belanja pegawai dan juga kenaikan tunjangan perumahan pejabat DPRD sebesar 20 juta Rupiah di tahun 2022 ini.
“Bandingkan dengan belanja pegawai yang sangat besar dan semakin naik dari tahun ke tahun. Uang APBD habis untuk belanja pegawai saja, tidak terasa untuk masyarakat,” tutur Chris.
PSI tidak dapat menyetujui RAPBD 2022 yang sudah disusun selama postur dan komposisi anggaran tidak menunjukkan transformasi dan juga transparansi anggaran. PSI menilai pemerintah telah gagal membawa perubahan, bahwa Kota Bandung dikelola secara auto-pilot sehingga mengalami kemunduran.
“Kami ingat dulu warga Bandung sangat bangga dengan kotanya. Banyak gebrakan, pembangunan, taman-taman indah dan tertata di pemerintahan sebelumnya. Sekarang banyak sekali kemunduruan. Kami berharap penyusunan APBD seharusnya menjadi kesempatan membangun kembali Bandung. Tapi itu tidak terefleksikan di RAPBD 2022 ini. Kami tegas menolak,” tutup Chris.
Sumber: https://news.detik.com/berita-jawa-barat/d-5830905/ramai-hastag-bandungamburadulpsiwalkout-giring-bandung-tidak-terurus