Gerbong politik baru, Partai Solidaritas Indonesia (PSI) terus mematangkan persyaratan untuk untuk lolos verifikasi Kemenkum HAM agar dapat ikut serta dalam Pilpres 2019 mendatang.
Partai yang menyasar anak muda ini tengah melengkapi struktur kepengurusan tingkat kecamatan di enam kabupaten di Sulbar. Demikian penyampaian Ketua Umum DPP PSI Grace Natalie saat bertandang ke Gedung Graha Pena Radar Sulbar, 11/12.
Grace menjelaskan bahwa PSI membuka diri selebar-lebarnya dan akan menjadi wadah bagi generasi muda di tanah air yang jengah melihat kian parahnya politik transaksional. Proses demokrasi yang mengandalkan uang semata.
“Kami merekrut kader berusia maksimal 45 tahun. Selain itu, belum pernah aktif diparpol manapun. Itu untuk menghindari kontaminasi. Kita terinspirasi tokoh muda yang sukses menjadi pemimpin, seperti bupati bantaeng Nurdin Abdullah dan Wali Kota Surabaya, ibu Risma yang tidak lahir dari partai atau punya banyak uang untuk menghindupi partai,“ terang Grace.
Selain itu PSI hadir karena parpol pada umumnya mengabaikan proses regenerasi atau tidak ada upaya serius melakukan pembaharuan. “memang ada yang muda-muda, merekrut anak muda, tapi hanya untuk organisasi sayap, kesannya hanya sebagai pengembira,” paparnya.
Dalam mengkampanyekan partainya, mantan presenter berita televisi itu mengaku banyak memanfaatkan media sosial yang dinilai lebih efektif dan efisien. Apa lagi media sosial saat ini memang menjadi tren di kalangan anak muda.
“kami ingin menciptakan kendaraan untuk siapa saja yang ingin melayani masyarakat (menjadi pemimpin,red) tanpa duit,” tegas Grace Natalie.
Grace datang bersama pengurus DPP PSI lainnya, Danik Eka Rahmaningtias dan Sumardi serta beberapa pengurus di provinsi ini. Mereka diterima oleh direktur Radar Sulbar Mustafa Kufung dan Pimred Muh Ilham.
PSI sengaja menargetkan kader dari segmen anak muda karena sekira 50 persen calon pemilih pilpres 2019 mendatang adalah kalangan pemuda.
Sumardi menambahkan bahwa menyebarluaskan semangat sekaligus merekrut kader muda hingga tingkat kecamatan di seluruh Indonesia tidaklah mudah.
Namun demikian, ia dan pengurus lainnya tetap optimis , sebab PSI hadir dengan berbagi trobosan baru, konsep dan visi pembaharuan yang diyakini juga banyak dimiliki oleh para pemuda di pelosok-pelosok tanah air.
“intinya kita ingin mengumpulkan orang orang baik untuk melawan komplotan orang jahat,” sebut Sumardi yang juga berharap agar media dan masyarakat terus memberikan dukungan, saran maupun kritik yang konstruktif terhadap tumbuh kembangnya PSI