PSI mengecam Wakil Ketua Dewan Pembina Partai Gerindra Sandiaga Uno karena menyebut kinerja pemerintahan Najib Razak di Malaysia sama buruknya dengan Presiden Joko Widodo. Menurut dia, Sandiaga asal bicara dan mengabaikan data yang ada.
“Kami mengecam ucapan Wakil Ketua Dewan Pembina partai besar yang tidak sesuai dengan data dilapangan. Pak Sandi terkesan sangat kurang membaca,” kata Juru Bicara PSI Dedek Prayudi dalam keterangan persnya, Minggu (27/6).
Menurut Uki, jika dilihat secara jernih, kondisi perekonomian Indonesia dan Malaysia tidak sama. Misalnya saja, lanjut dia, soal hutang negara yang besar.
“Hutang Malaysia itu sudah di atas 60 persen dari GDP mereka. Sedangkan Indonesia masih di kisaran 30 persen,”
“Hutang di negara kita sangat jelas juntrungannya, misalnya infrastruktur. Di jaman Jokowi ini laju pembangunan infrastruktur tercepat sepanjang sejarah republik ini sedang terjadi,” tambah dia.
Uki lalu membeberkan data BPS terkait dengan kondisi ekonomi di bawah Presiden Jokowi. Semua menunjukkan tren yang positif.
“Angka kemiskinan turun sebanyak dua juta jiwa. Pengangguran turun 0,2 juta jiwa. Inflasi turun dan stabil dari 8 persen lebih menjadi 3,5 persen. Semua terjadi dalam rentan 2014-2017,” ucap Uki.
Uki menambahkan, di zaman pemerintahan Jokowi justru pembangunan manusia di Indonesia Timur mengalami peningkatan tertajam. “Data menunjukkan terjadi peningkatan indeks pembangunan manusia di seluruh provinsi dan yang tertajam adalah peningkatan di Papua, Papua Barat dan Gorontalo,” sambung Uki.
Atas dasar semua data BPS tersebut, Uki menilai bahwa apa yang diucapkan Sandiaga tidak faktual dan tidak mendidik publik.
“Saya paham bahwa Gerindra sedang berupaya untuk menggembosi persepsi positif masyarakat tentang Presiden Jokowi. Hal ini akan menjadi positif kalau yang disampaikan sesuai data dan fakta agar mendidik publik,” tutup Uki.
Untuk diketahui, Wakil Ketua Dewan Pembina Gerindra Sandiaga Uno mengatakan, kondisi Malaysia sama persis dengan Indonesia yang akan menggelar pemilihan umum tahun depan.
“Yang terjadi di Malaysia itu adalah isu ekonomi terutama biaya hidup. Biaya hidup semakin tinggi, rakyat semakin terbebani, kejadiannya sama di sini,” ujarnya di The Kemuning, Menteng, Jakarta Pusat, Kamis (10/5).
Dalam kacamata Sandi, pemerintahan Jokowi-JK saat ini belum dapat mengentaskan berbagai masalah ketimpangan ekonomi di masyarakat.
Menurut dia, hal yang sama terjadi di Malaysia selama rezim Najib Razak berkuasa. Karenanya, Sandi yakin kemenangan Mahathir di Malaysia juga akan berulang di Indonesia. (dil/jpnn)