Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mendesak Kementan dan Kemendag memperhatikan sungguh-sungguh nasib peternak ayam petelur. Harga telur ayam terjun bebas di bawah Rp14.000/kg di level peternak.
“Sungguh memprihatinkan. Telur ayam di kandang peternak hanya dihargai Rp14 ribu bahkan sempat di level Rp12 ribuan. Sementara harga acuan Permendag harga Rp19-21 ribu per kg,” ujar Juru Bicara DPP PSI, Kokok Dirgantoro di Blitar, Senin 27 September 2021.
Selain terhantam harga jual telur yang rendah, peternak juga menghadapi harga jagung pakan yang relatif tinggi. Harga jagung pakan eceran di wilayah Kediri dan Blitar sempat menyentuh Rp6000/kg. Jauh di atas standar harga yang ditetapkan pemerintah di Rp 4500/kg. PSI menyesalkan koordinasi yang kurang rapi antara Mentan dan Mendag terkait stok jagung dan harga telur ayam.
“Peternak terhantam dua kali. Harga telur yang rendah dan harga pakan yang relatif tinggi. Ini tidak bisa dibiarkan berkepanjangan. Presiden harus segera memerintahkan Mentan dan Mendag untuk koordinasi tentang stok dan distribusi Jagung. Harus ada program konkret untuk peternak ayam petelur dan petani Jagung,” jelas Kokok.
Kokok menegaskan salah satu provinsi yang harus mendapat perhatian khusus terkait peternak ayam petelur adalah Jawa Timur (Jatim). Provinsi Jatim menghasilkan 1,6 juta ton lebih telur ayam pada 2019. Jumlah tersebut adalah 34,4 persen produksi telur nasional. Telur ayam adalah salah satu asupan protein untuk rakyat dengan harga terjangkau. Juga menjadi komoditas yang memberi manfaat ekonomi untuk warung makan, pedagang kue, warung mi instan, dan banyak lagi. Dampak pengganda komoditas telur ayam terhadap perekonomian cukup signifikan.
“Jika tidak ada perhatian khusus, akan terjadi banyak peternak gulung tikar. Tentu ini akan memperberat ekonomi mereka terlebih di masa pandemi,” tandasnya.
Pemerintah harus mampu menciptakan kondisi yang sama menguntungkannya di antara petani jagung dan peternak ayam petelur. “Jangan dibiarkan seperti ini. Jangan pula kondisi hari ini dijadikan alasan untuk impor jagung. Nanti bisa peternak dan petani jagung yang merugi, mafia impor yang untung besar,” ujarnya.
Yang perlu dilakukan adalah pemerintah adalah memastikan harga acuan jagung dan harga acuan telur ayam agar masing-masing memperoleh keuntungan.
Dalam kesempatan yang sama, Kokok menjelaskan bahwa PSI melakukan pengumpulan donasi untuk membeli telur ayam dari peternak dengan harga Rp20 ribu/kg. Telur tersebut akan didistribusikan untuk masyarakat yang membutuhkan, panti asuhan, dan yayasan pendidikan.
“Tak banyak yang bisa kami berikan. Semoga bermanfaat untuk peternak yang kami datangi. Kami berharap agar ada kebijakan yang jelas sehingga yang mendapatkan manfaat adalah seluruh peternak ayam petelur,” pungkas Kokok.