PSI Mengusulkan Jokowi Dinobatkan Sebagai ‘Bapak Ekonomi Digital Indonesia’

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengusulkan agar Presiden Jokowi dinobatkan sebagai Bapak Ekonomi Digital Indonesia.

“Kepemimpinan Pak Jokowi telah memberikan dukungan luar biasa bagi perkembangan ekonomi digital dengan memberikan kondisi yang kondusif untuk generasi milenial berkarya,” ujar Daniel Tumiwa, juru bicara PSI untuk ekonomi kreatif, Senin 29 Oktober 2018.

Pernyataan PSI ini dikeluarkan merespons laporan PPRO, spesialis pembayaran elektornik lintas negara berbasis Inggris,  yang menempatkan Indonesia pada peringkat tertinggi pertumbuhan E-commerce di dunia. Menurut PPRO, pertumbuhan E-commerce Indonesia mencapai 78%, jauh melampaui rata-rata pertumbuhan dunia yang hanya berada pada angka 14% dan Asia pada angka 28%.

Menurut Daniel, “Di dunia di mana ekonomi digital semakin menempati posisi semakin sentral dalam perekonomi dunia. Pertumbuhan ini adalah sebuah aset besar bagi pertumbuhan ekonomi Indonesia di masa datang.”

Daniel memuji kebijakan Presiden yang menjadikan pemerintah tidak campur tangan terlalu jauh dan membiarkan industri bekerja dengan dinamis dan penuh inisiatif. “Industri ekonomi digital dibiarkan mengatur diri sendiri. Sementara pemerintah dengan baik berperan sebagai akselerator,” ujar Daniel.

Sebagai salah satu pionir dalam dunia E-commerce di Indonesia, Daniel merasakan langsung dukungan dan kepemimpin Presiden Jokowi telah menyebabkan ekonomi digital Indonesia berkembang pesat di mana selama empat tahun terakhir, ruang bagi pengusaha generasi baru mengambil peran dalam meningkatkan pertumbuhan ekonomi negara dibuka seluas-luasnya.

“Pendekatan pemerintahan Jokowi berbeda sekali dengan pemerintahan sebelumnya. Dulu ada kesan pemerintah enggan mengatur investasi di bidang ini; di mana di era Pak Jokowi berbagai hambatan bagi tumbuh kembangnya ekonomi digital justru terus diminimalisir. Kesungguhan inisiatif pemerintah itu terbukti membuahkan hasil setelah Indonesia resmi mengembangkan 4 perusahaan unicorn bernilai total Rp 108,3 trilyun dalam 3 tahun terakhir,” jelas Daniel.

Daniel menyebut sejumlah langkah di era Pak Jokowi yang menumbuhkan ekonomi digital, antara lain: dibatalkannya Daftar Investasi Negatif untuk e-commerce, penyesuaian atas kewajiban server berada secara fisik di Indonesia, pendekatan progresif terhadap pajak penjualan e-commerce, dan pemberian peninjauan secara selektif izin kerja tenaga ahli teknologi yang dibutuhkan perusahaan-perusahaan rintisan.

Lebih lanjut, menurut Daniel, pemerintah saat ini sudah cukup maksimal memberi dukungan dan perlindungan bagi perusahaan-perusahaan rintisan (start up). “Platform dan media digital tidak bisa langsung dituntut secara hukum apabila dianggap gagal menjalankan usahanya. Hal ini penting karena memberi ruang untuk bereksperimen dan mengubah model bisnis seiring dengan perubahan sikap konsumen yang cepat berubah di dunia digital. Perlindungan semacam ini akan mendorong inovasi luar biasa seperti terjadi di Amerika Serikat,” terang Daniel.

Menurut Daniel, segenap langkah rileks pemerintah inilah yang menyebabkan Indonesia berada di peringkat tertinggi pertumbuhan e-commerce di dunia. “Ini adalah bukti nyata bahwa Pak Jokowi layak dinobatkan sebagai Bapak ekonomi Digital Indonesia!” tutup Daniel.

Recommended Posts