PSI Mengecam Persekusi terhadap Jemaat GBI Philadelia di Medan Saat Ibadah Minggu

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengecam persekusi terhadap Jamaat GBI Philadelpia saat ibadah Minggu. Aksi intoleransi ini terjadi ketika ratusan warga menggeruduk Ibadah Minggu di Gereja Bethel Indonesia di Labuhan Medan pada hari Minggu, 13 Januari 2019.

Juru bicara PSI, Dara Nasution berkata, “Saya sangat mengecam adanya persekusi terhadap Jamaat GBI Philadelpia di Labuhan Medan. Tentu kita menginginkan semua dapat hidup rukun berdampingan dan menghargai ibadah saudara-saudara kita meski berbada agama dengan kita.”

Pada Minggu, 13 Januari 2019, ratusan orang yang bermukim di Kompleks Griya Martubung, Kecamatan Medan Labuhan, melakukan aksi protes terkait bangunan rumah yang diduga dialihfungsikan menjadi Gereja. Kapolsek Medan Labuhan Kompol Rosyid Hartanto menjelaskan bahwa memang belum ada izin untuk pendirian gereja. Meski demikian, tidak ada larangan bagi warga negara Indonesia untuk menjalankan ibadah.

“Saya paham, aksi protes warga tersebut diduga karena rumah ibadah itu belum memiliki izin, tapi kita harus ingat, bahwa negara ini melindungi hak warga negaranya untuk beribadah. Ini sudah dijamin di Konstitusi kita, UUD 1945 Pasal 29 Ayat (2). Tidak perlu ada pengggerudukan dan tidak perlu diteriaki!” ungkap Dara sebagai, caleg DPR RI dari Sumut III.

Sebagai partai yang memliki semangat antiintoleransi, PSI ingin mengingatkan kepada masyrakat bahwa kerukunan dalam keberagaman itu sangat penting untuk menjaga kesatuan Indonesia. Bagi Dara, perselisihan dalam keberagaman adalah hal biasa yang dapat diselesaikan dengan musyawarah.

“Indonesia itu beragam, selama ini kita hidup rukun dalam lingkungan lintas etnis dan agama. Setiap perselisihan bisa diselesaikan dengan prinsip musyawarah dan mufakat seperti yang dituangkan dalam Pancasila,” menurut Dara.

Sebagai anak kelahiran Kota Pematangsiantar, Dara kecewa akan persitiwa ini karena bagi Dara semangat toleransi selama ini sudah menjadi budaya Sumatera Utara.

“Masyarakat Sumut selama ini dikenal toleran dan hidup berdampingan dengan rukun. Pematangsiantar, misalnya, jadi kota paling toleran beberapa tahun terakhir. Jangan sampai peristiwa ini merobek toleransi yang sudah kita jaga bertahun-tahun,” tutup Dara.

Recommended Posts