Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia (PSI), Grace Natalie menceritakan pengalamannya dalam berpartai politik. Menurut dia, PSI merupakan partai yang membawa identitas DNA kebajikan dan keragaman. PSI berpijak terhadap kesadaran, bahwa politik sejatinya yaitu hal yang baik.
“PSI hadir untuk mendekatkan kembali politik kepada kebajikan. PSI lahir untuk merespon kecenderungan perubahan sosial-politik generasi baru tersebut. Generasi baru umumnya berharap lahirnya pemimpin-pemimpin yang bisa dipercaya, berintegritas, peduli pada rakyat, dan kompeten,” kata Grace, Minggu (11/2/2018).
Kemudian, kata Grace, sesuai dengan perubahan sosial itu, generasi politik baru cenderung menuntut kesetaraan dan inklusivitas politik yang lebih besar. Karenanya, generasi baru cenderung menentang berbagai bentuk sentralisme dan hirarki politik yang panjang.
Kepemimpinan PSI bertumpu pada prinsip kepemimpinan demokratis yang realistis, yakni poliarki atau kepemimpinan oleh banyak orang. Ketua partai tidak diberi insentif untuk menjadi pemimpin nasional demi menghindari politisasi partai untuk kepentingan sang pemimpin sendiri.
Lalu, Grace memberikan contoh bahwa PSI itu ibarat transportasi online yang mampu mengalahkan transportasi konvensional dalam dunia bisnis transportasi.
Ia yakin, PSI menjadi partai besar dan didukung oleh generasi muda Indonesia. Selain itu, PSI juga dapat memberikan banyak manfaat untuk masyarakat sekitar.
“Kami merasa beruntung PSI ini lahir di dunia revolusi teknologi,” tuturnya.
Grace mengaku PSI menerapkan partisipasi aktif bagi pengurusnya yaitu menyumbangkan atau menjadikan rumahnya untuk kantor partai PSI.
Ia pun sungguh terkejut karena anggota atau relawan PSI yang saat ini berjumlah 25 ribu orang yang mayoritas generasi muda di bawah 33 tahun yang tersebar dari Sabang hingga Merauke, mau memberikan segalanya bagi partai baru PSI.
Selain itu, kata Grace, di PSI juga tidak ada uang mahar bagi anggota atau pengurus yang mencalonkan diri sebagai anggota legislatif.
“Kalau di kita itu ada yang namanya partisipasi aktif di mana teman-teman itu kita ajak untuk menyumbangkan atau menjadikan rumahnya untuk kantor partai. Surat rumah tetap dipegang oleh teman-teman. Tetapi kita minta izin ini harus diakui oleh Kemenkumham atau KPU ini sebagai kantor partai. Dan, saat ini kami punya 25 ribu pengurus yang di bawah 33 tahun. Jadi banyak yang lulus SMA atau belum lulus kuliah atau sudah lulus kuliah. Tapi, mereka mengizinkan rumahnya dipakai,” jelas dia.
Adapun kegiatan KBFP 2018 diikuti 50 pemuda. Sejak tahun 2011 KBFP telah mencetak lima angkatan kader bangsa yang telah berkiprah menjadi pemimpin komunitas sekaligus pemimpin di sejumlah institusi di daerah sampai tingkat nasional.
Mereka telah menjadi opinion leader yang berpengaruh di daerah dan lingkungannya masing-masing, yang bersih dan antikorupsi, menjaga indepedensi, kapasitas integritas, memelihara keberagaman, melawan radikalisme sekaligus membangun bangsa melalui inisiatif mandiri.[ris]