PSI Kerahkan Para Kader Bantu Percepat Vaksinasi

Selain mempercepat dan memperluas cakupan vaksinasi kepada masyarakat, strategi 3T dan 5M tetap harus dilakukan secara bersamaan sebagai upaya mengendalikan pandemi. Demikian disampaikan epidemiolog dari Griffith University, Dicky Budiman, dalam diskusi online bertema “Vaksinasi Sekarang: Lindungi Diri dan Keluarga” yang digelar Partai Solidaritas Indonesia (PSI).

“Kalau kita bisa kombinasikan vaksinasi dengan 3T dan 5M, itu akan efektif (mengendalikan pandemi),” kata Dicky, Jumat 9 Juli 2021.

Hal itu dia katakan untuk merespons perkembangan pandemi Covid-19 yang kian mengkhawatirkan, termasuk temuan dominasi varian Delta dan Kappa pada gelombang kedua pandemi Covid-19 ini.

Mutasi virus itu, membuat tingkat penularan Covid-19 menjadi semakin mudah dan berpotensi menimbulkan lebih banyak korban jiwa. Beberapa hari terakhir, pandemi terus memecahkan rekor jumlah kasus positif dan kematian harian.

Lebih jauh Dicky melanjutkan, Pulau Jawa, Bali dan Madura tengah menuju puncak gelombang kedua. Dia memprediksi akhir Juli atau awal Agustus mendatang merupakan puncak ledakan jumlah kasus positif maupun kematian harian.

Namun demikian, kata Dicky, kecepatan mencapai puncak pandemi dan pelandaian kurva, sangat dipengaruhi oleh respons berupa intervensi pemerintah terhadap pengendalian pandemi itu sendiri.

“Kalau bicara puncak itu, tergantung respons. Semakin kuat, cepat dan tepat respons kita, puncak itu akan semakin cepat terjadi, dan juga semakin rendah jumlah kasus kesakitan maupun kematiannya. Tapi kalau semakin lambat, semakin lemah intervensi kita, puncaknya akan terjadi sesuai prediksi kita karena ini sudah titik jenuh. Sudah saya sampaikan sejak 3 bulan lalu, kita sudah mencapai titik jenuh dan ini memang siap meledak,” paparnya.

Dicky menambahkan, intervensi yang harus diambil pemerintah dalam pengendalian pandemi itu, antara lain adalah meningkatkan kapasitas 3T (testing, tracing, dan treatment) dan menambah ruang isolasi.

“Pertama, 3T, kemudian dilanjut isolasi dan karantina. Nah ini harus mengacu pada test positivity rate yang maksimal 5 persen paling tinggi itu, itu yang disebut terkendali pandemi di negara itu,” lanjut dia.

Langkah kedua, ucap Dicky, pemerintah perlu mengejar target 85 persen rakyat Indonesia harus sudah vaksinasi lengkap. Ini sebagai antisipasi merebaknya virus dengan varian-varian baru.

“Kedua, vaksinasi. Kalau bicara varian Delta, sebetulnya harus mencapai 85 persen yang divaksinasi lengkap,” imbuh pria yang sudah puluhan tahun meneliti penyakit pandemi itu.

Ketiga, soal pembatasan dan pengetatan mobilitas mulai dari pintu masuk negara sampai ke level komunitas dalam masyarakat. Dan keempat, dalam hal visitasi ke rumah-rumah warga.

Selain itu dia juga mendorong masyarakat luas agar melakukan vaksinasi. Apa pun jenisnya, urai Dicky, vaksinasi terbukti membuat seseorang terhindar dari gejala berat ketika terpapar Covid-19. Pada gilirannya, tingkat kematian akibat Covid-19 pun bisa ditekan.

“Bahwa memang tidak ada vaksin yang 100 persen efektif, tapi sudah terbukti apa pun vaksinnya, termasuk Sinovac yang sedang ramai disebut-sebut, itu semua bermanfaat dalam proteksi. Itulah sebabnya, dia (vaksin) akan berfungsi untuk merangsang sistem pertahanan tubuh, dan itu yang akan mencegah orang ketika terinfeksi jadi lebih parah,” tuturnya.

Ketua DPW PSI DKI Jakarta Michael Victor Sianipar yang juga hadir sebagai narasumber mengatakan, vaksinasi memang jadi upaya penting dalam mengendalikan Covid-19, terutama di Jakarta sebagai episentrum penularan terbesar se-Indonesia. Dengan catatan, harus disertai penerapan prokes yang ketat.

“Dari kajian yang kita lakukan dan konsultasi dengan para ahli di DKI Jakarta, termasuk dokter-dokter dan ahli kebijakan kesehatan masyarakat, memang vaksinasi ini menjadi kunci. Memang betul disampaikan Dr. Dicky, kalau kita tidak menjaga prokes dan merasa aman dengan hanya vaksinasi, itu juga salah. Apalagi kita sekarang sedang menekan kurva, vaksinasi menjadi sangat penting,” kata dia.

Di samping terus mendorong kebijakan vaksinasi kepada Pemprov, terang Mike, pengurus PSI Jakarta dan anggota DPRD Jakarta Fraksi PSI, juga telah membuka sentra vaksinasi di Kalideres, Cengkareng dan Menteng.

Dalam 10 hari kegiatan vaksinasi di tiga daerah itu, kata dia, sudah ada 11.000 warga yang disuntik vaksin. Mike menerangkan, mereka menghubungkan kelompok masyarakat yang ingin divaksinasi dengan Dinas Kesehatan DKI Jakarta sebagai penyedia vaksin.

“Kalau ada masyarakat yang bertanya, ngapain PSI bikin acara vaksinasi juga, kan sudah dijalankan pemerintah? Balik lagi ke logika kami, bahwa pemerintah sedang bekerja keras, tapi kita harus akui pemerintah kewalahan. Nah, yang kami lakukan adalah kami mencari komunitas-komunitas di masyarakat yang siap membantu melakukan vaksinasi, kita hubungkan mereka dengan Dinas Kesehatan yang mengatur ketersediaan vaksin,” ucapnya.

Program lain yang juga mereka kerjakan di masa pandemi, sebut Mike, adalah #RiceBoxPSI, yaitu kegiatan memberikan makanan siap saji untuk warga. Ini merupakan program nasional PSI yang digelar sejak akhir Mei lalu.

Penerima manfaat bukan saja mereka yang terdampak secara ekonomi, melainkan juga warga yang sedang menjalankan isolasi mandiri di rumah.

Mike menjelaskan, program itu juga ditujukan untuk memberdayakan perekonomian masyarakat. Karena, nasi kotak tersebut dibeli dari warteg-warteg.

“Kami bekerja sama dengan warteg-warteg karena kami ingin menghidupkan ekonomi masyarakat. Tentu saja kita beli makanan dari warteg tersebut yang sudah terjamin kualitasnya,” pungkas Mike.

Recommended Posts