Politikus Partai Solidaritas Indonesia (PSI) Tsamara Amani mengatakan, Indonesia harus menjauhi kampanye hitam. Sebab, kampanye hitam hanya merusak moral bangsa dalam berdemokrasi, terlebih saat ini banyak partai yang berlomba untuk memperebutkan kekuasaan.
“Seharusnya pemimpin yang baik harus bisa mengarahkan kader dan juga pendukungnya menjauhi SARA dan kampanye hitam,” ujar Tamara saat menjadi pembicara dalam diskusi yang digagas Dewan Pimpinan Nasional (DPN) Vox Poit Indonesia di Jakarta Pusat, Selasa (16/1/2018).
Tamara yakin, kampanye yang bersih dan bebas dari isu SARA akan memiliki kualitas demokrasi yang baik dan menciptakan pemimpin yang bersih dari korupsi.
“Kalau Pemilu-nya baik maka pemimpin yang dicetak akan baik pula. Mereka yang terpilih pasti jauh dari korupsi,” ujarnya.
Sebab, kata Tsamara, pihaknya sudah berkomitmen bakal melawan kampanye hitam yang dilakukan oleh oknum tak bertanggung jawab untuk merusak nilai demokrasi di Indonesia.
“Seperti contoh dukungan kami di Sulawesi Selatan PSI dukung Pak Nurdin Abdullah bukan berarti lawan lawan kami serang dengan kampanye hitam. Itu bukan cara PSI,” ujarnya.
Tsamara menegaskan, serangan yang bakal dilayangkan oleh PSI yaitu berupa data dan fakta kepada para kandidat yang ikut pilkada. Sehingga, nantinya publik akan menilai apakah kandidat itu laik atau tidak laik maju di Pilkada Serentak.
“Berdasarkan kompetensinya dan juga berdasarkan track record-nya. Itu komitmen kami,” tegasnya.
Pihaknya juga sudah merancang sebuah aplikasi melawan hoax dan kampanye hitam. Sebab, tidak menutup kemungkinan disetiap pilkada selalu ada hoax dan kampanye hitam akan mewarnai pesta demokrasi serentak nanti.
“Kami akan melawan hoax dan kampanye hitam sebisa yang kami bisa,” tukasnya.