PSI Bali: Semerbak Mawar di Ladang Dewata

Laporan dari KOPDARDA PSI DPD Denpasar dan Badung

Mimpi dari Sebuah Warung di Kawasan Seminyak

Ada yang berbeda di Warung Mina di Jalan Kayu Jati, Seminyak – Bali,  sore itu  9 Januari 2016. Disela wisatawan yang sedang makan dan minum, ada seklompok anak muda berkumpul, pakaiannya beragam, mereka sayup terdengar sedang berdiskusi  mengenai larangan menjual Bir di Indonesia. Satu hal yang bagi mereka orang Bali adalah hal yang sulit dimengerti. Bertahun-tahun mereka hidup disekitar toko yang menjual Bir, namun tidak pernah terjadi kerusuhan atau perkelahian karenanya, Di belakang sekolompok anak muda itu ada latar berlogo Bunga Mawar, dengan tulisan KOPDARDA PSI Kabupaten Badung dan Kota Denpasar. Anak-anak muda itu serentak berdiri dengan wajah senang ketika seorang perempuan muda dengan bawahan berwarna merah dan atasan bahan berwarna putih. Perempuan itu tidak lain adalah Isyana Bagoes Oka, mantan presenter yang bergabung dengan PSI sebagai salah satu Ketua Dewan Pimpunan Pusat (DPP). Mereka tampak saling bersalaman dengan cara yang khas, mengepalkan tangan kanan, lalu pergelangan tangan mereka dibenturkan satu sama lain, Isyana tampak sigap menyambut salam kawan-kawannya di Bali, meski tidak bisa menyembunyikan kondisi tubuh yang kurang fit. Ya sebagai  Ketua DPP, dirinya dan pengurus DPP lainnya harus menghadiri KOPDARDA yang digelar oleh pengurus PSI di Kabupaten/Kota. “Biasanya berangkatnya sakit, tapi setelah bertemu kawan-kawan di Kabupaten/Kota, langsung sembuh atau minimal terlupakan sejenak” kata Isyana sebelum acara dibuka.

Tanpa protokoler yang rumit, juga tanpa banyak basa basi, acara dimulai, sederhana, khidmat dan langsung menukik ke persoalan utama. Melihat mereka menyanyikan lagu Hymne dan mars PSI juga Indonesia Raya, terbayang lagu Iwan Fals yang liriknya berbicara tentang sekelompok anak desa menggelar upacara di halaman sebuah Sekolah Dasar, bendera yang dikibarkan adalah secarik kain merah putih yang sudah sobek, judulnya ‘Usang Kain Bendera’. Sedikit teringat liriknya “Lihatlah nyanyi mereka kawan, melengking keras menembus awas. Lihatlah cinta bangsa didadanya, tak peduli using kain bendera.”  Sungguh lagu itu yang pasti akan terngiang di benak anda jika melihat kumpulan anak muda Bali itu membuka acara KOPDARDA PSI saat itu.

Tonggak bangsa ternyata tak tenggelam, kata itu seharusnya yang muncul di benak orang-orang tua yang melihat kejadian itu. Mereka muda, belum kenal satu sama lain. Namun sebuah gagasan dan mimpi politik baru mempertemukan mereka. Laporan ini mencoba merekam beberapa profil kader PSI yang sempat hadir.

Mereka yang Menabur Kebajikan

Yudastra, badannya kurus namun jangkung. Melihat matanya seakan membayangkan sosok Wiranggaleng, sosok pemuda desa yang diangkat Adipati Tuban sebagai Syahbandar Muda, matanya selalu sedih memandangi pelabuhan Tuban yang sepi karena kapal-kapal besar tidak lagi singgah di Tuban. Wiranggaleng hampa dan marah menyaksikan sebuah kejayaan maritim dipukul mundur oleh intrik dan perang saudara. Yudastra memang mirip Wiranggaleng, tokoh pemuda dalam novel Arus Balik, salah satu karya utama  Sastrawan Indonesia Pramoedya Ananta Toer. Galeng adalah sosok pemuda desa yang terjepit ditengah arus besar sejarah yang berbalik: Jaya menjadi Ambruk, bertemunya sejarah Budha-Hindu dan Islam di Tuban.

Sepuluh hari lalu Yudastra tidak seriang hari ini, dia tertunduk karena merasa malu jumlah Kecamatan yang menjadi tanggungjawabnya belum juga tuntas dia kerjakan. Sepuluh hari yang lalu dia berjanji untuk menuntaskannya. Tidak ada yang lebih membahagiakan melihat kilatan kegirangan dari mata laki-laki yang tunai melunasi janjinya. Hari ini Yudastra tidak lagi tertunduk, dia memasuki pertemuan dengan mengenakan kemeja PSI hasil karyanya sendiri, rupanya dia tidak hanya telaten mendesain Partai baru tapi juga trend mode baru. Meski jauh dari sempurna, namun setiap jahitan dari kemeja Yudastra adalah pertalian antara benang keikhlasan dan jarum kesungguhan yang telah lama hilang dari politik.

Aryawiguna

Ada juga sosok Aryawiguna,  dia datang dari Kabupaten Tabanan mengenakan celana pendek, dan dia bangga karenanya. “Saya ingin sepakat dengan Bob Sadino, berpakaian itu yang penting pakaian yang membuat saya nyaman” kata Arya menjelaskan mengapa dirinya datang bercelana pendek. Meski belum resmi bergabung, dirinya penasaran tentang PSI, karenanya dia menyempatkan hadir. Aryawiguna mendengar PSI dari kawan dekatnya yang sudah lama tidak bertemu. Kawannya itu sudah masuk PSI lebih dulu, namun agak kesulitan melakukan rekruitmen. Sebagai calon kuat Ketua KNPI, retorikanya lumayan bagus, tipikal pemuda Arya ini pemuda rajin bicara dan punya jaringan yang cukup kuat “jika PSI hanya membutuhkan kuantitas, hari ini saya siapkan, banyak! Tapi jika kualitas maska PSI harus selektif” Arya memberikan saran mengenai rekruitmen pengurus PSI di Bali. Pemuda bernama Arya datang ke KOPDARDA PSI untuk berdiskusi langsung dengan kader PSI lainnya. Bermula dari melihat kampanye PSI di media sosial dan materi lainnya di website, dirinya tertarik dan ingin sekali mendukung perjuangan PSI.

Nohan
Nohan

Ada satu lagi, sosok tegap bernama Nohan, pengurus DPD PSI Kabupaten Badung. Anak muda ini terlihat tegas dengan raut wajah yang serius. Dirinya sudah bergabung dengan DPD PSI Kabupaten Badung. Meski wajahnya serius, kesempatan berdiskusi ini digunakannya untuk curhat. Nohan melaporkan bahwa anak muda di Badung sangat menyambut baik PSI, ini menggembirakan, ini karena mengingat Badung sebagai salah satu Kabupaten padat penduduk dan sentra ekonomi  di Bali. Nohan mengakui, hambatan terbesar PSI di Bali tidak lebih karena Bali memang adalah basis tradisional salah satu partai besar. Namun anak muda Bali bisa saja punya pilihan yang berbeda, penting diingat bahwa meski secara tradisional punya kedekatan dengan salah satu partai, namun Bali juga pernah dimenangkan oleh Parpol lain, jadi tidak ada yang tidak mungkin terjadi. Sekarang Nohan sangat membutuhkan dukungan materi partai, juga dukungan personil untuk memperkuat kerja-kerjan ya di Badung, meski seluruh Kecamatan telah dirampungkan namun Nohan ingin semakin banya orang yang menjelakan ke masyarakat secara langsung. “Kita tentu sulit dipercaya, apalagi melihat keseharian kita yang masih muda, tapi dengan berbicara kepada mereka setiap hari, pelan tapi pasti PSI akan mendapatkan tempatnya sendiri” Nohan mengakhiri dengan sebuah nada optimism.

Kelian Adat Klungkung, Gadget dan Pidato Grace Natalie

Yang menarik adalah seorang laki-laki berkacamata, datang agak terlambat karena harus mengurus beberapa aktivitas barunya. Dena Asa baru saja terpilih sebagai Kelian Adat di Klungkung. Kelian adat adalah Ketua adat yang membawahi sekitar 5 Banjar dimana setiap Banjar terdiri dari kurang lebih 500 kepala keluarga. Dirinya dihubungi oleh Adi, Wakil Ketua DPW PSI Bali, yang kebetulan adalah kawan dekatnya. Dena mengakui, begitu diminta oleh Adi untuk bergabung, dirinya tidak bertanya lagi, langsung menyatakan setuju. Itu karena dirinya sudah lama mengenal PSI dari media sosial. Sudah banyak Partai yang mendekatinya, namun Sang Istri tidak pernah memberi restu, entah mengapa untuk PSI, istrinya tidak keberatan. Dena juga mengaku sangat suka dengan Pidato Ketua Umum PSI, Grace Natalie ketika acara KOPDARNAS November yang lalu. Indonesia membutuhkan barisan orang-orang yang menghargai perbedaan dan keragaman. Bali adalah tempat dimana orang-orang datang dari berbagai latar perbedaan. Luar negeri maupun domestik datang ke Bali. Karena PSI mampu mengemas pesan itu dengan baik, maka Dena sebagai Ketua Adat di Klungkung menyatakan dukungan penuh untuk PSI di wilayah adatnya, meski dia ingin agar yang lebih muda dari dirinya bisa menunjukkan militansi, bertemu dengan orang banyak, karena itu akan menguji kemampuan kader PSI untuk membuka ruang politik di Bali.

Kesempatan terakhir di sesi diskusi ini diberikan kepada dua orang yang datang setelah mendaftarkan diri sebagai relawan melalui website psi.id , mereka adalah anak muda dari Denpasar yang tertarik dengan gagasan dan ide PSI, mereka merasa terwakili jiwa dan semangatnya, juga karena PSI menawarkan hal yang sama sekali berbeda dengan partai sebelumnya. Mereka baru pertama kali bertemu dan berkenalan dengan kader dan pengurus PSI, selama ini mereka hanya berinteraksi di media sosial, terutama Facebook. Bagi mereka berdua, ada kebanggaan tersendiri bisa bertemu dengan kawan-kawan muda Denpasar dan Badung yang memiliki kegelisahan dan harapan yang sama. Maya sang Sekertaris DPW PSI Bali adalah perempuan yang menyambut mereka hadir di acara KOPDARDA PSI Denpasar dan Badung.

Di akhir acara, Isyana Bagoes Oka, salah satu Ketua DPP PSI yang juga berdarah Bali, menyatakan kebanggaan dan kegembiraannya pada anak-anak muda Bali. Tidak mudah berbeda pilihan politik di Bali, apalagi partai baru. Tapin justru disitu tantangan terbesarnya. Tidak mungkin membangun sesuatu yang baru dengan cara dan bahan yang lama. Apa yang dibangun oleh PSI tidak akan menemukan jawabannya di Google ataupun di buku teori politik manapun, karena PSI bicara tentang masa depan, yang jika ingin mengetahui pasti maka semua kader PSI haru bekerja keras hari ini, karena tidak seorangpun yang mampu memberi jawaban yang pasti. Isyana menambahkan bahwa yang paling penting dari semuanya adalalah bahwa semua yang datang ke PSI pasti memilkiki kegelisahan yang sama, juga pasti memiliki harapan yang sama untuk Indonesia yang lebih baik. Dengan modal kegelisahan, harapan yang sama, maka tinggal mengerjakan secara bersungguh-sungguh, dibalut dengan rasa solidaritas sama tinggi sama rendah, maka sebuah mimpi bias diwujudkan.

PSI Bali Menyelipkan Doa di Keheningan Pura

Apa yang dicapai oleh DPW Provinsi Bali memang belum sempurna, namun secara kualitatif, ada optimisme yang semerbak bersama dupa dan doa-doa yang mengalun perlahan. Sang pemilik Warung Mina di kawasan Seminyak, ibu yang daritadi hanya menyimak dari jauh anak-anak muda berdiskusi, merasakan politik ternyata adalah hal yang santai, tidak formal dan menyenangkan jika dibangun dengan kesetaraan. Ibu itu secara sadar meminta bergabung untuk foto bersama kader-kader PSI, juga Isyana yang harius segera kembali ken Jakarta karena tugas untuk menyapa wilayah PSI yang lain telah menunggu.

Baik Jimmy sang Ketua DPW, Maya Sang Sekertaris dan Adi Wakil Ketua DPW Bali menyatakan mereka senantiasa berdoa, memanjatkan harapan dan menyandarkan persoalan ketika datang ke Pura. Semoga ini Jalan terbaik buat mereka dan juga bangsa Indonesia. Demi terjaganya keragaman yang menjadi inti dari kehidupan Bangsa Indonesia. DPW Bali menyatakan, akhir bulan Januari, PSI Bali siap untuk diverifikasi sebagai partai politik.

Recommended Posts