Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengapresiasi sikap ketujuh fraksi di Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) pendukung presidential threshold (PT) nol persen. Dari 10 fraksi di DPR, 7 di antaranya menghendaki Pemilu 2019 berlangsung tanpa adanya ambang batas pengajuan calon presiden, atau PT nol persen. Hanya 3 fraksi yang menolak dan menghendaki PT tetap 20 persen, yaitu PDI-P, Golkar, dan NasDem.
“Dengan ditiadakannya ketentuan PT, maka semua partai politik berhak untuk mengajukan pasangan capres, termasuk partai-partai baru,” kata Ketua Umum Partai Solidaritas Indonesia Grace Natalie di Jakarta, Selasa (2/5).
Sejak awal pembahasan RUU Penyelenggaraan Pemilu, PSI dengan tegas menolak adanya syarat PT. “PSI berpegangan pada Putusan Mahkamah Konstitusi bahwa Pemilu 2019 berlangsung serentak, dengan sendirinya PT tidak diperlukan lagi,” kata Grace.
PSI juga menganggap dasar PT 20 persen dalam RUU tidak lagi relevan. “Syarat PT mengacu pada hasil Pemilu Legislatif 2014, padahal dinamika politik jelas sudah berubah, begitu pula dengan proses dan tahapan pemilu Pemilu 2019,” papar Grace.
Banyak kalangan menganggap PT nol persen akan memunculkan terlalu banyak capres. “Memang setiap parpol bisa mengajukan capres masing-masing, tapi dalam praktiknya nanti akan terbentuk koalisi antar-parpol, sehingga mengurangi jumlah capres,” kata Grace.
“Pertimbangannya, tokoh-tokoh yang diajukan mempunyai elektabilitas tinggi, tidak saja berpeluang menang tetapi juga mendongkrak perolehan suara parpol,” jelas Grace. Desain pemilu serentak diperkirakan memberi coat tail effect dan memperkuat sistem presidensial, lanjut Grace.
Kalaupun tidak ada capres yang bisa meraih suara yang cukup besar dan merata, bisa saja digelar putaran kedua. “PSI berharap Komisi Pemilihan Umum dapat merancang teknis pemilu yang lebih sederhana, tidak banyak menghabiskan waktu, tenaga dan biaya, serta mengurangi potensi konflik,” tambah Grace.
“PSI menekankan bahwa substansi pemilu lebih penting, yaitu sebagai sarana untuk menghasilkan calon-calon pemimpin yang berkualitas,” kata Grace. Belakangan nama-nama yang beredar sangat sedikit, padahal banyak tokoh yang punya potensi untuk diajukan sebagai capres, lanjut Grace.
Menurut Grace, dihapuskannya syarat pengajuan capres-cawapres membuat pemilu jadi menarik dan partisipisi politik diharapkan meningkat. “Publik disuguhkan banyak calon bagus, tokoh-tokoh seperti Ridwan Kamil, Risma dan Nurdin Abdullah saya kira layak dicalonkan,” pungkas Grace. (*)
Dewan Pimpinan Pusat
Partai Solidaritas Indonesia
Grace Natalie
Ketua Umum
Raja Juli Antoni
Sekretaris Jenderal