Pidato Ketua Umum DPP PSI dalam acara KOPDAR DPW-PSI Se-Indonesia
Dalam Rangka Verifikasi Internal Kesiapan PSI Menuju Pemilu 2019
28 Mei 2016
Assalamu’alaikum Wr. Wb
Hadirin sekalian yang saya hormati,
Tanggal 16 November tahun yang lalu, tepatnya di Jakarta Convention Center saya pernah menyatakan bahwa “mimpi yang akan menjadi kenyataan adalah mimpi kaum muda yang percaya pada kekuatan dari dalam dirinya sendiri.” Bro dan Sis mimpi hanya bisa menjadi kenyataan jika mimpi itu dipupuk oleh keringat, disemai dengan kesungguhan dan ditegaskan lewat kerja keras. Yang lebih penting adalah bahwa mimpi yang bisa tumbuh dan terwujud adalah mimpi yang perjalanannya dituntun dan dikuatkan oleh restu Ibu Pertiwi.
Bro dan Sis, mimpi yang terus berulang setiap malam, adalah mimpi yang akan menjadi penjaga disaat kita lelap tertidur. Juga merupakan mimpi yang menjadi pengingat betapa mimpi yang paling indah sekalipun tetap akan jadi mimpi, jika kita tidak segera bangkit dipagi hari, bergegas memperbaiki kekurangan hari sebelumnya, lalu menuntaskan apa yang harusnya selesai sebelum matahari terbenam.
Mimpi kita adalah mimpi yang dititipkan oleh jutaan anak muda dan perempuan Indonesia. Mimpi itu yang kita nyatakan sebagai sebuah ikrar dengan nama ‘Pekik Solidaritas dari Jakarta.” Janji kita kepada seluruh Anak Muda dan Perempuan Indonesia, bahwa jika kekuasaan begitu angkuh dan begitu pongah untuk merunduk, untuk sekedar menanyakan kepada kita orang muda dan perempuan, apa sebenarnya yang kita inginkan dan apa sikap kita terhadap masa depan bangsa ini.
Bro dan Sis yang saya banggakan,
16 November tahun yang lalu, kita sedikit gugup dan grogi, ya pasti, karena sebagai anak muda rasanya sangat mudah kita melepas sebuah ikrar. Padahal saat itu kita semua tahu, sebagai bayi politik, tidak seorangpun dari kita yang ppunya pengalaman meloloskan Partai Politik dari nol hingga menjadi kontestan Pemilu. Tapi kita selalu yakin, kita yakin karena kita tidak pernah sendiri, percaya karena ternyata Pekik Solidaritas dari Jakarta itu gemanya disambut gembira oleh segenap anak muda dan perempuan di seluruh Indonesia.
Juga karena kita dibalut dalam sebuah persaudaraan yang kuat utuh dalam solidaritas. Bisa dibayangkan, jika saja kader PSI tidak berpegang pada keteguhan mimpinya, jika gerakan PSI tidak dibangun diatas pondasi ketulusan niat dan kesungguhan kerja, tentulah hari ini kita semua sudah menjadi pecundang dalam sejarah, dan tidak seorangpun pecundang yang akan kembali ke Jakarta untuk memenuhi janjinya.
Bro dan Sis, pekerjaan membangun partai tidak mudah, menjadi semakin tidak gampang ketika harus menghadapi fakta geografis bahwa gugusan teritori kepulauan Indonesia ini membentang sedemikian panjang dan luas, bahkan beberapa diantaranya hanya bisa ditempuh dengan berjalan kaki atau menunggang kuda. Tapi bukankah janji tetaplah janji, bukan saatnya berapologi tentang kesulitan, halangan dan rintangan yang menghadang. Sebab itu sama saja dengan kepengecutan. Bro dan Sis tidak pernah ada tempat bagi pengecut di PSI ini bukan?
Hadirin sekalian yang terhormat,
Kader PSI bukanlah anak muda yang suka ingkar, berjanji lalu lupa. Saya bisa jamin, tidak satupun dari dari kader PSI yang punya niat untuk lari dari gelanggang. Tidak satupun dari kader PSI yang tidak menggulung lengan bajunya ketika persoalan terus menerus datang untuk menguji keberanian dan kesungguhan. Bagi PSI itu sudah menjadi satu nafas antara organisasi, cita-cita dan kerja perjuangan politik PSI.
Itu karena struktur PSI dibangun oleh anak-anak muda yang sadar, mengerti bahwa inilah saat dimana kata ‘Solidaritas’ harus diuji sebagai sebuah gagasan politik anak muda. Inilah waktunya melatih diri, menjadi pribadi yang konsekuen, ulet dan tabah dalam menghadapi persoalan. Ini adalah saat dimana kita harus melatih diri untuk menjadi Politisi Baru. Politisi yang Pikiran, Niat, Perkataan dan Tindakannya berada dalam satu lintasan garis lurus.
Bro dan Sis yang telah kembali berkumpul di Jakarta,
Hari ini kita berkumpul kembali untuk menepati janji, hadir untuk memeriksa dan menguji kembali, apakah tujuan kita masih tujuan yang sama seperti yang kita janjikan pada 16 November yang lalu. Kita hadir kembali untuk merajut dan meneguhkan kembali niat awal membangun PSI sehingga kemurnia cita-cita tetap berada dalam orbit kebajikan. Bro dan Sis hadir dari 34 Provinsi agar Dewan Pimpinan Pusat PSI bisa menagih langsung komitmen moral dan adminitrasi yang sudah Bro dan Sis janjikan.
Kehadiran Bro dan Sis, tentu tidak adil jika hanya memenuhi janji, tapi Bro dan Sis hadir juga untuk mengkonfirmasi langsung kepada DPP PSI, apakah Grace, Toni, Isyana, Novarini, Lila, Mayang, Danik, Chandra dan Bro Sumardy, yang dulu memasang senyum termanisnya ketika mengajak Bro dan Sis semua bergabung ke PSI. Masih didalam frekuensi dan resonansi politik yang sama dengan sebelumnya? Apakah Grace Natalie yang dulu dipercaya sebagai Ketua Umum, masih merupakan pribadi yang sama dan utuh sebagaimana Grace yang saat ini berdiri dihadapan Bro dan Sis?
Bro dan Sis kita sudah menyatakan, bahwa PSI adalah partai yang egaliter kita semua setara di PSI. Bro dan Sis datang jauh-jauh dari seluruh pelosok tanah air, pastikan apakah DPP telah menjalankan tugas dan porsi kerja yang dibebankan kepadanya atau malah sekarang mulai mencoba ikut-ikutan terjerumus menjadi ELIT PUSAT BARU yang memperlakukan Pengurus Wilayahnya tidak lebih dari selembar kertas suara yang hanya berharga saat voting terjadi. Lalu diakhir cerita membuat PSI terjerembab didalam kubangan politik yang sama dengan pendahulunya. Sekali lagi, Pastikan Bro dan Sis, jangan pulang sebelum kita saling memastikan dan saling memeriksa barisan kita.
Hadirin, Bro dan Sis yang saya muliakan,
Hari ini, sudah enam bulan berlalu, tanpa terasa kita telah berada ditapal batas antara mimpi dan kenyataan. Ijinkan saya sebagai Ketua Umum PSI menyampaikan rasa hormat dan penghargaan setinggi-tingginya kepada seluruh kader PSI terutama yang berada di 7000 lebih Kecamatan seluruh Indonesia. Juga kepada seluruh pengurus PSI di 570 Kabupaten/kota dan tentu yang hadir disini Pengurus PSI dari 34 Provinsi. Sungguh mimpi besar ini, mimpi membawa gelombang kesadaran baru, kegembiraan politik baru, mimpi besar itu, tidak lama lagi akan menjadi kenyataan.
Mimpi Indonesia masa depan yang dititipkan oleh anak muda dan perempuan seluruh Indonesia kini sudah kita siapkan dengan rapih dan dalam waktu dekat akan kita antarkan ke Kementerian Hukum dan HAM Republik Indonesia. Bro dan Sis kita bukan hanya sekedar mendaftarkan tumpukan kertas dan dokumen, tapi lebih besar lagi adalah kita mengantarkan sebuah dokumen sejarah yang akan dicatat dalam lembaran Negara, bahwa pernah ada masa dimana sebuah partai politik baru didirikan ditengah hampir semua orang telah muak dengan kata partai politik. Karena kita percaya, intan tetaplah dengan kemuliaannya meski dia terbenam berabad lamanya dalam kubangan lumpur.
Bro dan Sis, seluruh anak muda dan perempuan Indonesia.
Sekali lagi kepada kalian PSI persembahkan kerja keras ini. Kabarkan pada segenap generasi muda dan perempuan bangsa ini, bahwa PSI sudah siap sebagai gerakan politik untuk memenangkan cita-cita mereka. Kabarkan pada bangsa ini, bahwa PSI bukanlah sekelompok anak muda cengeng yang hanya bisa menunggu dan merengek kekuasaan jatuh dari langit. Kita juga bukanlah perempuan yang hanya bisa ameratap dan meringkuk sementara seluruh kekuasaan dan kekerasan dijatuhkan diatas tubuh yang kehilangan kedaulatan.
Ini niat Bro dan Sis, ini prinsip, ini perjuangan, ini darah, ini janji kita Bro and Sis sekalian. Bahwa PSI hadir untuk anak muda yang selama ini dianggap apatis terhadap politik, PSI datang untuk mengabarkan kepada perempuan Indonesia, berhenti berharap afirmasi 30% bisa dipenuhi dengan sistem yang ada hari ini. Ayo ini PSI, yang meski tidak memiliki darah biru politik, meski tidak memiliki kecerdasan membolak-balik kata, tapi PSI serius dan sangat serius untuk menentukan nasib kita sendiri. Sebagaimana the founding fathers kita percaya bahwa hanya dengan kekuatan sendiri, maka pintu gerbang kemerdekaan Indonesia bisa kita dirikan.
Bro dan Sis yang saya banggakan,
Tugas kita, tugas PSI, tugas seluruh anak muda dan perempuan Indonesia untuk membangun rumah Indonesia masa depan. Gerbang sudah dibangun, jembatan emas sudah terbentang, kini rumah yang hampir saja dirobohkan oleh korupsi dan intoleransi ini harus segera kita pugar. Salah satu yang bisa memugar dan mengembalikan kebahagiaan rakyat Indonesia adalah dengan menghadirkan kembali pengurus rumah yang becus dan terpecaya. Kekuasaan atas pengaturan rumah harus berada ditangan partai politik yang bersih dan terpercaya.
Sebuah partai yang harus memiliki kemampuan manajemen dan inovasi yang terkemuka dan transparan. PSI hadir untuk tugas itu Bro dan Sis, PSI menolak untuk berada dalam antrian yang dibangun dalam sebuah sistem yang korup. Karena PSI sangat percaya bahwa kekuasaan bukanlah musim yang ditunggu atau tidak pasti akan datang seiring bergantinya waktu. Kita meyakini bahwa politik bukanlah barang warisan turun temurun yang hanya dikuasai segelintir orang berdasarkan kekerabatan dan hubungan darah, lalu karenanya politik bisa diwariskan dan dibagi berdasarkan wasiat dan kemurahan hati.
Kekuasaan bukanlah sebuah hadiah yang mengharuskan kita menengadahkan tangan menunggu kebaikan hati generasi sebelumnya, lalu melewatkan banyak kesempatan dalam kepura-puraan demi memastikan kemapanan hidup dimasa mendatang. PSI sekali lagi tidak dibangun untuk menjadi seperti itu, PSI hadir bahkan untuk menolak dan melawan logika kusut seperti itu. PSI memang merah, PSI adalah sebuah cerita baru. Bunga mawar PSI tumbuh bersama sejarah dan restu alam. Meski tidak diberi air, meski lahan tumbuhnya dihimpit, meski benihnya dibenturkan dengan karang yang keras, sekuntum mawar yang telah ditakdirkan tumbuh, akan tetap tumbuh. Karena Mawar PSI tidak tumbuh dan mekar untuk kebahagiaan dan harapan baru, bagi mereka yang masih berani bermimpi tentang kemajuan, kesejatian dan kemurnian hidup bersama sebagai satu bangsa.
Bro dan Sis, beberapa hari ke depan ketika PSI secara resmi akan kita daftarkan, inilah hari yang dijanjikan, hari dimana Trilogi PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman dan Mengukuhkan Solidaritas, bukan lagi hanya sekedar slogan kosong, bukan juga jargon yang tercetak diatas spanduk dan kaos. Hari itu Trilogi PSI akan menjadi sebentuk tuntutan, cita-cita, kenyataan dan gerakan politik baru yang diarak diatas bahu jutaan generasi baru. Generasi Milenial, generasi yang tidak dihendaki tumbuh, generasi yang hampir saja kehilangan masa depannya karena kemajuan teknologi berlari terlalu kencang, sementara pembangunan demokrasi berjalan lamban dan tersendat.
Bro dan Sis dan rakyat Indonesia yang kami banggakan!
PSI adalah partai milenial, partai dengan cerita baru, Bahasa baru, alat poltik baru. PSI hadir sebagai kendaraan kekinian, yang kompatibel dengan kemajuan jaman, signalnya kuat hingga mampu menggapai seluruh anak bangsa, dan kecepatan gerak PSI haruslah mampu melesatkan bangsa ini ke masa depan yang lebih baik. Meninggalkan kubangan politik yang menjerat kaki-kaki kemajuan, partai yang menolak nalar yang masih terperangkap dalam logika perang dingin, perang suku, perang agama. Bagi PSI kebahagiaan, kedaulatan, kemerdekaan, kesetaraan adalah hal yang lebih penting untuk diperdebatkan dan dikerjakan.
Kita menolak kaki kita ditarik oleh sejarah masa lalu, kita adalah generasi melek baca, kita adalah generasi yang mampu bersikap obyektif dengan perbedaan, bahkan kami terbiasa hidup dalam perbedaan yang ekstrim. Tapi PSI adalah generasi yang menolak ketika kekerasan dan senjata dijadikan Jalan keluar. Kami adalah generasi yang bisa Move On, jangan paksa kami percaya pada narasi lama yang diceritakan dengan cara yang sama dengan yang dulu. Karena gadget dalam genggaman kami, meski kecil tapi menyajikan kebenaran dan kekeliruaan dengan cara yang mudah dipahami.
Bro dan Sis, Rakyat Indonesia yang saya cintai!
Kami mohonkan restu bagi perjuangan kami, dukung kami dengan kritik yang paling keras, bantu kami dengan restu pada anak-anak kalian. Percayalah kami tidak ingin kekuasaan yang berada dimenara gading, kami mungkin tidak akan bisa memberikan sembako yang banyak, kami tidak bisa memainkan politik uang, tidak mampu untuk menyapa kalian melalui iklan di Koran, Televisi atau Spanduk yang bertebaran. PSI datang untuk mengetuk hati rakyat Indonesia, yang kami mohonkan hanya restu, selebihnya biarkan kami urus dengan kekuatan kami sendiri.
Bro dan Sis, demikian saya akhiri pidato politik ini, dengan segala kerendahan hati kami mohonkan doa dan Bersama PSI kita bangun masa depan kita sendiri, Masa depan Anak Muda Kreatif, Masa depan Perempuan yang setara dengan laki-laki, masa depan Indonesia Merdeka!
PSI: Menebar Kebajikan, Merawat Keragaman, Mengukuhkan Solidaritas
Wassalamu Alaikum Wr. Wb.