Politik Orang Muda

Rubrik Opini – Koran Solidaritas Edisi IV, Oktober 2015

Oleh: Anzi Matta
Illustrator dan Penulis
Mahasiswi

 

“Sail on, sail on
O mighty Ship of State!
To the Shores of Need
Past the Reefs of Greed
Through the Squalls of Hate
Sail on, sail on, sail on, sail on.”

— Democracy, Leonard Cohen

Suara berat Leonard Cohen selalu membuat terngiang-ngiang dalam benak saya. Saya dapat menikmati tiap lagu Cohen dan mendengarkan Democracy dan membuat saya berpikir kembali “bagaimana kita membicarakan politik”. Apakah politik anak-anak muda masih menjadi perbincangan yang sexy?

Saat pertama kali menyebut “politik”, ada sebuah momok yang selalu diartikan sebagai sesuatu yang negatif, membosankan, dan tidak begitu penting bagi kehidupan individu-individu. Terkadang politik juga selalu diartikan hanya dua opsi: sayap kiri atau sayap kanan—sama halnya seperti kita membicarakan PKI dan hanya membaginya pada dua opsi: pro-PKI atau anti-PKI. Banyak pula yang hanya mengartikan bahwa dunia hanya ada hitam dan putih saja dan dikotomi oleh itu saja.

Sesungguhnya apapun yang kita lakukan adalah kegiatan berpolitik. Politik tidak hanya terjadi dalam kenegaraan saja, tetapi sehari-hari. Ketika anda menimbang apakah anda harus bersekolah di sekolah A atau sekolah B dan kemudian menjelaskan kepada orang tua anda  mengenai pilihan yang anda putuskan, hal tersebut adalah kegiatan berpolitik. Kita cenderung tidak menyadari bagaimana kehadiran politik mengubah kita, bagaimana mengubah keadaan. Politik tidak selalu berarti buruk karena perebutan kekuasaan. Ada sesuatu yang lebih daripada itu.

Politik sendiri terbagi menjadi dua: high politics dan low politics. Pengertian “high” dan “low” politik menunjukkan bahwa low politics diartikan sebagai nomor dua setelah high politics. High politics adalah kegiatan politik yang berhubungan dengan keamanan nasional, internasional, dan kurang lebih berhubungan dengan kenegaraan. Sementara low politics adalah sesuatu hal yag tidak begitu vital atau tidak dianggap begitu penting. Penting di sini merujuk kepada hal yang dampaknya dirasakan langsung. Biasanya isu-isu sosial termasuk dari low politics.

Pembicaraan mengenai politik bukan seharusnya menjadi sesuatu yang dihindari. Politik itu pembicaraan yang sexy dan harusnya anak-anak muda berpartisipasi untuk itu. Dalam Republic oleh Plato digambarkan kurang lebih bahwa politik adalah bentuk peraturan untuk menciptakan keteraturan. Keteraturan berarti dapat menciptakan keadilan. Plato meyakini bahwa negara sebagai eudaimonia, a good life, kehidupan yang baik. Kehidupan yang baik bisa merujuk kepada hidup dengan kehormatan, kebahagiaan, kebijaksanaan, dan yang terpenting adalah “keadilan”. Plato juga meyakini bahwa tujuan dari Negara adalah untuk membawa masyarakat dalam kehidupan yang lebih baik. Isu-isu seperti perlindungan properti, kebebasan, dan stabilitas masyarakat.  Seperti dalam metafora Ship of State (Bahasa Indonesia: Kapal Negara) mengibaratkan pemerintahan kenegaraan sebagai sebuah kapal angkatan laut dengan menjelaskan mengenai demokrasi, dimana pada akhirnya pada kapal itu dipilih seorang filsuf untuk menjadi kapten dari kapal. Saya tidak selalu setuju mengenai metafora dan prinsip kenegaraan Plato, tetapi apa yang berusaha ia sampaikan bahwa politik adalah bagian dari kehidupan kita sehari-hari.

Anak-anak muda perlu memahami bahwa setiap hari kita bersinggungan dengan politik. Anak-anak muda sendiri sebenarnya cukup memahami bahwa apa yang mereka lakukan adalah suatu kegiatan politik. Entah secara langsung ataupun tidak mereka sudah mengimplementasikan konsep-konsep politik.

Kita berada di suatu zaman di mana lagi urusan politik dianggap tidak begitu penting atau justru menjadi penting. Ketika politik menjadi kepentingan tertentu,  sekadar menjadi the interest theory, maka politik kita tidak akan pernah berjalan dengan baik, atau justru malah menjadikan masyarakat dalam kerugian.

Dalam menyelesaikan permasalahan-permasalahan sosial diperlukan politik. Untuk mendapatkan kekuatan dalam rangka memperoleh keadilan dibutuhkan dukungan-dukungan setiap masyarakat dan individu-individu. Politik adalah sebuah seni, cara berpikir, dan kumpulan ide-ide masyarakat, ide-ide individu-individu dalam perubahan. Politik juga dapat diartikan sebagai kekuasaan. Dahl, dalam Modern Political Analysis, menyatakan bahwa: “sistem politik sebagai suatu pola dari hubungan-hubungan manusia secara tepat yang melibatkan pada pengawasan, pengaruh, kekuasaan, atau kewenangan” (Dahl, 1984, p.9-10)

Anak-anak muda dapat bergerak lebih cepat dan memberikan perubahan asal ada sebuah keyakinan dan kesempatan. Jangan sampai juga pembahasan politik berhenti hanya pada pilihan-pilihan yang dikotomi. Politik orang muda perlu untuk menyampaikan kritik-kritik yang imanen terhadap relevansi perkembangan zaman. Saya pikir ini adalah kesempatan untuk anak-anak muda. Perkembangan teknologi, perkembangan zaman yang begitu pesat dan akses informasi yang begitu dahsyat seharusnya dapat memberikan alternatif baru yang bermanfaat bagi masyarakat dan individu-individu.   

 

Recommended Posts