Partai Solidaritas Indonesia (PSI) mengapresiasi bantuan pemerintah kepada pesantren dalam bentuk anggaran Rp 2,6 triliun dalam rangka beradaptasi dengan era kebiasaan baru akibat Covid-19.
“Pesantren adalah salah satu modal kultural di Tanah Air sejak ratusan tahun lalu. Kami berharap pemerintah memberikan perhatian serius mengingat santri adalah modal kultural yang kuat dalam pembangunan ideologi kebangsaan kita di tengah gempuran ideologi transnasional yang semakin marak,” kata Juru Bicara PSI, Nanang Priyo Utomo, Sabtu 24 Oktober 2020.
Peran pesantren, lanjut Nanang, terhadap kehidupan sosial, budaya, dan ekonomi tidak bisa diabaikan. Keberadaannya telah menghasilkan sangat banyak pemimpin formal dan informal di Indonesia.
Pandemi saat ini juga berdampak buruk terhadap keberlanjutan pesantren. Banyak pesantren yang kemudian terbebani terutama dari segi biaya operasional dan langkah melakukan adaptasi terhadap kehidupan “New Normal.”
“Keberadaan pesantren sebagai tempat pendidikan yang dekat dan mudah diakses rakyat membutuhkan dukungan di masa sulit ini, terutama terkait dana operasional,” lanjut Nanang.
PSI berharap jika pendemi COVID 19 sudah mereda alokasi dana untuk pesantren tersebut tetap dialokasikan untuk santri. Alokasi dana dapat direlokasikan untuk biaya operasional seperti pembelian kitab dan subsidi biaya makan.
Seperti diberitakan, Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati mengatakan, pemerintah menyiapkan Rp 2,6 triliun yang akan disalurkan ke pesantren dan lembaga pendidikan keagamaan.
Bantuan Rp 2,38 triliun akan digunakan untuk membantu operasional pesantren. Juga lembaga pendidikan keagamaan mulai jenjang Madrasah Diniyah Takmiliyah sampai lembaga pendidikan Al-Quran.
Kemudian ada bantuan pembelajaran secara daring bagi pesantren selama tiga bulan Rp 211,7 miliar. Nilai bantuan mengikuti klasifikasi besaran pesantren.