Partai Solidaritas Indonesia (PSI) melalui Ketua DPP PSI Cheryl Tanzil mengutuk keras pelecehan seksual yang menimpa jurnalis perempuan dalam peliputan Rakernas Partai Ummat.
“Pelaku berbuat di tengah keramaian orang banyak. Ini kan gila. Berarti ga takut. Merasa perbuatannya normal-normal saja melecehkan perempuan, pegang-pegang.”
Menurut Cheryl, ini terjadi karena budaya Patriarki atau sebuah tatanan sosial dimana laki-laki dianggap lebih tinggi daripada perempuan. Laki-laki ditempatkan sebagai pemimpin, penguasa dan titik pusat.
Perempuan hanya dianggap objek, yang posisinya lebih rendah daripada laki-laki, jadi pantas untuk dilecehkan. Apa pun yang menimpa perempuan, adalah salah perempuan itu sendiri.
“Sebenarnya pelecehan seksual pada jurnalis perempuan banyak sekali terjadi. Ada ratusan, cek aja data AJI. Bagus saat ini sudah ada UU Tindak Pidana Kekerasan Seksual. Korban harus bersuara dan Dewan Pers harus mengawal ini,” tambah Cheryl.
Terkait banyaknya kekerasan seksual pada jurnalis perempuan dalam menjalankan tugas, Cheryl mengajak media berkomitmen menciptakan ruang aman bagi jurnalis perempuan. Media tidak boleh memberi toleransi pada tindakan kekerasan seksual dalam lingkup kerja perempuan.
Cheryl juga mengajak sesama politisi dan tokoh-tokoh nasional untuk bersuara lantang mengutuk kekerasan seksual dan jangan mengeluarkan statement yang merendahkan perempuan.