Pandangan Giring dan Tompi soal Ekonomi Kreatif

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) menggelar seminar dengan tajuk “The Mighty Generations: The Future in Your Hands” di Hotel Akmani Jakarta, Minggu (17/12). Acara ini dijadikan momentum untuk berbagi wawasan tentang industri kreatif.

Pembicara yang dihadirkan dalam seminar ini, antara lain Co-founder Jakcloth, Andro Rohmana Putra, Co-Founder KokBisa, Gerald Bastian, musisi Giring Nidji, Founder Qlue Rama Raditya, hingga penyanyi dan dokter bedah, Tompi.

Ketua Umum PSI, Grace Natalie, mengatakan, inti acara ini adalah empowerment dengan isu kekinian untuk melihat peluang-peluang baru.

“Betapa beruntungnya generasi sekarang dengan kehadiran teknologi informasi, khususnya internet. Dulu orang-orang tua kita jika mau membangun usaha transportasi, harus punya kendaraan sendiri. Biayanya mahal,” kata Grace.

Sekarang ini, lanjut Grace, dengan kecanggihan internet, dunia ikut berubah. “Kita banyak dimudahkan. Ilmu ada semua di sana. Tinggal kita mencarinya,” ujar Grace.

Sementara itu, Giring menyatakan, dirinya sangat beruntung bisa berpartisipasi di acara ini. “Terima kasih PSI yang sudah bikin acara keren ini,” kata vokalis Nidji itu.

Giring sendiri membawakan materi tentang digitalisasi dan streaming music. “Ini adalah titik cerah baru industri musik. Why should buy if you can rent? Beda dengan dulu,” kata Giring.

Menurutnya, untuk konteks Indonesia, belum bisa jadi penghasilan utama karena jangkauan artisnya belum seluas artis luar negeri. “Ya, tapi bisa buat tambahan penghasilan di masa tua kalau lagu kita masih didengarkan orang,” tambahnya.

Sementara itu, Tompi berbicara soal dirinya yang multi-profesi. Selain sebagai penyanyi dan dokter bedah, dirinya saat ini juga menekuni pekerjaan sebagai videografer. “Saya punya production house,” kata putra Aceh tersebut.

Menurut Tompi, dari pagi sampai sore, dirinya berada di klinik bedah. Setelah sore, memotret, syuting, atau rapat urusan production house.

“Banyak yang bertanya, kok bisa melakukan banyak hal? Saat mengerjakan hal yang disukai, kita tidak akan merasa lelah. Kalau bekerja dengan passion, yang kayaknya mustahil ternyata bisa dilakukan,” ujar Tompi.

Sumber

Recommended Posts