Ngobrol Solidaritas Dari Anak Muda Untuk Sumut

Partai Solidaritas Indonesia (PSI) akan mengadakan diskusi bernuansa ngobrol solidaritas yang bertajuk “Dari Anak Muda Untuk Sumut”, Kamis (3/8/2017). Kegiatan yang melibatkan pemilih muda ini akan menggagas politik bersih, terbuka, dan berintegritas. Ketua DPW PSI Sumut, Fuad Ginting mengatakan kegiatan ini juga bertujuan untuk menentukan masa depan daerah ini.

“Kontestasi pemilihan kepala daerah seringkali terlewatkan begitu saja oleh anak muda, karena mereka tidak merasakan efek dari Pilkada. Bahkan kepala daerah yang terpilih justru terlibat korupsi. Untuk itu, PSI berinisiasi menjaring keterlibatan mereka untuk menentukan masa depan,” katanya kepada wartawan, Minggu (30/7/2017) pukul 16.00 wib.

Fuad mengatakan, gejala apatisme terlihat dari tingginya angka golput pada Pilgubsu tahun 2013 yang mencapai 63,38% dan Pilkada Medan 2010 sebesar 63,67%. Sedangkan pada Pilkada Medan 2015 angka golput mencapai 74,44%.

Dia menyebut, tingginya angka golput ini tidak dapat kita lepaskan dari kasus-kasus korupsi kepala daerah yang terjadi pada periode sebelumnya.

“Akumulasi kekecewaan ini menimbulkan ketidakpercayaan pada institusi pemerintahan dan mekanisme Pilkada yang tidak dapat menjamin terpilihnya pemimpin terbaik untuk daerahnya,” ujarnya.

Pilgubsu 2018 tepat setahun lagi, tahapan-tahapan prosedural telah dimulai. Namun kali ini yang terlihat bukan publik yang tidak antusias, namun tokoh-tokoh dan partai politik tampaknya sangat berhati-hati mengusung nama untuk menjadi jagoan. Fuad melihat hal ini pertanda Sumut kekurangan figur yang bersih dan berintegritas atau tingkat apatisme masyarakat semakin tinggi.

“Sudah saatnya anak-anak muda mengambil peran untuk merintis budaya politik baru yang bersih dan berintegritas,” tegasnya.

Membaca gejala tersebut, DPW PSI Sumut ingin menjadi bagian dalam proses politik tersebut melalui diskusi publik. Tsamara Amany sebagai Ketua DPP PSI, Dimas Oky Nugroho, PhD dari Kantor Staf Presiden, Ade Sandrawati Purba sebagai aktifis Pergerakan Indonesia (PI) dan Faisal Andri Mahrawa sebaai akademisi FISIP USU dan Evi Yunita Kurniaty sebagai moderator.
Fuad menjelaskan, walaupun belum ada calon Gubsu yang diusung parpol, namun PSI memang belum melihat figur yang dipercaya bisa mewakili kepentingan pemuda ataupun perempuan. Acara dialog yang digagas PSI Sumut ini bertujuan untuk memecah kebuntuan itu, menawarkan perspektif anak muda tentang politik, khususnya kepemimpinan sumut ke depan.

“Kita harapkan dalam proses pencalonan nanti partai politik bisa melihat urgensi ini. Jika tidak, kontestasi pilgubsu terancam akan sama seperti pilkada sebelumnya yang sepi pemilih,” ujarnya. (Nando)

Sumber: Patrolinews

Recommended Posts