Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) terus menghadapi berbagai masalah yang rentan membuat perpecahan bangsa. Hal itu terjadi akibat perbedaan pandangan, seperti adanya pihak yang menghendaki mengganti Pancasila dan radikalisme.
Namun, katanya, saat ini diperlukan narasi baru mengenai Pancasila yang menggambarkan keteladanan dan memuat solusi-solusi terhadap problem yang dihadapi bangsa ini.
“Kita tahu Pancasila itu penting, tapi kan pernah juga dipergunakan oleh rezim Orde Lama dan Orde Baru untuk merefresif masyarakat. Oleh sebab itu perlu narasi baru apa yang disebut dengan Pancasila dan apa yang kita sebut dengan nasionalisme yang bisa ditawarkan kepada generasi muda sebagai anak-anak milenial yang menggambarkan keteladanan dan di situ sekaligus ada solusi-solusi terhadap problem-problem yang riil dihadapi,” kata politisi muda yang meraih gelar PhD dari School of Political Science and International Studies, the University of Queensland, Australia itu.
Ditambahkan, “Harus di-background kembali Pancasila itu apa, yang solutif yang lawan intoleransi dan lawan korupsi”.