Mereka bukan pengangguran. Orang-orang ini masih bekerja, tapi hasil kerjanya bahkan tidak cukup untuk keluarganya sekedar makan tiga kali sehari tanpa bantuan, apalagi mengontrak kamar untuk berteduh.
Pembatasan aktivitas ekonomi selama pandemi perlahan membunuh mereka.
Pejuang-pejuang humanitarian yang geram melihat kematian Covid-19 hanya dianggap sebagai angka statistik tanpa wajah, tolong kenali juga saudara-saudara kita ini. Mereka juga punya wajah, punya nama, punya saudara.