Politisi milenial Tsamara Amany hari ini , Kamis, 26 Oktober 2017, resmi mendaftarkan diri sebagai calon anggota legislatif (caleg) DPR RI dari Partai Solidaritas Indonesia untuk Pemilu Legislatif 2019.
Di sela-sela pendaftaran, Ketua Umum PSI, Grace Natalie menilai Tsamara yang baru berusia 21 tahun adalah sosok luar biasa.
“Dia suka ribut tapi ributnya untuk kepentingan rakyat banyak,” kata Grace yang disambut senyum malu-malu Tsamara Amany di kantor PSI di jalan Wahid Hasyim, Jakarta Pusat.
“Tsamara suka keributan tapi keributan yang menyuarakan keadilan. Melawan korupsi dan anti intoleransi. Saya kagum dengan keberaniannya. Tsamara makin semangat ketika ada yang ingin membungkam dia. Saya salut dengan Tsamara, dia punya visi politik yang sangat jelas. Cita-citanya ingin jadi Gubernur DKI. Bayangkan, sejak muda sudah berpikir dan bergerak untuk kebaikan republik ini. Sedangkan, banyak anak muda lain menganggap politik itu berada di luar planet bumi,” kata Grace Natalie yang mantan presenter berita di sebuah televisi swasta.
Tsama sendiri mengatakan ingin mengabdikan diri untuk warga Indonesia. Jika kelak terpilih ke Senayan, Tsamara akan memperjuangkan Undang-Undang E-Budgeting yang mengatur tentang proses perencanaan anggaran secara online agar tidak ada celah untuk korupsi sejak dari tahapan perencanaan.
“Ada kebahagiaan ketika kita bermanfaat bagi orang lain. Ada dua nilai di PSI, yaitu anti korupsi dan anti intoleransi. Dua nilai ini saya tidak mau hanya berkoar-koar saja. Saya harus bergerak. Saya mohon doa kepada masyarakat. Terima kasih sudah diantar dengan salawat. Semoga ada berkah, dan tak lupa ada restu dari orangtua. Tanpa restu orangtua, jalan akan terasa berat,” ungkap Tsamara di Kantor DPP PSI.
Di tempat yang sama, Tsamara juga mendeklarasikan gerakan Solidaritas Kaum Muda Melawan Korupsi (SIKAP). SIKAP merupakan sayap gerakan PSI yang mengajak anak-anak muda berjuang memerangi korupsi.
Usai mendaftar sebagai caleg PSI, Tsamara terlibat diskusi tentang anak muda dan gerakan antikorupsi. Hadir di sana beberapa tokoh antikorupsi, Emerson Yuntho (ICW) dan Ismi Damayanti (Perwakilan Suara Pemuda Anti Korupsi (SPEAK). Diskusi itu dimoderatori oleh Saidiman.
Menurut aktivis ICW Emerson Yuntho, Indonesia kesulitan memberantas korupsi lantaran sudah menjadi penyakit figur publik. Entah itu di partai politik, maupun figur publik Negara.
“Melawan korupsi masih sekadar slogan dan pencitraan. Pergerakannya masih lambat. Kalau tidak ada KPK kita bisa menjadi negara paling korup. Tak ada obat yang jitu untuk memberantas korupsi. Sistem juga mendukung korupsi masih merajalela” kata Emerson.
Emerson juga mengingatkan Tsamara, jika kelak terpilih menjadi figur negara, jangan membuat kebijakan yang merugikan negara dan melanggar undang-undang.
“Sebelum masuk ke parlemen, perlu ada pemahaman serius tentang apa itu korupsi, dan pendidikan anti korupsi. Totalitas buat rakyat bukan sekadar totalitas di partai politik, ini penting untuk generasi muda zaman sekarang yang tertarik masuk ke dunia politik” tegas Emerson.
Ismi Damayanti dari Perwakilan Suara Pemuda Anti Korupsi (SPEAK), menceritakan bagaimana susahnya membawa dan mengkampanyekan isu anti korupsi. SPEAK berusaha menjelaskan isu anti korupsi bisa ramah di kalangan anak-anak muda. SPEAK melakukan workshop ke sekolah dan kampus untuk kampanye anti korupsi.
“Saat SPEAK terjuan ke kampus dan beberapa sekolah, ada skeptis dan apatis. Mereka menganggap itu urusannya orang-orang politik dan hukum, tapi kami mencoba mengingatkan anak-anak muda dari hal-hal kecil, seperti jangan menyuap ketika ditilang, melaporkan pelanggaran publik di sekitar kita, dan lain-lain. Saat yang kecil tidak ditolerir, ketika mereka ke dunia yang lebih tinggi berkarir di DPR, birokrasi, dan sebagainya, mereka bisa akan memiliki dan menjaga integritas, tidak akan korup” ungkap Ismi.
Menurut Ismi, sebagai generasi baru Indonesia lembaganya berjanji bersama membangun indonesia bersih dari korupsi.
Dalam diskusi itu, Tsamara yang disebut-sebut sebagai juru bicara generasi milenial mengatakan, 32 persen kader-kader parpol korupsi. Persepsi itu ada, dibuktikan dengan fakta. Karena itu penting bagi anak muda mendukung gerakan korupsi. Karena korupsi sudah masuk ke sendi-sendir negara kita.
“Kita, anak milenial, adalah orang-orang yang tumbuh di era reformasi, sama dengan KPK yang lahir di era reformasi. Nah, ketika ada yang mau membubarkan KPK, jelas itu pengkhianatan cita-cita reformasi dan berkhianta terhadap cita-cita anak muda. Pencegahan korupsi itu tugas semua, bukan saja KPK, tugas kita generasi muda. Kenapa saya ingin memperjuangkan Undang-Undang E-Budgeting, karena tranparansi anggaran sangat segera dibutuhkan negara ini” ungkap Tsamara.
Tsamara mengajak semua pihak membantu KPK dengan menciptakan sistem untuk mencegah korupsi.
“Kita harus menguatkan solidaritas bersama kaum muda melawan korupsi. Korupsi melanggar setiap sila dalam Pancasila kita. Maka hari ini saya dan kita bersama di sini mendeklarasikan gerakan bersama Solidaritas Kaum Muda Lawan Korupsi” tegas Tsamara.
Solidaritas Kaum Muda Lawan Korupsi (SIKAP) ini akan mengunjungi setiap komunitas, kampus, dan kampung mengunjungi rakyat Indonesia untuk menjelaskan bahaya korupsi. Menurut Tsamara, gerakan ini tidak boleh musiman, selalu bergerak.
“Kita, progresif, muda, anti korupsi dan anti intoleransi,” kata Tsamara.