Banyak hal menarik pada Ramadan tahun ini. Salah satu yang paling berkesan dan membahagiakan untuk kita dengar adalah disahkannya UU TPKS (Undang-undang Tindak Pidana Kekerasan Seksual) pada 12 April lalu. Momentum ini pun terjadi menjelang hari Kartini. Sungguh perpaduan yang indah dan menarik.
Peristiwa besar disahkannya UU TPKS tersebut pun, seolah seperti mengulangi lagi energi yang sama saat terjadinya Proklamasi Kemerdekaan Indonesia 17 Agustus 1945, yang terjadi di bulan Ramadan pula. Bukan sesuatu yang berlebihan, jika lahirnya produk kebijakan hukum tersebut disambut tangis bahagia bagi banyak pihak. Sebab, memang sungguh-sungguh merupakan bentuk terbukanya gerbang kemerdekaan bagi perempuan.
Rasisme Racun Demokrasi
Selain kebahagiaan bagi kaum Perempuan, sayangnya peristiwa kurang mengenakkan harus dialami salah satu mantan kader perempuan terbaik kami, Sis Tsam. Saya prihatin dan mengecam keras ucapan rasis yang ditujukan seorang netizen kepada Tsamara Amany setelah keluar dari PSI. Sebab rasisme, adalah racun yang sebenar-benarnya bagi demokrasi.
Serangan semacam itu harus dihentikan karena sangat tidak sehat, merusak kehidupan sosial, menjadi racun buat demokrasi. PSI sejak awal menentang keras rasisme dan diskriminasi.
Setiap orang boleh berdebat sekeras-sekerasnya di ruang publik. Asalkan menurutnya tak menebar kebencian terkait asal-asul suku, ras, dan antargolongan (SARA). Bahkan, kebebasan berpendapat telah diatur pula dalam hukum dan perundangan.
Perilaku semacam itu hanya akan memperkeras polarisasi di masyarakat, memperlebar jurang pemisah, dan menutup pintu dialog.
Tidak bisa tidak. Kita mesti bersama-sama bersatu, bersolidaritas melawan segala bentuk rasisme dan diskriminasi.
Tetap Mengawal Uang Rakyat di DKI
Kehadiran Bapak Presiden Indonesia kita tercinta, Bapak Ir. H. Joko Widodo meninjau sirkuit Formula E di Jakarta bersama Gubernur DKI Jakarta dijadikan isu seolah-olah perhelatan tersebut telah sempurna. Ini sungguh keliru. Sebab, tinjauan Presiden Jokowi ke tempat perhelatan tersebut juga sebagai persiapan menuju hari H. Keliru, jika menafsirkannya sebagai buah kesuksesan, yang sesungguhnya belum benar-benar kita lihat dan rasakan.
Aleg kami, Ketua Fraksi PSI DPRD DKI, Anggara Wicitra Sastroamidjojo, tetap teguh mengawal uang rakyat pada perhelatan Formula E di Jakarta. Dana fantastis yang digelontorkan bukan main-main. Perhelatan ini bukan hanya menjadi persoalan DKI semata, namun juga kelak akan menjadi sorotan wajah Indonesia di mata dunia.
Kegigihan Bro Ara mengawal uang rakyat, sungguh meneguhkan cita-cita PSI, selain sebagai Partai Anti Intoleransi juga terutama sebagai Partai Anti Korupsi.
Bravo, Bro dan Sis yang berjuang di bidangnya masing-masing.
Salam Solidaritas!
Harapan Saya
Kita sudah memasuki tahun ketiga menjalankan bulan Ramadhan di tengah pandemic Covid-19, yang jelas harapan saya, meskipun akhirnya kita dipertemukan lagi dengan sanak saudara, masyarakat harus tetap menjaga protokol kesehatan. Jika tidak, kasus covid nya bisa bertambah lagi seperti tahun lalu.
Harapan saya juga untuk Ramadhan tahun ini, kita perbanyak lagi silahturahmi. Karena tantangan kita terhadap masa depan bangsa ini sudah cukup tinggi, apalagi polarisasi juga sudah cukup menajam, jadi menurut saya gunakanlah Ramadhan ini untuk menjadi momen silahturahmi kebangsaan untuk Indonesia kedepannya.